Rabu, 31 Juli 2013

BONSAI TIDAK HARUS SENDIRI

PEMIKIRAN TENTANG PAMERAN BONSAI


Bonsai merupakan tanaman yang ada di dalam pot yang menunjukkan sebuah keindahan. Kalau dilihat pada pameran- pameran yang telah ada, banyak yang tidak tertarik dengan tanaman ini alias yang berdatangan hanya beberapa orang, itupun panitia dan para pemilik tanaman tersebut,  meskipun tiap tahun penggemar bonsai bertambah. Terus bagaimana agar tanaman bonsai bisa dinikmati setiap orang, bukan saja pada para penghobi bonsai saja tapi pada masyarakat luas.

Salah Satu Karya Anak  Bangsa

Disini akan dicoba untuk memberikan pemikiran tentang pameran bonsai yang ada. Setelah diamati secara seksama bahwa orang kita khususnya Indonesia banyak suka pada mall, plaza atau pusat-pusat pembelajaan. Semua akan berdatangan pada pusat perbelanjaan tersebut. Bisa dikatakan bahwa banyak orang ingin memasuki sebuah gedung dan mendapat yang diinginkan. 


Cuaca panas bikin orang-orang tidak suka kena sinar matahari. Makanya sebuah tempat wisata yang sekarang dikembangkan adalah dalam studio atau kita sering mendengar transstudio. Perubahan ini yang harus ditangkap oleh para penggemar bonsai kita.

Pameran dalam mall merupakan alternatif yang patut dipikirkan. Penggemar bonsai atau orang yang merawat bonsai harus bekerja sama dengan ahlinya yang bertindak  sebagai penyelenggara pameran yaitu event organizer. Minim dapat ilmu yang didapat dari penyelenggara pameran tersebut. Itu pendapat yang pertama.

Salah Satu Pameran di Philipina

Pameran kedua diadakan pada even-even yang lain, misalnya ada pameran seni lukis atau seni tari, kemudian kita gabung dengan tanaman bonsai, hal ini akan lebih bagus. Perpaduan dua seni atau lebih akan bisa saling melengkapai. Pameran ini harus diadakan dimana sebuah seni lain akan dipamerkan atau tanaman bonsai juga bisa diikutkan dalam pasar malam. Sehingga orang yang tidak penggemar bonsai juga akan menikmati tanaman bonsai.

Dengan adanya pemikiran yang ini semoga dapat memberikan kemajuan tanaman bonsai yang akan datang.



 Semoga Tanaman Bonsai berkembang di Indonesia.

Selasa, 30 Juli 2013

BONSAI ART SERI 12

ERA MODERN


Perjalanan dan perkembangan seni akan selalu dinamis mengikuti jaman. Pada jaman modern ini seni mulai dinikmati oleh golongan menengah keatas, berbagai inovasi baru hasil dari kreatifitas mulai lahir dan berkembang tanpa ada keterikatan dengan aturan yang dogmatis. Seni sudah tidak lagi dijadikan sebagai sebuah benda yang berbau sacral, karya seni mulai dinikmati bukan saja keindahan lahirnya saja, akan tetapi juga termasuk nilai-nilai yang dikandungnya yaitu ekspresi atau penjiwaan.



Terpelintir
Penataan susunan gerak iramanya dapat saja terdiri dari penggabungan beberapa bagian anatomi, seperti : akar, batang dan cabang yang menggambarkan seperti terpelintir.

Bentuk seperti :
1. Terpelintir tertiup angin
2. Terpelintir kubah
3. Terpelintir meliuk dan sebagainya .....

Tertiup Angin
Penataan susunan gerak iramanya terutama dibagian anatomi cabang dan ranting yang menggambarkan seperti ada angin.

Bentuk seperti :
1. Menggantung tertiup angin
2. Meliuk tertiup angin
3. Berbatang dua tertiup angin dan
   sebagainya

Kubah
Penataan susunana gerak iramanya terutama dibagian anatomi daun atau garis tepi mahkota yang menggambarkan seperti setengah lingkaran.

Bentuk dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
1. Tegak Lurus Kubah
2. Berbatang dua Kubah
3. Berumpun kubah dan sebagainya

Meliuk
Penataan susunan gerak iramanya terutama dibagian anantomi batang yang menggambarkan seperti ular.

Bentuknya dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
1. Meliuk menggantung
2. Meliuk berbatang tiga.
3. Meliuk tertiup angin dan sebagainya.

Berbatang Dua
Penataan susunan gerak iramanya terutama dibagian anatomi batang yang menggambarkan seperti sepasang kekasih.

Bentuknya dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
1. Berbatang dua tertiup angin.
2. Berbatang dua meliuk.
3. Berbatang dua berkelompok dan sebagainya

Berbatang Tiga
Penataan susunan gerak iramanya terutama dibagian anatomi batang yang menggambarkan seperti ayah, ibui dan anak.

Bentuk dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
1. Berbatang tiga kubah
2. Berbatang tiga terpelintir
3. Berbatang tiga meliuk dan sebagainya.

Berumpun
Penataan susunan gerak iramanya terutama dibagian anatomi batang yang menggambarkan seperti keluarga.

Bentuknya dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
1. Berumpun kubah
2. Berumpun tertiup angin.
3. Berumpun meliuk dan sebagainya.

Berkelompok
Penataan susunan gerak iramanya terutama dibagian anatomi batang yang menggambarkan seperti hutan.

Bentuknya dapat saja penggabungan dari beberapa bentuk, seperti :
1. Berkelompok berbatang dua.
2. Berkelompok berumpun.
3. Berkelompok tertiup angin dan sebagainya



Sumber : Green & Grow Bonsai Training Centre


Senin, 29 Juli 2013

PENILAIAN PPBI

PEDOMAN PENILAIAN VERSI PPBI


Apa boleh buat, bahwa standar penilaian yang sering berlaku adalah versi Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia ( PPBI ). Hal ini karena memang PPBI yang rajin menyelenggarakan pameran di berbagai tempat, lengkap dengan juri-jurinya yang sudah mendapatkan penataran bagaimana menilai bonsai.



Sesekali memang ada pameran bonsai tanpa menggunakan parameter PPBI, tetapi itu frekuensinya sangat jarang. Sebagaimana dituturkan Wawang Sawala, dalam penilaian bonsai yang diberlakukan oleh PPBI sampai dengan terakhir ini, terdapat 4 (empat) kolom yaitu penampilan, gerak dasar, keserasian dan kematangan. Parameter gerak dasar dan kematangan dapat disebut parameter yang obyektif. Artinya bagaimana cara menilainya dapat dilakukan berdasarkan pedoman yang dapat ditentukan dan disepakati bersama-sama secara teknis.

Sedangkan aspek penampilan dan keserasian dapat disebut parameter subyektif, dimana masing-masing juri atau dewan juri tentu memiliki kemampuan dan wawasan yang berbeda dalam melakukan penilaian. Penilaian berdasarkan aspek subyektif inilah yang menuntut juri atau dewan juri  untuk terus menerus belajar dan mengikuti perkembangan seni rupa. Contohnya, dalam seni rupa sekarang ini sudah tidak relevan lagi mempersoalkan adanya aliran-aliran realis, impresionis, surealis dan sebagainya. Jadi kalau dalam menilai bonsai juri atau dewan juri masih mengikuti adanya aliran-aliran tersebut, tentu sudah ketinggalan zaman. 

Konsekuensi berikutnya, pemahaman terhadap seni bonsai terus berkembang, sehingga juga menuntut juri atau dewan juri atau dewan juri melakukan updating wawasannya itu sendiri. Perlu dipikirkan dan sudah saatnya dilaksanakan penyegaran wacana mengenai bonsai terhadap para juri atau dewan juri itu secara teratur. Sudah saatnya para juri atau dewan juri dan juga kalangan penggemar bonsai pada umumnya, tidak alergi dengan pandangan dari narasumber bidang lain, khususnya seni rupa dan disiplin ilmu lainnya.



Wawang juga menegaskan perlu dilakukan semacam diskusi ilmiah yang intensif dan dilakukan secara berkala mengenai bonsai oleh kalangan juri dan dewan juri atau PPBI sebagai organisasi penggemar bonsai, agar pemahaman mengenai seni bonsai semakin meningkat. Sementara di luar PPBI, belakangan ini justru banyak forum yang melakukan kajian serius dan ilmiah mengenai bonsai, seperti Forum Komunikasi Bonsai, Forum Diskusi Seni Bonsai, Lembaga Kajian Bonsai dan lainnya. PPBI sudah saatnya merespon kesemuanya ini dengan dada lapang dan berprasangka baik, karena kesemuanya itu juga demi kemajuan seni bonsai itu sendiri.

Yang terakhir, pengetahuan teknis saja belum cukup. Diperlukan sikap mental yang baik sebagai seorang juri atau dewan juri untuk mau dan bersikap lapang dada menerima banyak masukan dari berbagai pihak. Juri atau dewan juri tidak dapat mengklaim sebagai pihak yang paling tahu mengenai seni bonsai dan kemudian menutup diri terhadap kritik. Bagaimanapun kritik harus dipahami sebagai bentuk sikap kepedulian terhadap bonsai. Apalagi kalau kemudian juri atau dewan juri langsung merasa alergi menerima masukan dari pihak-pihak lain  hanya semata-mata alasan persoalan belaka. Tentu hal ini tidak sepatutnya dilakukan. Pepatah China mengatakan diatas langit masih ada langit. Mungkin pepatah ini tidak salah manakala kita renungkan sebagai juri atau dewan juri.




Sumber : Agrobis



Minggu, 28 Juli 2013

WAWANG SAWALA

PENILAIAN BONSAI HARUS DINAMIS


Bagaimanakah melakukan penilaian terhadap bonsai ?
Para juri yang selama ini berpengalaman  dalam menilai kontes bonsai sudah punya pedoman sendiri. Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa parameter penilaian itu berkembang dinamis, seiring dengan perkembangan bonsai itu sendiri sebagai karya seni. Untuk itu perlu dipahami lebih dulu bagaimana perkembangan pemahaman mengenai bonsai itu sendiri.



Salah satu juri bonsai yang berpengalaman, Wawang Sawala memberikan penjelasan mendasar, bahwa dalam perjalanan panjangnya selama ini pemahaman mengenai bonsai mengalami banyak perubahan sering dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan seni. 
Ketika masa awal bonsai diperkenalkan di Indonesia, waktu itu ada semacam pedoman untuk membuat bonsai yang baik, yaitu harus memiliki susunan cabang sedemikian rupa, arah cabang, besar kecilnya cabang dan ranting serta jaraknya. Aturan ini kemudian dikenal sebagai "pakem bonsai" sehingga bonsai-bonsai yang dibuat berdasarkan pakem tersebut dinyatakan sebagai Bonsai Konvensional.
Terkait dengan aturan iutlah maka yang kemudian berkembang adalah bonsai-bonsai formal. dengan gaya Chokkan, semata-mata agar dapat memenuhi persyaratan sebagaimana yang sudah ditentukan dalam membuat aturan bonsai yang baik tersaebut. Padahal, secara garis besar bonsai memiliki 5 (lima) gaya dasar yaitu Chokkan, Informal, Slanting, Cascade, dan Semi Cascade. Apa yang disebut "pakem bonsai" itu terasa sulit untuk diterapkan dalam gaya selain Chokkan atau Formal. Apalagi, kemudian muncul gaya yang tidak termasuk dalam lima gaya dasar itu, sehingga orang menyebutkan gaya bebas ( free styles ).


Dalam perkembangnnya, kata Wawang, kalangan penggemar bonsai mulai melakukan penggemar bonsai mulai melakukan eksplorasi terkait dengan gaya-gaya bonsai. Mereka ingin keluar dari aturan-aturan yang dianggap membelenggu kreativitas sebagai pebonsai. Mereka menganggap bahwa bonsai adalah juga sebuah karya seni, khususnya seni rupa, sehingga memiliki hak untuk mengekploitasi kreativitas terhadap bonsai sebagai sebuah karya seni.
Kemudian muncullah apa yang disebut-sebut sebagai bonsai Kontemporer, yaitu gaya bonsai yang tidak harus merupakan miniatur pohon besar, bonsai yang sengaja dibuat sedemikian rupa agar nampak indah. Meskipun, penggunaan istilah "kontemporer" itu sendiri masih debatable, karena sulit mencari rumusan kata yang tepat. 



Sumber : Agrobis


Sabtu, 27 Juli 2013

PERUBAHAN SEBAGAI DINAMIKA DAN PELUANG BARU

PENDAPAT PEBONSAI HARMANTO ( LAWU BONSAI CLUB MAGETAN )



Semua bidang seni, pada kenyataannya mengalami dinamika dan berkembang menurut jamannya. Dinamika dan perkembangan itu kemudian menghasilkan berbagai genre yang dari jaman ke jaman tetap memiliki penggemarnya masing-masing yang fanatik dan setia. Di bidang seni lukis, sebagai contoh, realisme telah berkembang sedemikian rupa menghadirkan isme-isme baru seperti realis romantis, realis fotografis, hyper realis, surealis , realis dekoratif, realis minimalis, dsb. Nilai (jual) karya seni, ternyata tidak sertamerta turun, apalagi hancur, seiring dengan terjadinya perubahan (selera dan trend). Sejumlah karya master piece, justru menjadi rebutan dan nilainya semakin tinggi dari waktu ke waktu. Bisa kita ambil contoh karya Raden Saleh, Afandi, Basuki Abdullah, dll. Sementara itu, munculnya trend baru justru memperluas dan membuka peluang baru pula.

Perubahan selera dan trend dalam dunia bonsai, mungkin tidak akan terlepas dari gejala-gejala seperti itu. Bonsai-bonsai lama, dengan berbagai latar belakang sejarah dan reputasinya, adalah karya seni yang sangat berharga dan mewakili genrenya, harus dipertahankan keberadaannya. Bila dipaksakan untuk melakukan perubahan bentuk demi mengikuti perubahan selera dan trend yang ada, secara otomatis sejarah dan reputasi yang melekat pada 'bentuk' itu akan sirna seiring dengan penampilan barunya. Dan performa baru itu, boleh jadi, justru akan menghancurkan nilai (jual) nya.

Kolektor (baik yang berorientasi profit maupun tidak) bersama dengan kurator dan seniman bonsai, memiliki peran sangat dominan dalam mengangkat nilai (jual) bonsai. Oleh karena itu, sepantasnya, mereka terlibat aktif dalam berbagai kegiatan pembinaan dan berbagai event pameran , demi terciptanya gairah , aktifitas dan kreatifitas dalam perkembangan dunia bonsai, menghadirkan peluang-peluang baru dan bukannya gentar menghadapi perubahan selera dan trend yang berkembang. Melakukan perubahan pada beberapa karya yang belum memiliki latar belakang sejarah demi mengikuti perubahan selera dan trend yang ada, bagaimanapun, masih sangat mungkin untuk dilakukan.



Jumat, 26 Juli 2013

AKSESORIS BONSAI

BONSAI YANG BAIK TAK PERLU AKSESORIS


Bonsai dan pot ibarat suami istri yang bisa menyatukan justru karena perbedaannya yang saling mendukung. Harus serasi. Penampilan pot tidak boleh lebih kuat dibanding bonsai itu sendiri. Kalau karakter bonsai kasar, maka mesti tampil halus. Bonsai dan pot sebaiknya berbeda karakter. Dengan demikian bonsai menjadi lebih berbicara.



"Dalam kaitan itulah, maka bonsai yang bagus tidak perlu aksesoris untuk menceritakan bonsai itu sendiri. Hiasan orang-orangan, kuda atau rusa, malah mengganggu" tutur Yayat Hidayat atau lebih dikenal dengan nama panggilan Ujang.



Penjelasan Ujang ini semakin memperkuat pengertian istilah bonsai itu sendiri. Dalam bahasa Jepang, Bon artinya wadah atau pot, sedangkan Sai berarti tanaman. Jadi makna harafiah bonsai adalah tanaman yang ditanaman dalam wadah atau pot. Kata Bonsai itu sendiri berasal dari bahasa China yaitu Penjing, yang berarti "tanaman nampan" atau tanaman yang ditanam dalam wadah atau nampan.



Menurut memperkuat penampilan bonsai seringkali disertakan bebatuan sebagai tempat menamcapkan akar. Namun banyak juga yang menghadirkan bebatuan sebagai elemen tambahan agar menghasilkan keindahan. Secara penampilan keseluruhan memang bisa jadi keinginan untuk tampil indah itu bisa tercapai. Tetapi penilaian bonsai itu sendiri harus dilepaskan dari keberadaan batunya. Mulai dari gerak dasar, kematangan dan keserasian, tiga unsur ini hanya dinilai berdasarkan bonsainya saja.

Perkara batu itu asli apa dari semen, menurut Ujang tidak menjadi persoalan. Bahkan pakai fiber pun tidak masalah, asal sentuhan rekayasanya hilang dan sudah terlihat menyatu dengan bonsainya. Keberadaan batu itu untuk memberikan nilai tambah pada bonsai. Batu memberikan pesan atau gaya. Boleh saja batu lebih besar ketimbang bonsainya, tergantung pesan apa yang hendak disampaikan. Hanya saja, kalau besar bonsai sedemikian kecil dibanding batunya, maka akan kesulitan untuk menilai.




Sumber : Agrobis

Kamis, 25 Juli 2013

PAMERAN BONSAI DI CHINA

SALAH SATU KONDISI PAMERAN



Disini menampilkan pameran bonsai yang ada di dalam gedung dan diluar gedung. Penampilan sama bagusnya. Sehingga untuk bonsai yang ada di Indonesia bisa dijadikan referensi jika mengadakan pameran. Perlu sentuhan yang cukup kreatif untuk menampilkan sebuah pameran.








Saran dan Pendapat Anda akan mendewasakan kami.


Rabu, 24 Juli 2013

SENIMAN BONSAI

Pemikiran Gedemerta
Bonsai merupakan salah satu seni yang memiliki nilai sangat tinggi dalam pengamatan saya karena terdapat seni yang bermacam-macam, diantara seni mosaic terdapat pada kulit, permainan garis pada alur, abstraksi dalam kemunculan garis itu merupakan bagian dari lukisan alam yang tersirat di dalam bonsai, dan tata ruang bangun. Saya mengamati bonsai dalam kurun waktu yang sangat panjang, bonsai merupakan patung hidup yang menari bagaikan bidadari-bidadari yang sangat cantik dari kahyangan.


Seniman dalam menghasilkan karya-karyanya mereka mengejar mimpi-mimpinya (imajener) dengan mempermainkan garis-garis yang telah saya katakan diatas. Bagaimana orang bisa mencapai hal tersebut? bagi yang melakukan program dia akan melakukan teknik-teknik yang sangat dahsyat untuk memperoleh apa yang di impikannya. Sehingga hasil karyanya dapat menghasilkan imajener yang sangat tinggi. Untuk yang kontemporer mereka akan melakukan penempelan kayu-kayu kering untuk menutupi kekurangan dari bahan yamadori. Sehingga hasil karyanya dapat menginspirasikan banyak orang yang telah mengamati karyanya. Disini saya melakukan segala sesuatunya berdasarkan kaidah seni rupa karena saya berasal dari orang seni rupa maka dari itu, dalam berkarya saya tetap memperhatikan kaidah seni rupa diantaranya citta, rasa, dan karsa. saya juga memadukan apa yang saya pelajari tentang seni meliputi: seni lukis, seni patung, adenium, dan bonsai itu sendiri. Konsep dasar adalah alam dan saya memberikan bumbu-bumbu yang dapat memberikan kesan dalam karya saya yang meliputi berbagai seni dari seni lukis, seni patung, seni adenium, dan tradisi yang terdapat di bali sudah sangat tersohor menjadi sebuah kesatuan yang saya lakukan dalam keseharian saya dalam berproses. Sehingga saya dapat menghasilkan karya-karya besar yang penuh dengan tari-tarian di pohon itu sendiri sehingga para penikmati seni bonsai tidak bosan-bosannya memandang.
Bahan pemphis acidula, kenapa saya memilih bahan ini? Mungkin anda mengetahui bagaimana karakter dari pemphis acidula. Pemphis acidula merupakan karakter pohon yang memiliki kulit yang sangat indah, daun sangat kecil, memiliki kayu yang sangat keras sehingga pemphis acidula mampu bertahan dalam waktu yang panjang. Untuk di daerah bali khususnya kota denpasar pemphis acidula dapat tumbuh dengan subur. Dari tahun 1989 saya mencoba untuk memainkan pemphis acidula ini. Bagaimana teknik-teknik untuk mencapai kesempurnaan apa yang saya mimpikan. Dari situlah berjalan proses-proses dan hanya saya sendiri yang dapat merasakan perubahan apa yang harus dilakukan oleh seorang seniman. Saya bertahap mengalami perubahan dalam mengembangkan teknik untuk dapat mengembangkan diri agar lebih baik lagi demi mencapai cita-cita saya agar mampu berkarya yang luar biasa. Saya sudah membuktikan diri berulang kali telah mendapatkan juara kontes bonsai berskup dunia. Hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat dunia telah mengakui hasil karya saya yang sangat fenomental. Prestasi yang telah di raih tidak menjadi kesombongan dalam diri saya, sehingga saya harus terus mengembangkan diri untuk mengetahui seberapa titik puncak dalam diri saya. Saya tidak memperdulikan apapun yang telah dikatakan orang-orang tentang diri saya. Saya terima kasih namun saya mohon doa restu kepada masyarakat dunia untuk saya dapat menelorkan karya-karya terbaru saya yang lebih dashyat. Saya akan memberikan beberapa foto bonsai saya sebagai contoh apa yang telah saya lakukan. Semoga mata dunia dapat terhibur karena saya berharap hal itu.
Ini salah satu foto bonsai saya yang mengkarakterkan tradisi bali. Bagaimana tarian bali mengalun dalam pohon dan saya tidak pernah bosan untuk memandangnya, Sangat indah bukan. Saya pikir anda juga menyukainya”. Tampilannya sangat sederhana namun untuk mendapatkan bahan yang memiliki anatomi pohon dan anatomi manusia yang tampak serasi tidak semudah kita lihat. Ini salah satu pohon kesayangan saya semoga anda juga menyukainya. Nama srikandi dalam cerita mahabarata sudah menyebar di seluruh pelosok dunia dan saya ingin mewujudkan bagaimana tokoh srikandi menari dan menyatu di dalam pohon. Inilah hasilnya dari apa yang saya suguhkan didalam pohon ini sangatlah besar menebar aura kedamaian dan saya tidak bosan memandanginya. Begitu saya memandang pohon ini dalam pikiran saya tersirat cerita mahabarata yang menceritakan bagaimana arti dari sebuah kebenaran yang penuh dengan kebijaksanaan. Kenapa saya menggunakan pot yang memiliki sudut karena saya ingin memberikan kesan dalam pot ini sebagai panggung pementasannya. Sehingga saya memandang pohon ini selalu dalam pentas diatas panggung yang lemah gemulai bagaikan bidadari. Saya sangat puas dan sesaat bangga karena saya telah dapat mewujudkan karya besar untuk masyarakat dunia.



Saran dan Pendapat Anda akan mendewasakan kami.


Selasa, 23 Juli 2013

SERIAL ILMU PENGKAWATAN BONSAI


TEKNIK MELAKUKAN PENGKAWATAN BONSAI



Pengkawatan memang biasa dilakukan dalam training bonsai. Tujuannya untuk membentuk arah percabangan atau perantingan sebagaimana yang diinginkan. Kalau bonsai diikutkan kontes dalam keadaan berkawat, tentu tidak bakal mendapatkan nilai bagus. Apalagi dalam kontes kelas Bintang, pengkawatan haram hukumnya. Sekecil apapun alat bantunya, akan didiskualisikasi. Bagaimana pengkawatan yang bagus dan benar ? 




Bonsai yang dipamerkan dalam keadaan berkawat, maksimal dapat nilai B, bahkan bekas kawat pada cabang akan menurunkan nilai. Ketika dipamerkan seharusnya bonsai sudah dalam keadaan selesai dan bukan masa training. "Bonsai itu dapat disebut bagus kalau rekayasa manusia sudah tidak terlihat lagi", ujar trainer bernama asli Yayat Hidayat itu.

Ada beberapa jenis kawat yang digunakan dalam training bonsai. Tembaga adalah jenis kawat terbaik. Memang harganya paling mahal. Penggunaannya mudah dan dapat dipakai ulang setelah diperbaiki dengan cara dipanasi. Jenis galvanized terlalu elastis dan keras sehingga dapat merusak cabang. Kawat almunium agak lemah dan warnanya terlalu mencolok. namun sekarang sudah ada jenis kawat almunium yang berwarna pudar. Harga kawat almunium juga terjangkau oleh kebanyakan pebonsai. 

Disamping jenis, ukuran kawat juga berbeda-beda. Penggunaannya tergantung besar cabang atau ranting yang hendak dikawat. 














ran dan Pendapat Anda akan mendewasakan kami.

Senin, 22 Juli 2013

CLUB BONSAI BANTUL

Tunggak Mrajak Semangat di Jagat Bonsai




BANTUL (KRjogja.com) - Paguyuban Pecinta Bonsai ‘Tunggak Mrajak’ saat ini  beranggotakan sekitar 40 pecinta bonsai. Secara rutin menggelar pertemuan dan pelatihan membuat bonsai berkualitas di markasnya, kawasan  Argomulyo, Sedayu, Bantul.
Juri kontes bonsai nasional Nano AP asal Sleman yang juga sebagai Litbang di Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Yogyakarta mengakui, paguyuban Tunggak Mrajak mempunyai semangat maju yang hebat. Apalagi didukung kekompakan dan kerukunan, baik jajaran pengurus sampai anggotanya.
Ia pun tak segan-segannya untuk berbagi ilmu jagat bonsai kepada siapa saja termasuk di Paguyuban Tunggak Mrajak.  “Koleksi bonsai  milik personel Tunggak Mrajak  banyak yang berkualitas dan sudah layak diikutkan lomba. Antara lain ada bonsai jenis tanaman preh, asam jawa, anggur brazil, sancang, ulmus, beringin, sakura dan kawista,” jelas Nano saat ditemui di markas Tunggak Mrajak, Sabtu (06/07/2013).
Sedangkan Ketua Tunggak Mrajak, Limpat WH mengungkapkan, dengan dukungan penuh dari penasihat Tunggak Mrajak, Teguh Wahyudi yang juga Lurah Desa Argomulyo, paguyubannya mampu menggelar pameran, diskusi dan demo bonsai tingkat nasional. Bahkan,  mampu menghadirkan seniman bonsai nasional Robert Steven asal DKI Jakarta.  Pesertanya puluhan penggemar bonsai dari berbagai daerah.
“Kedepan, kegiatan seperti akan kami gelar secara rutin. Tidak ketinggalan akan menghadirkan trainer-trainer yang sudah punya nama di jagat bonsai,” papar Limpat.
Ditambahkan, anggota paguyubannya berasal dari Argomulyo dan sekitarnya seperti dari Minggir, Moyudan, Godean, Seyegan dan  Argorejo. Bahkan, ada anggota berasal dari Kulonprogo. Sebelum bergabung di paguyuban, masih banyak berjalan sendiri dan sekadar saling berkunjung.
“Dengan adanya paguyuban seperti ini, kami berharap dapat menjadi media berkumpul, bersosialisasi dan berekspresi. Selain itu bisa saling menimba ilmu dan mendalami seputar seni bonsai,” tandasnya. (Yan)


Sumber : Kedaultan Rakyat Online

Minggu, 21 Juli 2013

Serial Bonsai Aneh





Amerika Serikat - Kawat adalah benda yang kaku. Namun, di tangan seniman Ken To, kawat bisa menjadi hiasan unik dan cantik. Sebabnya, Ken To (39 tahun) merangkai kawat itu menjadi tanaman bonsai!
Ken To adalah seniman dari California, Amerika Serikat. Ia berkreasi dengan kawat dari tembaga dan mengubahnya menjadi tanaman bonsai. Untuk membuat satu tanaman, Ken To menghabiskan wakti antara 3 samapi 12 jam. Tanaman bonsai dari kawat itu dijualnya dengan harga 200 poundsterling atau Rp 2,8 juta.


Dengan ketelitiannya, Ken To dapat membuat tanaman bonsai hanya setinggi 2,5 sentimeter dengan cabangnya setinggi 30 milimeter. Sangat pendek, kan!
Menurut cerita Daily Mail, Selasa (2/4), Ken To sebelumnya adalah seorang penggemar tanaman bonsai. Kegemarannya itu lalu diwujudkan dalam bentuk tanaman bonsai dari kawat tembaga. Idenya memang dari tanaman bonsai yang asli, tapi dia tidak menirunya secara keseluruhan.


Untuk bonsai dari kawat ini, Ken To menggunakan kawat dengan warna berbeda. Kawat-kawat itu disatukan dengan menggunakan sebuah tang. Setiap model tanaman bonsai ini ‘ditanam’ dalam pot seperti bonsai aslinya. Terkadang Ken To memberi hiasan batu kecil untuk menciptakan efek yang dramatis.
Menurut Ken To, tanaman bonsai dari kawat memerlukan tingkat perhatian yang lebih tinggi akan detail dan proses pembuatnnya. Semuanya dalam satu kesatuan proses. Sedangkan bila membuat tanaman bonsai yang asli, proses pembentukannya berlanjut terus menerus. Karena setiap kali tanaman itu membesar kita harus memotongnya.(ENO/Foto: Solent News).




Sumber : Berani Online



Saran dan Pendapat Anda akan mendewasakan kami.




Sabtu, 20 Juli 2013

BERTAHAN PADA SANG RATU

Saat banyak pemain lain tiarap, Yendi Septifiyandi justru kebanjiran permintaan. Pekerjaan sebagai akuntan selama 10 tahun pun dilepas demi berkebun aglaonema.
Ratu daun itu memesona Yendi pada enam tahun silam. Ketika itu popularitas aglaonema sebagai tanaman hias daun memang tengah moncer. Bagi  alumnus Universitas Brawijaya itu daun sri rejeki bersosok cantik. Tak hanya terpana pada keindahan daunnya, Yendi juga melihat ada peluang bisnisnya. Yendi yang memang punya keinginan berbisnis dari rumah pun bagai menemukan tambatan hati.
Ia lalu membeli jenis-jenis yang tengah naik daun saat itu antara lain widuri, hot lady, gadis, legacy, adelia, dan dolores. Sebagian besar ia jual kembali, sisanya dipelihara untuk diperbanyak dan dijual anakannya. Tren aglaonema yang sedang di puncak membuat akuntan itu gampang menjual tanaman. Di masa keemasan itu harga jual sang ratu dinilai per lembar daunnya. Ketika itu sri rejeki berbanderol puluhan hingga ratusan juta rupiah per pot dengan cepat “disantap” para pehobi. Perputaran uang dari penjualan aglaonema saat itu ditaksir mencapai miliaran rupiah per bulan. Yendi ingat pada 2007 dari setiap pot aglaonema berdaun 6 helai minimal ia meraih laba Rp500.000. 



Saran dan Pendapat Anda akan mendewasakan kami.

Jumat, 19 Juli 2013

PEMUPUKAN BONSAI

KREATIVITAS DALAM PEMUPUKAN BONSAI






Sekarang lagi musim adanya pupuk dalam keranjang tanaman bonsai. Sebab dengan menggunakan keranjang akan larut ketika setiap mengadakan penyiraman tanaman bonsai. Penempatan keranjang kecil seperti ini memang tidak pada semua pohon, namun dikhusukan pada bonsai yang tidak memungkinkan menanam pupuk di medianya, karena permukaan pot memang sempit atau sudah penuh dengan pangkal batang atau akar.

Pemupukan tersebut telah menghasilkan hasil tanaman bonsai juga bagus dan hasil yang memuaskan. 

Monggo bisa dicoba.







Saran dan Pendapat Anda akan mendewasakan kami.



Kamis, 18 Juli 2013

TRAINING ADENIUM PLASTIK

Cabang Kecil Cukup Dipangkas

Adenium plastik sangat cocok digunakan sebagai bahan adenium bergaya bonsai. Ukurannya jauh lebih mungil bila dibanding dengan jenis adenium pada umumnya. Daunnya bulat-bulat kecil dan rimbun. Mampu membentuk tajuk yang rapat dan sempurna.

Proses pengawatan dan penyambungannya tidak perlu seribet adenium jenis yang lainnya. Biar tajuknya agar rapat cukup dipangkas saja. Melalui pemangkasan yang benar, percabangan yang dihasilkan bisa banyak dan rapat. Harus dilakukan minimal setiap bulan sekali. Jika ada cabang yang nylonong, bisa dipotong bentuk segitiga.

Pengawatan hanya dilakukan untuk membentuk batang utama dan cabang primier. Cabang berikutnya tidak perlu dikawat. Karena jika dikawat cukup sulit dan bisa patah.

Agar daun tumbuh rimbun adeniumplastik butuh tempat yang cukup terkena sinar matahari. Minimal mendapat 5 jam tiap hari. Rindangnya daun juga bisa dirangsang dengan memberi pupuk mengandung nitrogen ( N ) yang cukup tinggi. Agar lebih aman, pemberian pupuk melalui daun dikhawatirkan akan merontokkan daun.

Tajuk yang rapat membuat tetesan air siraman banyak yang nyangkut diantara ranting dan daun. Hal ini bisa menyebabkan daun busuk dan rontok. Maka disarankan penyiraman hanya mengenai bagian media tanaman saja.
























Selamat mencoba.






Sumber : Majalah Flora 




Saran dan Pendapat Anda akan mendewasakan kami.



Rabu, 17 Juli 2013

MASTER BONSAI DARI BALI

SOSOK GEDEMERTA
PHOTO GEDE MERTA BERSAMA BAHAN BONSAI
Pada tanggal 8 maret 2012 saya di undang dengan Antoni Payeras untuk mengisi artikel pada majalah Bonsai Actual. Perlu diketahui otobiografi saya yaitu:
I gede merta seniman dari bali kelahiran temega kelurahan padangkerta karangasem kelahiran tahun 1965 sekarang tinggal di tanjung bungkak banjar babakan sari denpasar-bali.
Sejak kecil sudah corat- coret dimana saja,namun bakatnya baru dimengerti di tahun 1983, bahwa di dirinya memiliki talenta seni yang sangat mengelora.
Pada tahun 1985 saya ikuti dalam organisasi PPBI
Pada tahun 1987 saya menjadi seksi pendidikan
Pada tahun 1989 berkiprah ditingkat nasional untuk pertama kali pada tahun 1989 ketika ada pameran nasional di landmark Jakarta
Pada tahun 1991 ikut demontrasi di asia pasifik yang diadakan di bali.
Pada 1993 ikut pendidikan juri di Jakarta yang di didik oleh Mr Nakajima.
Di tahun selanjutnya banyak melakukan proses Gardener,dimana sini saya banyak mendapatkan seni dekoratif dan natural tata ruang bangun dan lain-lain.
Pada tahun 2002 mulai serius menekuni seni lukis secara otodidak banyak di bimbing oleh Made Budiana seorang Maestro seniman Bali.
Pada tahun 2003 melakukan pameran painting exhibition present,03-04 (kebersamaan) di putri bali hotel dan RRI denpasar.
HASIL KARYA YANG SUDAH SETENGAH JADI

Pada tahun 2007 pada bulan april dan juli menampilkan tema bentuk ekspresi dan aktivitas sekaligus pada objeknya ujar juri berbagai kontes memuji petuah ukiran wajah di bonggol pun tampak halus dan menyatu sempurna,pantas dua kali mengikuti lomba di ginyar dan taman ayun badung pada bulan april dan juli tahun 2007. Dua kali pula kreasi saya  menyabet gelar juara I kelas adenium unik kreasi petuah adenium unik terbaik se Indonesia.
Pada tahun 2007 rekor dari pengamatan majalah trubus 15 menit saya menyulap sosok adenium obesum berdiameter bonggol 20 cm menjadi seorang pelari.
Menurut majalah trubus saya diberiakan gelar peniup roh mawar gurun.Menurut trubus di bulan agustus gelar the best unik pertama di Indonesia pun luput daru genggaman beruang es miliknya sendiri. Petuah menjadi adenium pertama peraih unik terbaik di tanah air. Pertarungan saudara selubuk keduanya milik saya itu tetap seru.

Saran dan Pendapat Anda akan mendewasakan kami.

Selasa, 16 Juli 2013

Di Pameran Flona Lapangan Banteng



Kamboja Bonsai Dibandrol Rp 120 Juta


iluskam

JAKARTA (Pos Kota) – Tanaman hias jenis Adenium RCN atau kamboja bonsai menjadi bintang Pameran Flora dan Fauna (Flona) 2013 yang dibuka Gubernur Jokowi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/7) sore. Tanaman tersebut tak tanggung-tanggung dibandrol Rp120 juta.
Nurcholis, pemiliki Stan Nurma Bonsai, mengaku, tingginya harga jual karena sudah tahunan merawat dan mengantongi banyak prestasi.
“Kamboja saya ini telah meraih prestasi tingkat nasional. Pada kompetisi tahun tahun lalu di Pameran Flona Lapangan Banteng terpilih sebagai yang terbaik dari seluruh tanaman yang dipamerkan. Prestasi yang sama juga diraih pada pameran tanaman di Bekasi,” ujar pria asli Betawi tersebut.
Keunikan tampilan kamboja berkat ketelatenan pemelihara membentuk bonsai. “Bonsai karya saya lainnya pernah dibeli seseorang untuk hadiah kepada mantan Presiden Megawati Soekarno Putri,” tandasnya.

HIJAU DAN ASRI
Saat pembukaan, Jokowi mengatakan, melalui pameran ini diharapkan ibukota bisa menjadi lebih hijau dan asri. “Beragam tanaman bisa dibeli masyarakat, pengelola perkantoran dan perusahaan dalam rangka menghijaukan Jakarta,” katanya.
Menata ruang terbuka hijau (RTH), hendaknya tidak hanya tertumpu pada Pemprov DKI Jakarta, tapi juga perlu partisipasi masyarakat. “Partisipasi masyarakat akan menjadikan Jakarta lebih cepat hijau,” tegas Jokowi.
Penghijauan di Jakarta, tidak meniru negara manapun. “Terpenting semakin hijau semakin baik untuk Jakarta,” tegasnya.
Pameran tahunan berlangsung hingga 8 Juli 2013. Berbagai jenis dan rupa tanaman hias, pohon buah dalam pot, hewan peliharaan dan lainnya dijual dengan harga bervariasi harga. Dinas Pertamanan dan Pemakaman sebagai penyelenggara menata secara apik tenda-tenda peserta sehingga tampil asri. (guruh/st)*
TEKS :Nurcholis membanggakan kamboja bonsai yang dibandrol Rp120 juta.



Saran dan Pendapat Anda akan mendewasakan kami.




Minggu, 14 Juli 2013

MASTER BONSAI MALANG

Pak Syamsul

Pagi yang indah di bulan puasa Romadhon 2013 telah melewati rumah Master Bonsai dari Malang, beliau telah membersihkan kebun bonsai, dan langsung pingin mampir. Mobil diputar untuk menuju rumah beliau. Rumah di jalan Raya Batu Malang dan punya usaha Cwi Mie Malang. Beliau adalah Bapak Syamsul, yang sudah lama bergelut di bidang perbonsaian. Para penggemar bonsai Indonesia pasti akan kenal sosok beliau. 
Waktu berkunjung ke Pak Syamsul Malang
Pak Syamsul mulai menekuni bonsai sekitar tahun 1980-an. Pertama terinspirasi oleh Pak Frans seorang notaris dari Malang yang menjadi sahabatnya dan banyak tanaman kerdil ini di rumah. Dengan memperhatikan tanaman kerdil itu maka Pak Syamsul tertarik dan pingin sekali menekuni Seni Tanaman Bonsai. Awal keinginan terhadap tanaman bonsai hanya sekedar untuk bisnis saja. Tapi telah lama menekuni tanaman bonsai, beralih menjadi sebuah hobi. Beliau juga mengagumi dr Willy dari Bandung. Karyanya cukup bagus, dan dr Willy ini merupakan seniman bonsai.

Salah satu karya Pak Syamsul

"Bonsai itu berasal dari Jepang, mau tidak mau bonsai harus ada pakemnya" ungkap Pak Syamsul yang sudah berusia 62 tahun mengenai tanaman bonsai. 


Nampang di Joglo Pak Syamsul

Rumah yang cukup sederhana dan asring sekali. Didepan rumah ada joglo yang lengkap dengan perabotnya yang memiliki fungsi ganda. Fungsi pertama perabot meja kursi bisa digunakan sebagai tempat makan bagi para tamu yang akan berminat merasakan usaha cwi mie dan jika ada yang berminat terhadap perabot itu  bisa dibeli..

Mutiara yang tenggelam ini seneng sekali jika diajak ngobrol apa saja. Beliau sungguh luar biasa. Penampilan yang harus selalu  menghormati tamu cukup baik sekali. Sudah 10 tahun ini beliau meninggalkan kebiasaan yang kurang baik yaitu merokok. Memang kondisi beliau sudah agak gemukan dan badannya cukup seger serta sehat.

Karya gaya Cokan

"Bonsai itu seperti beladiri maka dasar ilmu bonsai harus dikuasai terutama ilmu bagaimana bonsai itu bisa hidup waktu yang lama" ungkap beliau dengan semangat dan nada tekanan yang kuat, "Saya pingin semangat para penggemar bonsai di Indonesia seperti pada zaman PPBI dipimpin oleh Pak Ismail Shaleh".

Suasana Tanaman Bonsai
Pak Syamsul juga pernah menjadi salah satu 7 orang juri bonsai di Indonesia yang cukup disegani. Karena ada suatu hal maka beliau keluar dan pingin mengekpresikan tentang tanaman bonsai. Jika membuat karya bonsai harus dimulai sejak awal atau kata lain harus dibudidayakan.

Waktu begitu cepat, ngobrol dengan Pak Syamsul masih kurang banyak waktu. Kami harus pamit.

Kami sebagai penggemar bonsai yang baru pingin menanti hasil karyanya.





Saran dan Pendapat Anda akan mendewasakan kami.