Sabtu, 31 Agustus 2013

KENIKMATAN PENGGEMAR BONSAI

KONTROL TERHADAP BONSAI


Ketika bonsai mulai pada masa perawatan, biasanya kita memanggil yang nama "Trainer" atau biasanya dikenal dengan nama "Peranting" untuk merawat bonsai yang kita punyai. Kadang-kadang setelah diadakan perantingan atau penggantian bentuk model bonsai bahkan penggantian media, membuat bonsai kita drop atau mati cabang, bahkan bisa mati semua, ...... itu wassalam namanya. 

Untuk para pemula atau yang belum tahu tentang ilmu bonsai, harus tahu sebelum atau sedang mendalami sebuah seni tanaman bonsai, sehingga trainer yang kita panggil sesuai dengan harapan kita. 

Bagaimana cara mendalami sebuah seni tanaman bonsai ? 

Biasanya yang kita lakukan adalah harus mengetahui ilmu tanaman itu sendiri atau hortikultura. Harus tahu juga struktur dan sifat tanaman yang akan kita ambil sebagai tanaman bonsai. Apakah tanaman tersebut membutuhkan air banyak, atau membutuhkan sinar matahari banyak dan bahkan apakah tanaman tersebut membutuhkan pupuk yang banyak atau sedikit. Semua perlu kita ketahui. Karena tanaman bonsai itu sendiri, kita yang tahu persis sebagai pemilik. Jika tidak tahu hanya sekedar penikmat saja, disarankan cukup bermain ke tempat temen yang punya bonsai atau menghadiri pameran bonsai.  

Secara sederhana kita harus bisa mengetahui tentang sifat-sifat tanaman, dan untuk itu maka disarankan mempunyai beberapa saja tanaman bonsai dari jenis yang sama. Agar penguasaan terhadap sifat-sifat tanaman, banyak kita ketahui. Jika menilik dari seorang pakar bonsai di daerah Malang, kita hanya perlu mempunyai kurang lebih 10 tanaman saja, jika dirawat sendiri. Awal inilah yang mungkin kita bisa mengusai sebuah sifat-sifat dan struktur dari sebuah tanaman yang akan menjadi bonsai. Setelah kita kuasai satu tanaman, baru kita bisa melangkah ke tanaman berikutnya.

Temen-temen pentraining tanaman bonsai juga banyak membantu. Tetapi kalau kita sebagai pemilik tanaman bonsai harus tetap kontrol, jangan dilepas begitu saja, karena penguasaan tanaman terletak pada pemilik tanaman itu sendiri. Karena ada sentuhan romantis antara tanaman dan pemilik jika kita sudah menyatukan pikirian kita pada alam tanaman. Dimana tanaman itu membutuhkan sesuatu, kita seakan-akan sudah tahu. Tapi hal ini sulit terjadi jika kita tidak pernah berlatih dan berkumpul keseharian dengan tanaman bonsai kita sendiri atau tanaman yang lain.

Bagi para penggemar bonsai terutama para kolektor bonsai agar selalu melihat dan berusaha menyatu dengan tanaman itu sendiri, ini akan menghasilkan sebuah kenikmatan yang tersendiri. Bonsai yang kita miliki adalah sebuah hiburan yang ada di sekitar kita dan tidak meninggalkan rumah, kecuali hal-hal tertentu. Nikmati seni bonsai dengan kesendirian dan banyak orang. Kita akan menemukan penyatuan jiwa. Monggoooooo kalau ada yang beda pendapat.


by : Bonkei Siwalan Club

Jumat, 30 Agustus 2013

SILATURAHMI JUNIPERUS CLUB


JUNIPERUS CLUB  :: Empat puluh satu orang penggemar bonsai juniper, 
Minggu (25/08) kemarin mengadakan silaturahmi di kediaman Tedi Priatna Darma (Bonsai Hegar Cipareuk), 
di Bandung.
Fotos by Herdiawan Yus.

dr. Willy Wihana membedah genre dan style bonsai
dr. Willy Wihana membedah genre dan style bonsai
“Acara berlangsung meriah, penuh persahabatan dan mencerahkan,” kisah tuan rumah Tedi padaBursaBonsai.com.
Dalam silaturahmi pertama ini, masih didominasi para ‘penggila’ bonsai juniper dari Bandung san sekitarnya. Peserta terjauh tercatat Sandi Faturahman, Adam Bonsai, John Prawira dari Tangerang.
Wawan Leonardo membuka acara tepat pukul 10.30 dengan presentasi tentang Juniperus Club, bersama Tedi dan Rudi Julianto. Berikutnya presentasi tentang genre, gaya, style dan deskripsi historis bonsai junipers oleh keynot speaker dr. Willy Wihana. Berlanjut pada sesi diskusi terbuka dan sharing informasi.

Adam Bonsai, Tedi (BHC) dan bonsai hasil demo Rudi Julianto
Adam , Tedi (BHC) dan bonsai hasil demo Rudi Julianto
“Setelah itu ramah tamah sambil makan siang secara prasmanan,” kata Tedi. Untuk urusan yang cukup signifikan ini, Tedi menyiapkan “kitchen cabinet” yang beranggotakan empat orang ibu-ibu.
Sebelum acara terpungkasi tepat pada pukul 16.00, silaturahmi para ‘penggila’ bonsai juniper ini diisi demo dan pembelajaran bonsai oleh zhylonk Kia Ki dan Rudi Julianto.
Menurut Tedi, secara esensial komitmen yang disepakati dalam silaturahmi ini adalah membentuk komunitas penggila bonsai juniper (Juniperus Club) yang fokus pada pembelajaran (diskusi dan pelatihan).
“Tentang momentum berdirinya Indonesian Juniperus Association (IJA) masih dalam proses preparetion dan pematangan. Terutama untuk mencari model organisasi yang adaptif-akomodatif dan agar tidak ‘terjerumus’ dalam kepentingan politik tertentu,” tegas Tedi. ::: [iwan@bursabonsai.com]

Para 'penggila' bonsai Juniper berkumpul di Bandung



Sumber : bursabonsai.com


Rabu, 28 Agustus 2013

KAWISTA

HATI HATI DENGAN AKAR KAWISTA





Ketika membongkar pot bonsai yang berpohon Kawista, dengan santai dicabut dari pot. Kemudian tanah dibersihkan dan ada sebagian akar dipotong ?

Beberapa hari kemudian pohon yang indah menjadi mati cabang satu demi satu. Kenapa ya ?

Peristiwa ini sering dialami. Setiap membongkar tanaman Kawista mesti ada cabang yang mati, bahkan cabang yang menjadi mahkota mati. Alamak...... bonsaiku malang bonsaiku sayang.

Jika akan membongkar tanaman kawista maka hati-hati betul dengan akar tanaman tersebut. Karena kawista mempunyai susunan transfer makanan pada satu saraf saja, sehingga akar yang dipotong akan membunuh batang yang berhubungan dengan akar tersebut. 

Tanaman Bonsai Kawista dapat saja diganti pot atau penggantian media tapi jangan sekali-kali memotong akar yang ada. Hal ini menyebabkan tanaman tersebut mati batang.

Ada bakalan kawista yang masih bisa hidup setelah diambil dari tanah. Jika masih bakal bonsai memang beda. Karena anak cabang belum terbentuk sehingga cabang utama masih bisa mempertahankan hidup. Kalau pohon sudah setengah jadi, hati-hatilah.

Seandainya akar sudah banyak dan harus dipotong, yang harus dilakukan, pertama, jangan memotong banyak-banyak akar yang ada, atau kata lain jangan lebih dari 15% dari akar yang ada, kedua potong juga semua daun yang ada, tapi jangan dikawat atau dibelok-belokkan tunggu semua semi dulu baru kita bisa melakukan pengkawatan.

Intinya harus sabar dan melalui tahapan yang membutuhkan waktu lama. Lebih baik menunggu daripada bonsai kita mati.


Selamat mencoba.



Selasa, 27 Agustus 2013

BONSAI ART SERI 13

ERA POST MODERN



Dimasa kini karya seni ini bukan lagi dimiliki dan menjadi monopoli kalangan atas dan menengah saja, senti telah menyentuh dan berkembang hingga ke lapisan masyarakat yang paling bawah. Seni sudah tidak mempunyai batasan lagi dan perjalanan seni mulai memasuki alam khayal atau alam mimpi manusia dengan teori abtraksi, yaitu pengolahan dan penataan garis-garis imajinasi yang dapat menimbulkan perbedaan daya khayal.

Di jaman era modern inilah lahir aliran seni surealisme, yaitu karya yang menggambarkan bentuk-bentuk garis yang tidak wajarnya, sehingga dapat menimbulkan daya khayal yang berbeda. Garis imajinasi atau garis khayal tersebut ditata dan ditampilkan tidak hanya pada satu bagian anatomi saja, akan tetapi juga pada bagian anatomi lainnya.

Rakit
Garis khayal diolah pada batang yang rebah dan tumbuh akar.

Bentuknya dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
- Rakit berbatang dua
- Rakit berbatang meliuk
- Rakit berumpun dan sebagainya.

Mencengkeram Batu
Garis khayal diolah pada akar yang menjalar dipermukaan batu.

Bentuknya dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
- Mencengkeram batu tegak lurus kubah
- Mencengkeram batu berbatang dua tertiup angin
- Mencengkeram batu menggantung meliuk dan sebagainya.

Hubungan Akar
Garis khayal diolah pada akar yang menjalar diatas permukaan tanah.

Bentuknya dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
- Hubungan akar tegak lurus kubah.
- Hubungan akar meliuk tertiup angin.
- Hubungan akar miring terpelintir dan sebagainya.

Tampil Akar
Garis khayal diolah pada anatomi akar yang muncul diatas permukaan tanah.

Bentuknya dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
- Tampil akar berbatang dua meliuk.
- Tampil akar berumpun kubah.
- Tampil akar miring tertiup angin dan  sebagainya.

Tumbuh di Batu
Garis khayal diolah pada anatomi akar yang berada didalam batu.

Bentuknya dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
- Tumbuh di batu tegak lurus kubah
- Tumbuh di batu menggantung meliuk.
- Tumbuh di batu berbatang dua dan sebagainya.

Berakar Gantung
Garis khayal diolah pada anatomi akar yang menggantung.

Bentuknya dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
- Berakar gantung mencengkeram batu.
- Berakar gantung tegak lurus kubah.
- Berakar gantung berumpun dan sebagainya.

Seni bonsai adalah seni yang dinamis, yang selalu tumbuh, berkembang dan berubah. Pada tahapan tertentu dapat saja terjadi proses perubahan penampilannya dan hal ini dapat mengakibatkan terjadi perubahan pada konsep dasar dan berpindah aliran.



Sumber : Green & Grow Bonsai training Centre



Senin, 26 Agustus 2013

WAWANG SAWALA TENTANG BONSAI

BONSAI MENJADI SENI BONSAI


Sebagai penghobi yang sudah puluhan tahun menekuni bonsai, Wawang Sawala mencatat ada perkembangan yang menarik dalam dunia bonsai belakangan ini. Kalau dulu bonsai bonsai hanya diposisikan sebagai tanaman hias belaka, namun kemudian kalangan penggemar bonsai tidak lagi cukup menyebut dengan kata "bonsai" saja, melainkan dengan sebutan "seni bonsai".



Artinya tambah Wawang, sudah ada pengakuan bahwa bonsai adalah sebuah karya seni juga. Konsekuensinya, maka penilaian terhadap bonsai yang baik tentunya harus menggunakan parameter kesesian juga, khususnya seni rupa tiga dimensi. 



Dalam banyak diskusi mengenai bonsai, sering dilakukan analisis seni rupa terhadap bonsai. Bahkan apa yang disebut-sebut "aliran" dalam seni rupa juga diterapkan dalam seni bonsai. Para penggemar bonsaipun ramai-ramai belajar seni rupa demi tujuan agar lebih dapat memahami bonsai dengan baik.



Kalangan penggemar bonsai yang kebetulan memiliki latarbelakang pendidikan seni rupa, ataupun yang meamng juga berprofesi sebagai perupa, memiliki banyak kesempatan untuk memasukkan kaidah-kaidah seni rupa dalam menganalisis bonsai. Bonsai adalah karya seni rupa, begitulah klaimnya.

Suwarno Wisetrotomo, kurator seni rupa dan staff pengajar ISI Yogjakarta, punya pandangan tersendiri soal klaim tersebut diatas. Sebagaimana disampaiakn dalam majalah Jelasah Bonsai, bahwa kalangan penggemar bonsai tidak perlu bersusah payah mencari pengakuan dari seni rupa. Bahwa parameter seni rupa dapat digunakan untuk menilai bonsai, itu iya, tetapi bukan berarti seni bonsai adalah seni rupa.

Dicontohkan, penyajian makanan itu sudah dilakukan sedemikian rupa indahnya sehingga juga dapat dianalisa dari kacamata seni rupa. Tetapi apakah merasakan dan makanan itu termasuk seni rupa ? Tentu tidak, melainkan tetap disebut wisata kuliner.

Analog dengan pandangan Suwarno ini, maka seni merangkai bunga seharusnya juga tidak perlu diklaim sebagai seni rupa. Juga seni tata busana. Dengan demikian, menurut Suwarno, bonsai adalah sebuah seni, iya, tetapi bukan seni rupa. Sebut saja seni bonsai, karena sesungguhnya bonsai sudah memiliki rumahnya sendiri, tidak perlu memaksakan diri memasuki rumah seni rupa.


Pertanyaan kemudian seperti, apakah rumah seni bonsai itu ?
Sebagai karya seni yang dinikmati secara visual, maka mau tidak mau bonsai memang dapat dianalisa dari kaidah seni rupa atau seni visual.
Tetapi bonsai adalah juga tanaman hidup, yang memiliki syarat-syarat tersendiri untuk dapat disebut sebagai bonsai bagus. Maka menilai seni bonsai, memang tidak cukup hanya menggunakan parameter seni rupa saja (komposisi, balance, dimensi, dan sebagainya). Jadi menilai bonsai yang baik memang menggunakan parameter " seni rupa plus".
Aspek plus dalam penilaian bonsai itu adalah pemahaman mengenai bonsai sebagai tanaman hidup yang berasal dari alam semesta. Karena pada mulanya bonsai adalah sebuah karya yang dibuat untuk "menirukan" apa yang ada di alam. Karena itu, selama bonsai masih mensyaratkan sebagai "tanaman yang hidup dan sehat" maka penggunaaan parameter seni rupa tadi tetap harus dilakukan seiring dengan kaidah-kaidah di alam semesta.

Bagaimana alam raya ini adalah buku terbuka yang tidak pernah habis dibaca. Selalu saja ada makna baru yang dapat ditemukan dalam penelusuran kekayaan  alam sebagai sumber inspirasi membuat karya seni bonsai. Apabila, aspek-aspek hortikultura ini tidak dapat semata-mata dikendalikan secara penuh oleh kemauan seniman bonsai. Untuk menentukan tumbuhnya percabangan misalnya, selain aspek kesengajaan, ada faktor lain yang tahu-tahu terjadi dengan sendirinya sesuai dengan kaidah hortikultura tersebut. Pertumbuhan ranting dan daun yang diinginkan bisa jadi malah kering atau mati.




Sumber : agrobis



Minggu, 25 Agustus 2013

WISATA KULINER DI GRESIK

DEPOT MUSLIM "CAK SELEM"


Ketika lapar pada siang hari. Mencoba untuk mencari makan. Di depan ada warung bebek yang cukup ramai dikunjungi. Tempatnya di sebelah barat Ramayana Gresik Jalan Gubernur Suryo, sekitar 200 Meter. Mencoba untuk masuk warung itu. Tempat cukup sederhana. Pesan dan langsung dengan cepat makanan sudah tersajikan. Di piring tersaji bebek goreng dengan tulang dan daging sudah dipisahkan. Minum es jeruk, nikmat sekali.

Siapa yang tidak tahu rumah makan tersebut, kalangan orang Gresik sudah tidak asing lagi yaitu "Depot Muslim Cak Selem" yang menyajikan nasi bebek goreng lepas tulang. Rumah makan tersebut milik dari Pak Haji Muslimin yang akrab biasa dipanggil Cak Selem. Sehingga rumah makan tersebut diberi nama sesuai nama panggilan. Pria yang sudah setengah baya tersebut meladeni dengan ramah ketika datang kesana. Ramah sekali. Bercerita tentang kegemarannya yaitu sepeda angin kuno atau sepeda onthel dengan ikut dalam sebuah club sepeda di Gresik yang bernama "Pasegres atau Paguyuban Sepeda Kebo Gresik. Pak Haji Muslim pernah juga menjuarai lomba sepeda onthel dengan berpakaian ala Sunan Giri.


Pak Haji Muslim sedang malayani Pelanggan

Awal usaha Pak Haji Muslim berada di tempat pelelangan ikan dengan membuka warung sangat sederhana dengan berbagai macam menu. Warung tersebut hanya disediakan para pengunjung TPI pada tahun 1986. Kemudian mulai tahun 1990 memfokuskan diri pada masakan bebek goreng, karena para konsumen banyak menyukai makanan tersebut. Tahun 1997 sampai sekarang Rumah Makan pindah lagi ke Jalan Gubernur Surya.

Rumah makan Cak Selem juga pernah diliput oleh beberapa stasiun televisi daerah Jawa Timur atau nasional. Menu yang disajikan hanya bebek. Minuman seperti warung biasanya.

Jika ke Gresik bisa dicoba.

Alamat  : Depot Muslim Cak Selem
               Nasi Bebek Goreng Lepas Tulang
               Jl. Gubernur Suryo 60 Gresik Telp : (031) 3971174



Sabtu, 24 Agustus 2013

PEBONSAI TUBAN

IMAM BADJURI


Motor sudah mulai masuk sebuah gang. Tepatnya di Gang 1 Kelurahan Latsari Tuban. Rumah dengan tanaman bonsai Loa di depan rumah berdiri kokoh. Tidak salah lagi kalau itu rumah Mas Imam Bajuri. Dipersilakan masuk. Tanaman bonsai terletak di lantai 2. Tertata dengan rapi sekali. Sepertinya disitu biasa dibuat pertemuan para penggemar bonsai. Waktu berkunjung masih ada beberapa para penggemar bonsai disitu sedang berbincang bincang mengenai tanaman bonsai.




Sosok Mas Imam Bajuri cukup sederhana. Pria yang sudah punya 2 putra ini, telah menyenangi tanaman bonsai sejak tahun 2000. Sebelumnya menyukai lukisan. Karena lukisan sesuatu yang tetap maka bonsai menurut  Mas Imam sebuah seni yang  cukup menantang, karena tanaman bonsai selalu berubah dan bergerak. Mas Imam yang berkerja di salah satu perusahaan terbesar di Kota Tuban, cukup memberikan nilai tambah untuk mengoleksi tanaman bonsai, sekaligus hiburan yang selalu menyertai di setiap waktu. 


 
Darah seni Mas Imam cukup tinggi. Penumpahan darah seni inilah yang membuat hobi bonsainya cukup kuat. Sehingga membuatkan tempat khusus di lantai 2 untuk kegemarannnya ini. Luasannya cukup lumayan. Tapi ditata begitu bagus. Sehingga kesejukan pada lantai 2 tercipta. Suasan cukup asring sekali.








Tanaman bonsainya kebanyakan dari tanaman Santigi dan Arabica, baik mulai kelas small sampai yang kelas big. Semua koleksi cukup bagus, dan tidak jarang Mas Imam dapat bendera bahkan menjuarai pada even-even pameran bonsai yang selama ini diadakan. Pria yang sudah berumur sekitar 40 tahun ini sudah menetapkan kegemarannya sebagai kesempurnaan kehidupan. 


Tanaman bonsai sudah menyatu pada diri Mas Imam. Sehingga dengan kesederhanaan ini menghasilkan sebuah bonsai yang cukup bagus. Orang yang tidak neko-neko dan kesederhanaan akan menghasilkan sebuah rasa seni yang tinggi. Pemikiran antar kerja dan bonsai sudah menyatu dalam kehidupannya.


Sukses Mas Imam




Jumat, 23 Agustus 2013

PERAWATAN BONSAI

Media Bonsai "Ala" Jepang


Bonsai harus sering diganti medianya, apalagi jika masih dalam masa pertumbuhan. Bonsai yang sudah dewasa dan cukup tua tidak perlu sering-sering  diganti medianya. Pergantian cukup 2 - 3 tahun sekali. Penggantian media dilakukan dengan tujuan menghindari menempelnya akar pada pot secara permanen, yang akhirnya dapat merusak pot dan merangsang pertumbuhan akar makan banyak. Dengan penggantian media yang teratur  akan dapat menghemat lebih banyak kelembaban bagi bonsai kesayangan.





Media menanam bonsai biasanya merupakan campuran kompos, sekam bakar, tanah pasir dan kerikil. Media harus dapat menyerap air secara optimal karena bonsai butuh kelembaban yang cukup tinggi. Media bonsai yang cukup terkenal di Jepang adalah akadama. Akadama merupakan tanah yang tersusun atas bulir-bulir yang besar dan tidak seperti bubuk. "Akadama terbentuk akibat aktivitas vulkanik, kemudian tanah tersebut dibakar", terang Oscar. Penggunaan akadama juga menambah nilai estetika bonsai. Media lain yang cukup popular adalah kanuma, yakni media yang mengandung campuran batu apung. Kanuma cocok digunakan pada bonsai bergaya slenting. Peralatan yang harus disiapkan untuk menangani bonsai adalah gunting, kuas besar, gunting kabel, dan kawat untuk membentuk bonsai.



Sumber : Agrobis 



Kamis, 22 Agustus 2013

HALAL BI HALAL PAGUYUBAN PENGRAWIT TUBAN

ARISAN DAN HALAL BI HALAL 
"BENGKEL SENI NATYA PRATAMA"


Suara musik tradisional dan modern mengalun dengan semangat yang tinggi. Beberapa orang muda menari dengan senang dan sangat atusias, nampak sebuah kegembiraan menyelimuti mereka.


Ada acara apakah itu ? 

Ternyata ada acara halal bi halal Paguyuban Pengrawit Tuban yang bernama "Bengkel Seni Natya Pratama" dan arisan dharma wanita pengrawit Tuban yang biasa diadakan satu bulan sekali serta ada salah satu anggota yang mempunyai hajatan ultah sang istri tercinta dan aqiqoh putrinya.

Acara cukup meriah meskipun sederhana sekali. Lantunan lagu merdu disertai musik campuran antara kendang, biola, elektone dan lain-lainnya. Alunan lagu juga bermacam-macam. Ada dangdut, keroncong, pop dan campursari. Suguhan makan kecil yang mendesa sekali yaitu pisang godog dan kepolo pendem lainnya. Duduk cukup dengan lesehan membuat acara semakin akrab.


Malam itu betul-betul meriah. Semua yang hadir dengan wajah berseri-seri. Tak kalah penting adalah para penari yang ikut memeriahkan acara tersebut terdiri dari putra putri anggota Bengkel Seni Natya Pratama yang sekarang sudah duduk dibangku Sekolah Menengah Atas dan Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Diadakan di salah satu rumah anggota pengrawit Tuban Jalan Perumahan Siwalan Permai Tuban.

Sebuah karya seni perlu dilestarikan, salah satu pelestarian seni tersebut bisa melalui paguyuban yang sekarang ini dilakukan oleh Bengkel Seni Natya Pratama yang menggabungkan antara seni klasik dan modern sehingga membuat penikmati seni terhibur.

Paguyuban pengrawit Tuban Bengkel Seni Natya Pratama berdiri sejak tahun 2010 yang sampai sekarang sudah beranggotakan kurang lebih 30 orang anggota. "Harapan yang ingin dicapai dari paguyuban tersebut adalah menguri-uri budaya Indonesia khususnya daerah Tuban" kata bapak Sunaryo sebagai salah satu anggota.

Dengan adanya paguyuban tersebut kota Tuban masih bisa mempertahankan kesenian tradisional yang sudah dimodifikasi dengan seni modern.





Selamat Paguyuban Pengrawit Bengkel Seni Natya Pratama.



Selasa, 20 Agustus 2013

BONSAI & SEQUOIA

SEBUAH PILIHAN HIDUP


Orang Jepang memelihara pohon yang lazim disebut Bonsai, pohon ini indah dan dibentuk dengan sempurna walaupun tingginya hanya dalam hitungan sentimeter.



Di California ditemukan pohon raksasa hutan yang bernama Sequoia. Salah satu pohon raksasa ini diberi nama Jenderal Sherman dengan ketinggian mencapai 90 meter seakan menembus langit dan lingkar batang hingga 26 meter. Pohon raksasa ini begitu hebat sehingga jika ditebang akan menghasilkan kayu bangunan yang cukup untuk membuat 35 buah rumah dengan lima kamar.



Pada saat berbentuk biji Bonsai dan Jenderal Sherman berukuran sama kecil, masing2 beratnya kurang dari satu milligram. Setelah keduanya dewasa terjadi perbedaan ukuran yang luar biasa dan kelihatan seperti peristiwa yang sederhana saja, tetapi kisah dibalik perbedaan ukuran itu mengandung pelajaran dalam kehidupan manusia. Ketika pohon Bonsai mulai menyembulkan tunasnya di muka bumi, orang Jepang mencabutnya dari tanah dan mengikat pokok akar dan sebagian cabang akarnya dengan demikian secara sengaja menghambat pertumbuhannya. Hasilnya adalah sebatang pohon mini yang indah tetapi tetaplah mini.



Biji Jenderal Sherman jatuh ke tanah California yang subur dan mendapat gizi dari mineral, air hujan dan sinar matahari, hasilnya adalah sebuah pohon raksasa.Baik Bonsai maupun Jenderal Sherman tidak punya pilihan dalam menentukan nasibnya. Tidak demikian dengan manusia, anda punya hak untuk menentukan nasib, anda bisa jadi besar atau jadi kecil sebagaimana yang anda kehendaki. Anda bisa jadi Bonsai atau Jenderal Sherman.

Citra diri anda dan cara anda memandang diri sendiri akan menentukan akan menjadi apa anda kelak.. untuk itu anda punya pilihan.





Sumber : www.haryoardito.com

Senin, 19 Agustus 2013

ACARA BESc SIDOARJO

HALAL BI HALAL BONSAI EXTRIM SIDOARJO CLUB

Acara rutin yang dilakukan oleh Bonsai Extrim Sidoarjo Club cukup bagus. Arisan bulanan. Tetapi pada kali ini acara tidak seperti biasanya. Acara dibarengi oleh acara halal bi halal. Sehingga acara dihadiri oleh anggota BESc berserta keluarganya. Suasana cukup akrab. Tingkat kehadirian juga cukup tinggi yaitu sekitar 55 orang. Tidak kalah penting para anggota mengajak keluarga sehingga seni bonsai bisa di promosikan dalam keluarga sendiri dulu sebelum ke orang lain. Bahkan kehadiran anak-anak akan mengetahui sejak dini tentang seni bonsai dan diharapkan bisa menyiapkan generasi yang akan datang untuk meneruskan seni bonsai di Sidoarjo atau pada umumnya di Indonesia.

Suasana Acara Halal Bi Halal


Halal bi halal ini telah dilakukan pada  Minggu, 18 Agustus 2013 jam 14.00 bertepatan makan siang di tempat pemancingan Tiga Putra Desa Banjarpanji Tanggulangin Sidoarjo. Tempat yang cocok juga untuk pertemuan keluarga. Keasyikan dan keasrian tempat membuat para anggota BESc cukup rilex dan sangat menikmati tempat dan acara tersebut.

BESc ini diketuai oleh Inoel Wijaya juga membahas tentang perkembangan seni bonsai dan lingkupnya secara meluas atau secara khusus. Ini cukup bagus untuk mendewasakan club itu sendiri. Pertemuan arisan ini biasa diadakan tiap bulan pada minggu kedua. 


Bersama Anggota BESc dan Keluarga

Harapan club ini bisa meramaikan dunia perbonsaian di Indonesia. Hal ini perlu dipikirkan juga bahwa club-club kecil yang bermunculan tentang bonsai cukup banyak, sehingga perlu sebuah persatuan atau semacam PPBI bisa bertindak sebagai pemersatu club-club yang kecil. Club-club kecil juga perlu anjangsana kepada club-club yang lain berada di luar atau dalam kota itu sendiri. BESc cukup bagus bisa mengumpulkan anggota dan keluarga sehingga ajang silahturahmi terbina dengan baik. Dengan silahturahmi ini yang akan meningkatkan ilmu dan persahabatan yang abadi.



Selamat BESc untuk menjadi barometer seni bonsai di Indonesia.


Minggu, 18 Agustus 2013

HALAL BI HALAL PPBI TUBAN

ARISAN RUTIN DAN HALAL BI HALAL

Bertepatan pada tanggal 17 Agustus 2013 pada jam 10 pagi telah diadakan upacara bendera untuk Dirgahayu Indonesia yang ke 68, telah diadakan juga pertemuan rutin di sebuah Desa Latsari Gang 1 Tuban pada jam yang sama bertempat di rumah pak Imam Bajuri telah diadakan arisan dan halal bi halal. Acara tersebut diprakarsai oleh PPBI cabang Tuban. 


Perbincangan yang Sangat Santai dan Serius


Pertemuan tersebut disamping merupakan arisan rutin dan acara halal bi halal yang masih dalam susana Idul Fitri antar pengurus PPBI dan anggota, juga membahas rencana Pameran Bonsai di kota Tuban dan pengiriman utusan delegasi ke Jepara tanggal 26 Oktober 2013 yang telah ditetapkan dua orang yang akan berangkat. Dalam pertemuan telah dihadiri sebanyak 25 orang yang terdiri dari anggota, pengurus dan penasehat. 

Dalam pertemuan suasana Idul Fitri masih terlihat, masing-masing orang saling berjabat tangan. Kehangatan terasa bagus. Keharmonisan terlihat nyata. Semua ingin melebur dosa. Sehingga pertemuan tersebut terlihat indah sekali, seindah tanaman bonsai yang ada disamping rumah.


Hidangan Yang Disuguhkan Sudah Ludes Habis

Salah satu pembahasan yang muncul adalah rencana pengadaan pameran bonsai di Tuban yang diperkirakan pada bulan Nopember 2013 atau Desember 2013 yang bertepatan pada Ulang Tahun Kota Tuban. Karena pertemuan tersebut masih perlu disempurnakan maka perlu diadakan kembali pertemuan pada tanggal 24 Agustus 2013 atau tanggal 25 Agustus 2013, bertempat di Pondok Bonkei Siwalan Club Jalan Perumahan Siwalan Permai Tuban.



Kecapekan Mimikirkan Rencana Pameran
Dengan menyeruput kopi dan hidangan yang disajikan menambah suasana santai tercipta dan kidmat sekali. Tak lupa rokok yang selalu mengepul. Ada peserta keasyikan sehingga ketiduran juga.

Para hadirin cukup optimis akan terselenggaranya acara pameran yang akan datang. Bersamaan juga dengan animo masyarakat terhadapa tanaman bonsai sudah meningkat. Semoga pertemuan yang akan datang sudah dapat ditetapkan rencana waktu dan anggaran yang digunakan.


Selamat PPBI cabang Tuban, semoga berhasil.


Jumat, 16 Agustus 2013

PENDAPAT MASTER BONSAI

ROBERT STEVEN DALAM FACEBOOKS


Seni Penjing tidak menuntut kesempurnaan fisik karena fenomena alam pada dasarnya adalah yang paling sempurna termasuk ketidak-sempurnaan; yang ada adalah keindahan yang harmonis !




Sebuah karya Penjing, apapun bentuk dan gayanya, sangat  mengutamakan "yujing" yaitu nuansa alam yang puitis; berbeda dengan Bonsai yang lebih mengutamakan kesempurnaan fisik. 





Kamis, 15 Agustus 2013

PENGGEMAR SETENGAH JADI

Subeggandiyono ( Mas Yono )



Siapa yang tidak kenal dia, khususnya para penggemar bonsai Tuban, dengan tampilan keseharian apa adanya yang cukup sederhana, menimbulkan karakter tersendiri. Dia adalah Subeggandiyono atau dikenal dengan sebutan "Mas Yono". Sosok sederhana ini bertempat tinggal di Bektiharjo Kecamatan Semanding. Desa ini berdekatan dengan pemandian alam Tuban yang bernama "Pemandian Bektiharjo". Pemandian ini cukup terkenal di kota Tuban. Dengan air jernih langsung keluar dari sumber mata air.

Mas Yono bersama Dongkelan Bonsai


Mas Yono cukup dikenal dikalangan temen-temen para penggemar bonsai di Tuban. Setiap ada pameran sekitar Tuban, dia akan mengeluarkan tanaman bonsai. Sehingga nama Mas Yono tidak asing bagi temen-temen penggemar bonsai Tuban. Keramahan dan kepolosan membuat orang yang mengajak ngobrol jadi enak.

Dongkelan disekitar rumah cukup banyak antara lain Serut, Arabica, Loa, Asem Jawa dan lain-lain. Ketika datang Mas Yono masih bercengkerama dengan salah satu penggemar bonsai Tuban. Kayaknya sedang melakukan diskusi tentang tanaman bonsai. 

"Saya ini hanya jualan dongkelan gini aja, hanya bahan setengah jadi bonsai" kata dia dengan cukup lugu. Dia bergelut dibidang perbonsaian mulai tahun 1997 sejak krisis melanda bangsa Indonesia. Sebelumnya bekerja di bengkel, karena bengkel bangkrut maka beralih profesi menjadi pencari dongkelan dan dijual barang setengah jadi bonsai. Dengan dongkelan ini Mas Yono menggantungkan hidupnya. Dia cukup gembira dengan bisnisnya ini. 


Lelaki yang sudah berumur sekitar 50 tahun ini juga mendalami ilmu beladiri Kempo. Mengajar pada sebuah perusahaan raksasa milik pemerintah yang berkedudukan di kota Tuban. Dengan olah raga tersebut dan bonsai setengah jadi, Mas Yono menikmati kehidupan ini. Dia juga ingin memajukan seni tanaman bonsai di Tuban. Jika bonsai di Tuban berkembang dia juga merasakan hasilnya.

Karena waktu sudah siang maka pamit, untuk menunaikan tugas berikutnya. Lain waktu bisa disambung ngobrol-ngobrol tentang perawatan bonsai dengan "Mas Yono".




Rabu, 14 Agustus 2013

BONSAI BUKAN KARYA SENI


BONSAI BUKAN KARYA SENI

Kenapa tanaman bonsai bukan karya seni ?

Sebuah karya seni merupakan yang sudah dibakukan atau bisa juga dipatenkan sehingga siapa yang menikmati akan mendapat suatau gambaran yang sama. Contoh saja seni tari Remo, tari Remo sejak dulu seperti itu. Ada pakem yang dibuat dan bisa ditiru oleh banyak orang dengan gerak dasar yang sama. Contoh lagi seni Lukis, hal ini setelah seni diciptakan tinggal kita menikmati saja, dan lukisan tidak akan berubah bahkan jika berubah akan menurunkan nilai seni itu sendiri.

Tanaman bonsai masih merupakan sebuah proses karya seni. Karena tanaman bonsai tidak akan berhenti. Jika dibiarkan akan berubah bentuk bahkan akan mati, kemudian dibuang karena sudah tidak bernilai. Pemilik bonsai akan tetap merawat dan mengantisipasi terhadap perubahan tanaman tersebut. Akan masih diperlukan sebuah proses meskipun bonsai itu sudah jadi. Pembiaran akan mengakibatkan kurang baiknya tanaman bonsai tersebut. Maka dari itu bonsai bukan merupakan karya seni tetapi bonsai adalah sebuah proses seni yang tidak akan berhenti.

Dibawah ditampilkan contoh bonsai yang mengalami perubahan.









Semoga dapat memberikan tentang sebuah pemikiran yang berbeda.


Senin, 12 Agustus 2013

PENCARI DONGKELAN DARI TUBAN

SUPRIYATNA (NANA)


Mas Nana bersama dongkelannya
Rumah cukup sederhana. Sekeliling rumah banyak sekali dongkelan atau bahan bonsai. Suasana asring sekali. Suasana alam desa masih melekat sekali. Meskipun jarak jalan dengan rumah cukup berkelok-kelok seperti rumah di perkotaan. Disitu Supriyatna atau biasa dipanggil Nana bertempat tinggal bersama keluarganya. Jika mencari dia diatas jam 8 siang sampai jam 3 sore tidak akan ketemu. Mas Nana biasanya berada dihutan sedang mencari dongkelan yang menempel pada bebatuan cadas yang cukup kuat. 


Salah satu Bakalan Bonsai yang sudah terjual

Dongkelan yang dicari sekarang kebanyakan tanaman serut. Karena bahan lain sudah kehabisan, sehingga masih cari bahan yang masih ada. Mas Nana menekuni mencari dongkelan sejak sepuluh tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 2004.  Motivasi mencari dongkelan hanya mengikuti kebutuhan para penggemar bonsai yang berada di Tuban. Sekarang sudah mulai merambahn di Lamongan dan Surabaya.

Disamping mencari dongkelan sekarang menekuni membuat pot dan pilar untuk menaruh bonsai. Pekerjaan ini sebetulnya sudah ditekuni beberapa waktu yang lalu tapi sempat berhenti sebentar dan mulai sekarang menekuni lagi. 

Pria asli daerah Garut berusia 33 tahun yang kesasar ke Tuban pada tahun 2002 ini sekarang sudah mempunyai 2 pekerjaan. Jika lagi sepi bahan maka dia menekuni pembuatan pot dan pilar. Jika temen-temen berminat bisa hubungi pada dia. Rumah di daerah Semanding Tuban. Jika ke dari Surabaya biasa mencari pabrik kapur ke arah selatan sampai polsek semanding belok kanan. Kemudian ditemui gang Bonsai disitu bisa tanya. Banyak orang yang sudah tahu rumah Mas Nana meskipun masuk gang. 

Mas Nana gampang dihubungi. Karena dia ada acara maka redaksi pamit pulang.


HP Mas Nana : 082132333411