Selasa, 28 Februari 2012

DONGKELAN

Mendandani Bonsai, Meraih Rupiah


Bonsai merupakan salah satu komoditas tanaman yang tak pernah mati. Tanaman unik ini selalu menjadi buruan dan harganya relatif bertahan tinggi meski harga komoditas tanaman lain lebih sering naik turun seiring musim. Keindahan bonsai tak lepas dari peran para seniman pembentuk yang biasa disebut juga trainer.
Dalam seni keindahan bonsai, para trainer bonsai ibaratnya pemain di belakang layar. Dalam kontes-kontes bonsai, nama mereka sama sekali tak disebut sekali pun bonsai hasil karyanya menang. Yang maju ke depan lebih banyak para pemilik bonsai indah itu.


Tapi, di antara para pecinta bonsai, para trainer ini sudah tak asing lagi. Bahkan, profesi ini menjadi rebutan. Jumlah nya tak banyak, membuat para kolektor dan penjual bonsai biasanya rela mengeluarkan uang tidak sedikit buat mendatangkan trainer ini.
Salah satu trainer bonsai adalah Suharno. Omo, begitu ia biasa disapa, adalah salah satu trainer bonsai di Indramayu. Para pemilik bonsai di sekitar Indramayu Cirebon pasti mengenal Omo. Soalnya, sejak tahun 90-an, ia sudah bergelut di bidang ini.
Omo belajar tentang merawat bonsai secara otodidak. "Awalnya, saya tertarik cuma tertarik. Lama kelamaan belajar serius," katanya. Selain bermodal suka, menjadi perawat bonsai butuh ketelatenan sekaligus insting seni. "Pekerjaan ini rumit juga," tambahnya.
Jika semua bekal itu sudah dikuasai, dengan gunting khusus, kawat aneka ukuran, dan pisau di tangan, Omo bisa menyulap tanaman biasa jadi berkelas.

Dalam sehari, rata-rata Ono menggarap tiga bonsai. "Tapi, juga tergantung tingkat kesulitannya," katanya. la mendapat panggilan merawat bekal bonsai sampai bonsai dewasa dari para kolektor dan pedagang tanaman hias.
Dalam sehari, Omo bisa mendapat bayaran setidaknya Rp 250.000, sebagai ganti jasa merawat bonsai. "Standar masing-masing trainer berbeda, tergantung pengalaman dan jam terbang," katanya merendah.
Di Surabaya, ada Sutomo atau biasa dipanggil Tomo. Tomo mulai menggeluti dunia trainer bonsai sejak tahun 1988. Berbekal latihan dan berkali-kali gagal, Tomo kini sudah menjadi salah satu trainer bonsai langganan para kolektor bonsai di Jawa Timur sampai Bali. "Di Jawa timur, yang benar-benar ahli mungkin cuma belasan," katanya.
Pertama kali Tomo mengikuti kontes pada tahun 1995. Menang di kontes itu, namanya mulai diperhitungan dan ia kebanjiran pesanan. Prestasi demi prestasi diraihnya. Terakhir, tahun 2007, tujuh buah bonsai karya Tomo mendapat tempat di ASPAC, pameran bonsai tingkat Asia Pasific di Bali.
Soal berapa bayaran jasanya, Tomo enggan bicara. Tapi, ia memilih bayaran per hari. "Soalnya, ada juga model borongan," katanya. Bukan berarti pekerjaan ini tak ada risiko. "Saya pernah melakukan kesalahan," kata Tomo. Belajar dari kesalahan itu, ia menjadi lebih telaten dan halus memperlakukan bonsai. (Kontan/Meifita Dian Handayani)
Sumber : http://www.kompas.com

Senin, 27 Februari 2012

KACA MATA UNGU


ZHANG  DA    KISAH ANAK TELADAN


Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “Perbuatan Luar Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China.
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.
Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.
Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.

Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui.
Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.

Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya.

Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. Zhang Da merawat Papanya yang sakit sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya.

Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Zhang Da menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli.

Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi / suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa mampu, ia nekat untuk menyuntik papanya sendiri. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah terampil dan ahli menyuntik.

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa acara (MC) bertanya kepadanya,

"Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu? Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah?

Besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir.

Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!"

Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, "Sebut saja, mereka bisa membantumu."

 

Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar ia pun menjawab,

"Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah!"

Semua yang hadir pun spontan menitikkan air mata karena terharu. Tidak ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya?

Mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit? Mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, pasti semua akan membantunya.

Mungkin apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku mau Mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
Kisah di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah.

Zhang Da boleh dibilang langka karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya.

Sumber. http://www.ikadanewsonline.com/2011/06/zhang-da-kisah-anak-teladan-dari-negeri.html

Senin, 20 Februari 2012

DONGKELAN


AGAR  SANTIGI  BERBUNGA  TERUS



Santigi dapat dibudidayakan dengan berbagai macam cara yang salah satunya adalah dengan pembenihan dari biji santigi. Santigi hasil budidaya ternyata dapat tumbuh dan berkembang dengan cukup baik hingga dalam waktu beberapa tahun sudah mencapai besar batang tertentu hingga layak untuk dijadikan bonsai ukuran sedang, kecil maupun mamme/sangat kecil. Besar kecilnya ukuran bonsai sebenarnya bukan suatu permasalahan karena nilai lebih bonsai adalah pada bentuk dan karakter yang mampu ditampilkan oleh penghobinya.




Di alam biasanya santigi berbunga setahun sekali sehingga penyebaran tanaman ini menjadi relatif tidak begitu pesat. Santigi kira-kira berbunga di bulan-bulan April hingga Juli. Bunga yang sudah tua akan menghasilkan biji yang akan secara alami jatuh ke media di bawahnya. Bila beruntung maka biji itu akan tumbuh bersemi menjadi santigi baru pada sekitar bulan September. Bila mengharapkan cara perkembangiakan Santigi secara alami dengan biji seperti itu, tentu budidaya santigi juga akan kurang maksimal sehingga perlu dilakukan upaya-upaya rekayasa botani sehingga perkembangbiakannya dapat dikendalikan sesuai keinginan kita.

Seorang sahabat dari Pati Jawa Tengah, Gion telah melakukan serangkaian ujicoba budidaya Santigi dengan cukup berhasil. Ia mampu menemukan cara untuk membuat indukan Santigi berbungan terus sepanjang tahun untuk menghasilkan benih santigi dengan cara generatif biji. Batang santigi yang memiliki banyak ranting dan perdaunan yang subur dikupas kulit serta dibersihkan kambiumnya (seperti mau mencangkok). Batang yang telah bersih dari kulit dan kambium ini dibiarkan terus terbuka dan kering. Indukan Santigi ditempatkan di lokasi yang memperoleh sinar matahari, angin yang cukup banyak dan sistem drainase yang baik pula. Kemudian indukan secara rutin diberi pupuk NPK dan TSP yang sangat dibutuhkan oleh indukan Santigi untuk menghasilkan bunga dan buah. Kandungan unsur P (Phospat) merupakan unsur hara yang dibutuhkan untuk proses menghasilkan bunga dan biji. Alhasil, indukan-indukan santigi ini akan tumbuh sehat, berbunga dan menghasilkan biji terus sepanjang tahun. Indukan Santigi yang diproses untuk menghasilkan biji guna budidaya memiliki batang yang tidak cepat besar/relatif tetap karena sari makanan hasil fotosintesa tidak digunakan untuk menebalkan lapisan kayu akan tetapi difokuskan untuk menghasilkan bunga.


Selamat mencoba dan bersenang-senang dengan hobi baru budi daya Santigi.




Sumber : Aksisain.org






Minggu, 19 Februari 2012

DONGKELAN

CARA MERAWAT BONSAI DALAM RUMAH

Merawat pohon bonsai indoor atau yang diletakkan di dalam rumah bermanfaat terutama jika Anda ingin menambahkan kesan natural di dalam rumah.
Bonsai membutuhkan perhatian dan perawatan agar dapat tumbuh indah dan sempurna. Tapi bukan berarti merawat bonsai adalah sesuatu yang sulit.
Berikut adalah beberapa tips mudah untuk merawat bonsai Anda:
Meskipun hendak meletakkan bonsai di dalam rumah, dianjurkan untuk sesekali membawa bonsai keluar rumah agar terkena sinar matahari langsung.


Sisihkan jadwal harian misalnya di pagi hari agar bonsai mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup.
Jangan terlalu lama ‘menjemur’ bonsai. Cukup lakukan beberapa jam saja. Terlalu banyak terkena sinar matahari justru akan membuat daun bonsai menjadi kering dan merusak akar.
Bonsai indoor paling baik ditanam dalam pot. Pot bisa diganti setahun sekali. Saat mengganti pot pangkas akar yang terlalu panjang. Ini akan merapikan akar sekaligus memberi kesempatan akar baru untuk tumbuh.
Saat mengganti pot, Anda mungkin harus mencari pot baru yang berukuran lebih besar. Jenis bonsai tertentu mempunyai tingkat pertumbuhan cukup pesat. Gunakan pot yang memang dikhususkan untuk bonsai.
Apakah Anda belum mengetahui jenis bonsai yang Anda miliki?
Jika belum, mengidentifikasi jenis tanaman bonsai akan penting untuk untuk mengetahui karakteristiknya. Informasi yang cukup akan memudahkan dalam merawat tanaman bonsai Anda.
Selain itu, penting pula untuk memiliki alat berkebun yang memadai. Bonsai perlu dipangkas dari waktu ke waktu untuk mempertahankan keindahannya.

Penting pula untuk memeriksa jenis tanah serta pupuk yang digunakan. Pupuk bisa digunakan sebulan sekali untuk menjaga kesehatan tanaman.
Bonsai harus disiram dalam jumlah yang cukup, tapi jangan terlalu banyak. Pastikan pot memiliki lubang untuk membuang sisa air. Terlalu banyak air akan mengakibatkan tumbuhnya jamur dan membuat akar busuk.
Jika memiliki hewan peliharaaan, letakkan bonsai di tempat yang aman agar tidak dirusak oleh anjing atau kucing Anda.
Serangga bisa pula menyebabkan kerusakan pada bonsai indoor. Pastiikan untuk mengawasi kehadiran serangga di sekitar bonsai Anda.

Sumber : Oketip.com

WORO WORO 4

PAMERAN  BONSAI  DI  BEKASI


Rabu, 15 Februari 2012

DONGKELAN

A R A B I K A

Tumbuhan Arabika atau Acacia nilotica yang mempunyai synonim Acacia arabica auct. Mult non wildenow, Acacia arabica (Lam) Willd termasuk ke dalam famili Leguminosae, sub famili Mimosaeidae. Acacia nilotica berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 20 meter dan ranting berwarna gelap, dari lurus berwarna keputih–putihan, tajam panjang di atas 3 cm pada pohon muda dan pohon tua umumnya tidak berduri. Daun bersirip biasanya terdiri dari 3–12 pasang anak daun 10–30 pasang, lincar oblong dan panjang daun ± 0,4 cm, bunga kuning cerah, buah berwarna abu–abu, tebal, lurus atau bengkok ramping, panjang 10–15 cm dengan lekukan di antara biji–bijian, lunak pada waktu masih muda dan menjadi hitam dan keras setelah tua, berakar tunjang dan jalar.


Acacia nilotica mempunyai sifat selalu hijau, kayunya sangat kuat dan keras, melebihi kekerasan kayu jati. Secara umum tanaman ini cocok untuk reklamasi daerah kering dan menambah kesuburan tanah karena memiliki bintil–bintil rhizobium pada perakarannya. Rhizobium tersebut dapat berfungsi sebagai penambat unsur hara nitrogen. Sifat penting lainnya yng dimiliki oleh tumbuhan ini adalah pada bagian gubal, kayu dan polongnya menghasilkan zat tannin yang cukup tinggi antara 12 %-19 %. Zat tannin ini dapat dimanfaatkan dalam farmasi atau industri printing. Namun produksi zat tannin tersebut jika tidak dimanfaatkan secara baik dapat meresap ke dalam tanah dan mengalami proses hidrolisis yang menghasilkan asam gallic dan egallic yang merupakan senyawa allelopati. Dalam bidang pertanian, tanin yang terkandung pada Acacia nilotica dapat dijadikan alternatif untuk membasmi gulma karena mempunyai kemampuan untuk menghambat perkecambahan, menghambat pertumbuhan bakteri pengikat N, dan nitrifikasi serta menghambat pertumbuhan tanaman. Jika tanin ini bisa digunakan maka ini merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi di bidang pertanian.


Acacia nilotica mulai berbunga ± 1 bulan setelah turun hujan pertama, 2 bulan kemudian musim berbuah dan 5 bulan kemudian musim biji, produksi biji rata–rata per pohon adalah 5137 biji. Acacia nilotica merupakan salah satu jenis tumbuhan yang tahan api, oleh karena itu sering dimanfaatkan/ditanam sebagai sekat bakar. Acacia nilotica dapat tumbuh pada ketinggian di atas 500 meter pada suhu yang ekstrim, ia dapat tumbuh dan bertahan hidup pada daerah yang sangat kering dan daerah yang biasatergenang banjir serta pada berbagai jenis tanah. Manfaat yang diambil dari Acacia nilotica adalah sebagai kayu bakar, pakan ternak, diambil tannin dan getahnya serta untuk peternakan lebah. Getahnya dapat digunakan dalam industri korek api, tinta cat dan konveksi. Kayunya selain sebagai kayu bakar juga baik untuk dibuat arang.

Sumber : http://www.aksisain.org/

Selasa, 14 Februari 2012

WORO WORO 3

 *** GEBYAR PAMERAN BONSAI PULAU BINTAN ( KEPRI ) ***
*** BINTAN ISLAND BONSAI EXHIBITION ***

come, see and join in bonsai exhibition of Bintan Island-Riau ( near Singapore ) on March 23 - April 1, 2012
( saksikan, kunjungi dan silakan berpartisipasi dalam rangka hajatan besar pameran bonsai PPBI cabang Tanjungpinang - Kepri yg Insya Alloh akan diselenggarakan pada tgl 23 Maret - 1 April 2012.
Informasi detail :
Pak Barce 083183245678, Pak Ibay 085355771774, Pak Sony 081364400046 )


Pulau Bintan, di mana itu?
Pertanyaan ini mungkin agak menggelikan mengingat Pulau Bintan adalah salah satu pulau indah di Nusantara. Tapi nyatanya memang begitu. Banyak orang, bahkan di kota besar seperti Jakarta, tak tahu di mana Pulau Bintan.
Pulau Bintan berada di antara pulau-pulau yang masuk wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Kalau Anda kenal Pulau Batam, maka Pulau Bintan bisa dikatakan bertetangga dengan pulau yang kini menjadi kawasan industri itu. Tak hanya dengan Batam, Pulau Bintan pun tak begitu jauh dari negeri jiran, Singapura.
Menggunakan kapal feri, perjalanan dari Dermaga Telaga Punggur, Pulau Batam, ke Bandar Bentan Telani di Pulau Bintan hanya memakan waktu 45 menit. Sedangkan dari Terminal Feri Tanah Merah di Singapura, butuh waktu sekitar 55 menit untuk mencapai pulau ini.
Dekat dengan Batam dan Singapura memang menjadi daya tarik tersendiri dari pulau ini. Tapi sejatinya, pulau ini sendiri memiliki banyak daya pikat. Keindahan alam, salah satunya. Kemilau pasir putih, birunya air laut, dan rimbunnya pepohonan, merupakan perpaduan yang membuat Pulau Bintan begitu cantik.
Kehadiran Pulau Bintan sebagai salah satu ikon pariwisata di Indonesia memang muncul belum lama. Sebelumnya, pemerintah lebih fokus untuk mengembangkan Pulau Batam sebagai sebuah kawasan Industri. Barulah pada 1991, pesona dan potensi wisata pulau yang terletak di bagian barat Pulau Batam ini mulai terkuak. Bekerja sama dengan pemerintah Singapura, pemerintah Indonesia membangun sebuah kawasan wisata khusus yang berstandar internasional. Pada 1996, kawasan wisata ini pun secara resmi dibuka. Bintan Resorts, demikian namanya.

Anda yang suka atau ingin bertualang di bawah air, juga akan terpuaskan. Di kawasan wisata ini, Anda bisa menikmati keindahan bawah laut lewat diving maupun snorkelling. Selain itu, para wisatawan juga bisa menikmati asyiknya bermain banana boating, parasailing, windsurfing, juga kayaking.
Bahkan Anda yang hobi memancing pun, Bintan Resorts menyediakan fasilitas untuk itu, termasuk menjalin kerja sama dengan para nelayan tradisional setempat. Berkat kerja sama itu, mereka yang hobi memancing bisa belajar cara-cara menangkap ikan secara tradisional.
Untuk Anda yang hobi menjelajah alam, Bintan Resorts juga menyediakan fasilitas untuk menyalurkan hobi itu lewat mountain bike ataupun tracking ke Gunung Bintang. Berada pada ketinggian sekitar 340 meter, mata Anda akan leluasa memandang kecantikan Pulau Bintan, yang setiap tahunnya dikunjungi tak kurang 350 ribu wisatawan. Memang, sebagian besar yang datang bukanlah wisatawan domestik, melainkan turis mancanegara, seperti Singapura, Korea Selatan, dan Jepang.
Tak hanya keindahan alam. Pulau Bintan juga memiliki kekayaan hayati yang layak dibanggakan. Sebagai pulau yang berada di daerah tropis, Pulau Bintan memiliki ekosistem yang unik dengan beragam flora dan fauna. Kera, katak, berbagai jenis ular, kunang-kunang, kadal, dan beragam jenis burung hidup dengan nyaman di pulau ini.
Belum lagi pejelajahan di hutan mangrove di Sungai Sebung yang dulu sempat rusak. Di sepanjang Sungai Sebung Ini kita akan menjumpai beragam jenis hutan mangrove yang tergolong unik seperti Pencil Roots Avioennia, Stilt Roots Rhizopora, Knee Roots Bruguiera, dan Ribbon Roots Xylocarpus. Dalam tur di hutan mangrove ini, wisatawan bisa melihat secara langsung habitat hewan-hewan liar yang hidup di dalamnya.
Semoga informasi ini membantu para pebonsai yang akan ke pulau Bintan.

Senin, 13 Februari 2012

WORO WORO 2

KONTES & PAMERAN BONSAI
Dari Kita Untuk Kita Semua
14 April s/d 23 April 2012

PPBI Cabang Sidoarjo bekerjasama dengan Bonsai School Center dan Green & Grow Nursery, menyelenggarakan :
A. Kontes Bonsai Kelas Bintang PPBI
B. Pameran Bonsai dengan Klasifikasi :
     - Panorama
     - On The Rock
     - Clump
     - Raft
     - Bunjin
     - Wind Swept

C. Pameran Suiseki
D. Pameran Lukisan





Kelas Bintang PPBI
Biaya Pendaftaran :
- Mame, Small______Rp 200.000,-
- Medium__________Rp 300.000,-
- Large____________Rp 400.000,-
- Extra Large_______Rp 500.000,-

Suiseki
Biaya Pendaftaran ________Rp 100.000,-


Kelas Bonsai School Centre
Biaya Pendaftaran :
- Mame, Small_______Rp 100.000,-
- Medium___________Rp150.000,-
- Large, Extra Large__Rp 200.000,-

Booklet Bonsai School Centre
Biaya Pendaftaran :
Per foto / per halaman______Rp 250.000,-
Bursa Pameran
14 Stand Bursa VIP (luas 4 x 5 m)
Biaya Pendaftaran ________Rp 1.500.000,-

NB : Karena Keterbatasan kuota Pameran & Booklet dimohon
        untuk mendaftarkan bonsainya ke panitia paling lambat
        28 Pebruari 2012

Jadwal Kegiatan :
11-12 April 2012 (09.00-21.00 WIB)____Penerimaan Pohon Kontes & Suiseki
13 April 2012_______________________Penjurian
14 April 2012 (10.00 WIB – selesai)_____Rapat Dewan Juri
14 April 2012 (18.00 WIB – selesai)_____Pembukaan
15 April 2012 (10.00 WIB – selesai)_____Penyegaran Juri
21-22 April 2012 (10.00 WIB – selesai)__Penataran Calon Juri


Contact Person :Untuk Pendaftaran Kontes & Booklet :
- Agung/Ony__081 330 201 553
- Ari_________081 552 882 03
- Fifi_________081 833 5257
Untuk Pendaftaran Bursa :
- Beny Dewo__081 550 23 500



Diselenggarakan Oleh :
PPBI
Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia CABANG SIDOARJO

Bonsai Training School
Jl. Raya Prapen 22 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Telp. 031 8493630-31, 031 8418890
Fax. 031 8493639, 031 8415545

WORO WORO 1


KONTES TINGKAT MUDA
ERICA BONSAI CUP I - 2012
KELOMPOK BURSA BONSAI ERICA ,
JL. HANJAWAR PACET - SUKANAGALIH, CIPANAS - CIANJUR



PERSYARATAN KONTES BONSAI

- Anggota PPBI dan masyarakat umum.
- Sanggup menjaga ketertiban dan keamanan saat kontes berlangsung.
- Bonsai kontes, belum pernah mengikuti kontes tingkat Regional, Madya dan Utama
- Pengambilan bonsai dilakukan setelah acara penutupan berlangsung.
- Setiap peserta dikenakan biaya sebagai berikut :


1. Mame                            Rp. 25.000
2. Small                             Rp. 35.000
3. Medium                         Rp. 50.000
4. Large/Extra Large          Rp. 65.000
5. Prospek < 40cm            Rp. 25.000
6. Prospek > 40cm            Rp. 40.000

TEMPAT PENYELENGGARAAN

Kelompok Bursa Bonsai Erica - Sukanagalih
Jl. hanjawar Pacet -Sukanagalih - Cipanas
Cianjur - Jawa Barat

ACARA KONTES

1. Loading bonsai
    Jumat - Sabtu, 2 - 3 Maret 2012, Pukul 08.00 - 21.00 wib
2. Penjurian
    Minggu, 4 maret 2012, Pukul 08.00 s/d 12.00 wib
3. Pembagian Door price (TV, DVD Player, Peralatan Bonsai dll)
4. Pembagian Piala dan Piagam
    a. Peringkat 1 Umum (the best in show)
       - Piala Bergilir
       - Piala tetap
       - Piagam
   b. Peringkat 2 Umum
       - Piala tetap
       - Piagam
c. Peringkat 3 Umum
      - Piala tetap
      - Piagam
d. Pemenang Bendera
     - Piagam
5. Penutupan dan Pengambilan Bonsai Peserta

INFO / KONFIRMASI

APEP - 0878 2001 7272
MURSYID - 0852 1046 2765
MUKTI - 0817 215 052

Minggu, 12 Februari 2012

DONGKELAN


SUCIPTO, SUKSES BANTING SETIR,
KE BISNIS BONSAI







Berbekal pengalaman secara otodidak dan tekad yang bulat untuk menekuni budidaya bonsai, Sucipto (40) warga Desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget, akhirnya banting setir betul dari seorang supir truck menjadi pebisnis bonsai yang bisa dibilang sukses.

Bahkan, setiap kontes bonsai ditingkat lokal, regional hingga nasional, pria yang biasa dipanggil Cipto ini tidak pernah ketinggalan untuk ikut. Meskipun tempatnya jauh, dan harus mengeluarkan dana tidak sedikit, namun harapan untuk meraup hasil lebih besar tidak pernah menyurutkan niatnya untuk berkiprah.

“Sebab, melalui kegiatan kontes itulah, para penjual, pembeli dan pencinta bonsai datang berkunjung kesana. Dan, jika tertarik dengan jenis bonsai, mereka tidak segan-segan untuk menawar dengan harga tinggi,”ujarnya.
Cipto menjelaskan, awal keinginan untuk terjun di dunia bonsai, yakni berangkat dari beberapa pengalaman yang dimiliki sejak tahun 1989 lalu. Karena seringnya melakukan pengiriman berbagai jenis bonsai keberbagai daerah, dan tempat-tempat kontes bonsai di Madura hingga ke Jakarta.

Akhirrnya, pada tahun 2005 dia mencoba membudidaya bonsai, meskipun tidak banyak, namun betul-betul merawatnya dengan sebaik mungkin. Dan sejak itu pula, Cipto selalu mencoba untuk mengikuti bursa penjualan di berbagai kontes dan pameran.

Bahkan, setelah merasa faham betul dalam perawatan bonsai dari kelas menengah sampai yang berkwalitas, Cipto betul-betul meninggalkan profesinya sebagai sopir truck dan menggeluti dunia estetika perawatan bonsai dengan total.

 

Saat ini pria berkumis lebat ini lebih memilih jenis pohon santegi, dan cemara udang, karena dianggap paling mudah merawat dan pemeliharaannya. Sedang jenis yang lainnya relative sedikit. Dengan harga bervariasi antara Rp. 1 juta hingga Rp. 50 juta.

“Saya berharap bisnis bonsai kedepan terus berkembang, karena bonsai selain mempunyai daya estetika juga sebagai jalur bisnis kontemporer,“pungkasnya.


Kamis, 09 Februari 2012

DONGKELAN

BUMIAJI  BATU PENGHASIL  BONSAI  YANG  DI  EXPORT

Wilayah Kecamatan Bumiaji cukup terkenal dengan hasil pertaniannya, mulai dari sayur mayur, apel, hingga tanaman bunga hiasnya.

Seperti yang ada di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, para petani di sana membudidayakan tanaman hias bonsai. Bahkan, produksi bonsai Bumiaji kini banyak yang diekspor hingga ke Eropa.

”Ada 60 sampai 70 petani bonsai di wilayah Bumiaji. Kita membuat sebuah Paguyupan Petani Bonsai. Di antara anggota paguyupan ada yang bertindak sebagai marketing. Salah satunya menjual bonsai ke Perancis, Belanda, Jerman dan Italia,” ujar Hartono,35, salah seorang petani bonsai di Desa Bulukerto.

Diterangkan, penjualan bonsai memang tidak seperti penjualan bunga antorium yang pernah booming di era tahun 2007-an lalu. Penjualan tanaman bonsai tergolong stabil. Artinya tidak sampai turun drastis maupun naik tajam.
Stabilnya harga bonsai dipengaruhi beberapa faktor. Antara lain karena tidak semua orang suka dengan tanaman bonsai. Biasanya yang sering membeli bonsai adalah para kolektor tanaman saja. Keberadaan tanaman bonsai di rumah seseorang sama halnya dengan sebuah lukisan. Hanya orang tertentu saja yang bisa menikmati keindahan dan eksotisnya tanaman yang dikerdilkan itu.
Menurut Hartono, hampir semua jenis tanaman yang memiliki kambium bisa dikerdilkan. Jenis tanaman yang biasa dibonsai yaitu keluarga tanaman olmos, lada-lada, serisa, sisir, fixes/beringin, ipik dan aneka jenis cemara. Mahal dan tidaknya harga bonsai, kata Hartono, tidak hanya dipengaruhi besar kecilnya batang pohon yang ditanam di dalam pot. Ada unsur lain yang membuat tanaman bonsai mahal yakni keserasian dan keseimbangan tanaman dengan media potnya. ”Walaupun tinggi tanamannya hanya 15 centimeter, kalau bentuk pohonnya serasi dengan daunnya dan seimbang dengan potnya, harganya bisa sampai Rp500.000-Rp1 juta per pohonnya,” jelasnya.

 


Menariknya, Paguyupan Petani Bonsai Kecamatan Bumiaji sudah sepakat untuk tidak mengambil bibit bonsai dari hutan. Karena hal itu dianggap bisa merusak lingkungan. Semua jenis tanaman yang dibonsai diperoleh dari hasil pembibitan sendiri atau membeli dari luar Kota Batu.

”Salah satu keahlian petani bunga dan bonsai Bumiaji adalah mampu membuat bibit sendiri. Caranya kalau tidak dicangkok, ya distek. Pokoknya kita punya prinsip semua jenis tanaman, terutama untuk jenis bonsai harus bisa kita buat bibit sendiri di halaman rumah agar tidak merusak lingkungan,” jelas Hartono sambil tersenyum.

Ditambahkan, jenis bonsai yang dijual ke daratan Eropa ada berbagai macam. Mulai dari cemara, olmos, lada-lada dan serisa. Biasanya, bonsai yang akan dikirim ke luar negeri lebih dulu ditawarkan lewat internet kepada calon pembelinya.
Hampir setiap hari, Hartono bersama para petani bonsai lainnya membuat bonsai di halaman rumahnya. Karena kalau sehari saja tidak membuat bonsai, berarti tidak menghasilkan uang. ”Misalkan saja hari ini kita membuat bonsai dari pohon cemara maka menjualnya bukan tahun depan. Bisa jadi dua tahun lagi karena kita masih harus membimbing batang dengan kawat agar bisa tumbuh serasi dan unik. Jadinya setiap hari harus tetap memroduksi bonsai,” ungkapnya.

Baginya, keistimewaan pekerjaan yang digelutinya yaitu melatih untuk selalu bersabar. Karena setiap tanaman yang akan dibonsai punya persoalan yang selalu beda. Umumnya, para petani bonsai orangnya pendiam tapi memiliki naluri seni yang tinggi.
”Bonsai itu unik. Setiap lekukan batangnya mengandung nilai seni. Apalagi kalau dikaitan dengan budaya China. Mulai daun, ranting sampai batangnya memiliki makna sendiri-sendiri,” pungkas Hartono yang tampak puas menggeluti pekerjaannya.
Sumber : sindonews.com

KACA MATA UNGU

BOB SADINO





















Inilah alasan mengapa orang bodoh bisa lebih sukses daripada orang pintar atau dengan kata lain mengapa orang pintar bisa mengalami kegagalan.

Terlalu Banyak Ide

Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya.

Miskin Keberanian untuk memulai

Orang “bodoh”biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh”sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar”telalu banyak pertimbangan.

Telalu Pandai Menganalisis

Sebagian besar orang “pintar”sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh”tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

Ingin Cepat Sukses

Orang”Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil. Maka banyak orang “bodoh” lebih sabar, tekun, atau ulet.

Tidak Berani Mimpi Besar

Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh”tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi

Orang “Pintar”menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.

Berpikir Negatif Sebelum Memulai

Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis

Maunya Dikerjakan Sendiri

Orang “Pintar”berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan

Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.

Tidak Fokus

Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh”tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.

Tidak Peduli Konsumen

Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang”bodoh”?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

Abaikan Kualitas

Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sedangkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu

Tidak Tuntas
Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh”mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

Tidak Tahu Pioritas

Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh”? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas

Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas

Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

Mencampur adukan Keuangan

Seorang “pintar” berperilaku bodoh dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

Mudah Menyerah

Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.


Tidak usah berencana karena sebagian besar kenyataan tidak akan berjalan sesuai rencana, tidak usah berharap karena harapan akan pupus, tidak usah punya tujuan karena hanya akan membatasi diri kita'...

***Bob Sadino***

Minggu, 05 Februari 2012

UNJUG HEPI


KONTES TINGKAT MUDA
ERICA BONSAI CUP I - 2012
KELOMPOK BURSA BONSAI ERICA ,
JL. HANJAWAR PACET - SUKANAGALIH, CIPANAS - CIANJUR

PERSYARATAN KONTES BONSAI

- Anggota PPBI dan masyarakat umum.
- Sanggup menjaga ketertiban dan keamanan saat kontes berlangsung.
- Bonsai kontes, belum pernah mengikuti kontes tingkat Regional, Madya dan Utama
- Pengambilan bonsai dilakukan setelah acara penutupan berlangsung.
- Setiap peserta dikenakan biaya sebagai berikut :


1. Mame                            Rp. 25.000
2. Small                             Rp. 35.000
3. Medium                         Rp. 50.000
4. Large/Extra Large          Rp. 65.000
5. Prospek < 40cm            Rp. 25.000
6. Prospek > 40cm            Rp. 40.000

TEMPAT PENYELENGGARAAN

Kelompok Bursa Bonsai Erica - Sukanagalih
Jl. hanjawar Pacet -Sukanagalih - Cipanas
Cianjur - Jawa Barat

ACARA KONTES

1. Loading bonsai
    Jumat - Sabtu, 2 - 3 Maret 2012, Pukul 08.00 - 21.00 wib
2. Penjurian
    Minggu, 4 maret 2012, Pukul 08.00 s/d 12.00 wib
3. Pembagian Door price (TV, DVD Player, Peralatan Bonsai dll)
4. Pembagian Piala dan Piagam
    a. Peringkat 1 Umum (the best in show)
       - Piala Bergilir
       - Piala tetap
       - Piagam
   b. Peringkat 2 Umum
       - Piala tetap
       - Piagam
c. Peringkat 3 Umum
      - Piala tetap
      - Piagam
d. Pemenang Bendera
     - Piagam
5. Penutupan dan Pengambilan Bonsai Peserta

INFO / KONFIRMASI

APEP - 0878 2001 7272
MURSYID - 0852 1046 2765
MUKTI - 0817 215 052

Rabu, 01 Februari 2012

KACAMATA UNGU

Bai Fang Li

Tukang Becak Penyumbang Ratusan Juta untuk Yatim Piatu


NAMANYA BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Dipojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong.Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Bai Fang Li mulai menyumbang yayasan itu ketika usianya menginjak 74 tahun. Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana. “Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya….” jawab anak itu. “Orang tuamu dimana…?” tanya Bai Fang Li.

“Saya tidak tahu…., ayah ibu saya pemulung…. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil…” sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm… tapi masih cukup bagus… gumannya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya

“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini…,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Bai Fang Li memulai menyumbang yayasan itu pada tahun 1986. Ia tak pernah menuntut apa-apa dari yayasan tersebut. Ia tak tahu pula siapa saja anak yang mendapatkan manfaat dari uang sumbangannya

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan……” katanya dengan sendu. Semua guru di sekolah itu menangis…….

Bai Fang Li wafat pada usia 91 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin. 
( Sumber : journalbali.com )