Sabtu, 30 November 2013

TEKNIK

Bonsai Art Seri 17

Penguasaan tehnik bonsai sangat penting pada waktu pembuatan sebuah karya seni.  Dengan mengenal dan mengusai teknik seni, maka akan bebas membentuk semua gagasan aspek seninya. Teknik seni merupakan dasar ciri khas, karena bentuk seni yang dihasilkannya menggambarkan  pula isi dari semua gagasan seninya.

Gagasan yang hebat tanpa disertai penguasaan teknik seni yang baik, akan melahirkan sebuah karya seni yang tidak maksimal. Teknologi terus berkembang, dengan demikian teknik seni juga turut berkembangpemikiran filosofi mengenai isi gagasan seni yang orisinil dan otentik maka gagasan itu akan menuntun ke teknik yang harus digunakan, karena isi gagasanlah yang menuntun seseorang untuk melahirkan teknik dan bentuk baru yang dapat merangsang perasaan tertentu agar dapat diterima, diterjemahkan dan dinilai oleh orang lain. Pada waktu membuat karya seni diperlukan kepribadian, bakat, ketrampilan, keunikan dan keasliannya dan hal inilah yang akan melahirkan ciri khas.

Teknik seni berkaitan erat dengan masalah mengatur garis pada anatomi pohon dan demikian pula halnya dengan peletakan pohon dipot tertentu beserta asesori pendukungnya. Semua unsur teknis yang terkandung didalamnya saling berhubungan dan berkaitan antara satu dengan lainnya, yang disesuaikan menurut selera dan kepentingan fungsinya.




Treen & Grow Bonsai Training Centre



Jumat, 29 November 2013

BONSAI & PALU KHUSUS BUAT KORUPTOR

1_HAMAM_FRONT
HAMMAM HARIS cidera berat! Sontak puluhan orang yang tengah menggembleng diri dalam Pelatda cabang olahraga beladiri “A” Jawa Timur untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) itu menangis terisak-isak. Kabar buruk ini sama artinya dengan hilangnya satu keeping medali emas dari kontingen PON Jatim.
“Tetapi sudah ah, tidak usah diingat lagi. Malu …,” sambar Hamamam Haris dalam chit-chat denganBursaBonsai.com. Sekadar tambahan –ini anehnya– dia cedera kaki justru saat bertanding dalam sebuah kejuaraan cabang beldiri “B”. Dulu memang masih memungkinkan seorang –misalnya– jagoan kungfu nyamar ikut kejuaraan silat, karate, kempo, tae kwondo atau sebaliknya.
Pemphis Acidula by Hammam Haris
Pemphis Acidula by Hammam Haris
Bagaimanapun, beladiri dan bonsai memang tidak bisa lepas dari biografi hidup Hammam Haris. Lelaki kelahiran Madura ini mulai menekuni bonsai pada 1981, atas pengaruh bapaknya yang juga penggemar berat bonsai di Pamekasan. Setahun kemudian (1982) para kolektor memberinya modal plus meminjami mobil untuk berburu yamadori Santigi (Pemphis Acidula) dan Cemara Udang (Casuarina Equisetifolia).
“Saya masih ingat, waktu itu pak Ismail Saleh sering datang ke rumah mengambil Cemara Udang,” kenang Hammam sambil menambahkan, pada awal tahun 1990-an ketika menjalani masa-masa kuliah, ia berhenti total dari hiruk-pikuk perbonsaian.
Bendahara PPBI (Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia) cabang Yogya ini kemudian memulai lagi hobi bonsainya pada 1994, saat masuk Yogya. Sampai sekarang sudah puluhan bendera (merah/hijau/biru) pernah direbutnya, gelar-gelar bergengsi macam Best Ten, Best in Show, Best in Size juga sudah pernah di raihnya, dari berbagai arena dan level kontes bonsai di tanah air. Tetapi sebagai seniman bonsai, ia merasa berkembang tidak sepesat teman-teman seangkatannya seperti AH Lutfi dll.

Karena orang tua hobi bonsai dan Ismail Saleh (ketika itu Menteri Kehakiman sekaligus tokoh besar bonsai Indonesia) sering datang ke rumah, terus anda bergabung ke Mahkamah Agung (MA)? “Wuakakakakakkk … Ora! Ora! (Bukan bukan!) Saya masuk ke MA justru salah satunya karena beladiri itu,” tangkis Hammam Haris yang kini dinas di Pengadilan Negeri (PN) Bantul, Yogyakarta.
Pemphis Acidula by Hammam Haris
Pemphis Acidula by Hammam Haris
“Selain terikat disiplin dan tugas kantor, saya menggarap bonsai sendiri dengan semau saya sendiri. Hehehehe..,” ujar Hammam Haris yang dalam dua tahun belakangan sibuk mengurangi koleksi bonsainya secara signifikan. Beberapa waktu lalu ia melego 35 yamadori Cemara Udang dan 35 yahadori Santigi-nya di Madura secara borongan, sementara bonsai-bonsai siap kontestnya di Yogya juga menyusut drastis.
Dari ‘bersih-bersih’ koleksi itu, ada yang satu pohon (Cemara Udang) terjual Rp 35 juta, dibeli kolektor asal Yogya. Ada pula satu pohon Santigi terjual Rp 65 juta, dibeli oleh seorang kolektor asal Surabaya.
Itu semua Hammam Haris lakukan karena tengah sibuk berusaha menaikkan jenjang pendidikannya dengan mengikuti studi khusus, yang berkaitan dengan masa depan karirnya di MA, berkaitan pula dengan obsesinya ‘merebut palu’ khusus untuk memvonis para koruptor.
“Koleksi saya di Yogya sekarang tinggal sedikit dan jelek-jelek. Di Madura saya mulai budidaya Cemara Udang, tiga tahun lagi setelah cita-cita saya menjadi ….. (ia minta dirahasiakan) tercapai, mungkin baru bisa dinikmati,” tegas Hammam mengunci pembicaraan.



Sumber : bursabonsai.com


Kamis, 28 November 2013

SEJARAH SENI UKIR INDONESIA

PEMAHAMAN
Ukir ~ Juru ( pandai, tukang )Contoh: Tukang Ukir : Orang yang pekerjaannya mengukirMengukir : Menoreh ( menggores, memahat ) dsb. 
untuk membuat lukisan ( gambar ) pada kayu, batu, logam,dsb.
Ukiran : ( ukiran-ukiran ) hiasan yang terukir.
Seni Ukir : seni pahat
PEMAHAMAN TENTANG SENI UKIR INDONESIA
Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung (kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain.

Bangsa Indonesia mulai mengenal ukir sejak zaman batu muda (Neolitik), yakni sekitar tahun 1500 SM. Pada zaman itu nenekmoyang bangsa Indonesia telahmembuat ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat atau bahan lain yang ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan Pada zaman yang lebih dikenal sebagai zaman perunggu, yaitu berkisar tahun 500 hingga 300 SM. Bahan untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan yanitu menggunakan bahan perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Dalam pembuatan ukirannya adalah menggunakan teknologi cor. Motif-motif yang di gunakanpada masa zaman perunggu adalah motif meander, tumpal, pilin berganda, topeng, serta binatang maupun manusia. Motif meander ditemukan pada nekara perunggu dari Gunung merapi dekat Bima. Motif tumpal ditemukan pada sebuah buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT. Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu darikerinci, Sumatera. Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba. Nusa Tenggara, dan pada kapak perunggu dari danau Sentani, Irian Jaya. Motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kejahatan. Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.
Setelah agama Hindu, Budha, Islam masuk ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembangan yang sangat pesat, dalam bentuk desain produksi, dan motif. Ukiran banyak ditemukan pada badan-badancandi dan prasasti-prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingati para raja-raja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan, dll. Bukti-bukti sejarah peninggalan ukiran pada periode tersebut dapat dilihat pada relief candi Penataran di Blitar, candi Prambanan dan Mendut di Jawa Tengah.
Saat sekarang ukir kayu dan logam mengalami perkembangan pesat. Dan fungsinyapun sudah bergeser dari hal-hal yang berbau magis berubah menjadi hanya sebagai alat penghias saja.pada ukiran kayu meliputi motif Pejajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai macam motif yang berasal dari luarJawa.


LEGENDA SENI UKIR JEPARA

Dikisahkan seorang ahli seni pahat dan lukis bernama Prabangkara yang hidup pada masa Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, pada suatu ketika sang raja menyuruh Prabangkara untuk membuat lukisan permaisuri raja sebagai ungkapan rasa cinta beliau pada permaisurinya yang sangat cantik dan mempesona.

Lukisan permaisuri yang tanpa busana itu dapat diselesaikan oleh Prabangkara dengan sempurna dan tentu saja hal ini membuat Raja Brawijaya menjadi curiga karena pada bagian tubuh tertentu dan rahasia terdapat tanda alami/khusus yang terdapat pula pada lukisan serta tempatnya/posisi dan bentuknya persis. Dengan suatu tipu muslihat, Prabangkara dengan segala peralatannya dibuang dengan cara diikat pada sebuah laying-layang yang setelah sampai di angkasa diputus talinya.
Dalam keadaan melayang-layang inilah pahat Prabangkara jatuh di suatu desa yang dikenal dengan nama Belakang Gunung di dekat kota Jepara.
Di desa kecil sebelah utara kota Jepara tersebut sampai sekarang memang banyak terdapat pengrajin ukir yang berkualitas tinggi. Namun asal mula adanya ukiran disini apakah memang betul disebabkan karena jatuhnya pahat Prabangkara, belum ada data sejarah yang mendukungnya.

Sejarah

  1. Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, terdapat seorang patih bernama Sungging Badarduwung yang berasal dari Campa (Kamboja) ternyata seorang ahli memahat pula. Sampai kini hasil karya Patih tersebut masih bisa dilihat di komplek Masjid Kuno dan Makam Ratu Kalinyamat yang dibangun pada abad XVI.

  1. Keruntuhan Kerajaan Majapahit telah menyebabkan tersebarnya para ahli dan seniman hindu ke berbagai wilayah paruh pertama abad XVI. Di dalam pengembangannya, seniman-seniman tersebut tetap mengembangkan keahliannya dengan menyesuaikan identitas di daerah baru tersebut sehingga timbulah macam-macam motif kedaerahan seperti : Motif Majapahit, Bali, Mataram, Pajajaran, dan Jepara yang berkembang di Jepara hingga kini.

Sumber: http://djawerndeso.blogspot.com/

SENI UKIR PAPUA

Bagi suku Asmat, seni ukir kayu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang telah turun temurun menjadi suatu kebudayaan yang bukan saja dikenal di Papua dan Indonesia, melainkan sudah ke seluruh dunia. Bagi setiap turis asing yang berkunjung ke Papua, rasanya kurang lengkap apabila tidak mengenal atau membeli cenderamata karya ukir suku Asmat dalam berbagai ukuran.
Ciri khas dari ukiran suku asmat adalah polanya yang unik dan bersifat naturalis, dimana dari pola-pola tersebut akan terlihat kerumitan cara membuatnya sehingga membuat karya ukir suku Asmat bernilai tinggi dan sangat banyak diminati para turis asing yang menggemari karya seni.
Dari segi model, ukiran suku Asmat memiliki pola dan ragam yang sangat banyak, mulai dari patung model manusia, binatang, perahu, panel, perisai, tifa, telur kaswari sampai ukiran tiang. Suku Asmat biasanya mengadopsi pengalaman dan lingkungan hidup sehari-hari sebagai pola ukiran mereka, seperti pohon, perahu, binatang dan orang berperahu, orang berburu dan lain-lain.
Mengukir adalah sebuah tradisi kehidupan dan ritual yang terkait erat dengan spiritualitas hidup dan penghormatan terhadap nenek moyang. Ketika Suku Asmat mengukir, mereka tidak sekedar membuat pola dalam kayu tetapi mengalirkan sebuah spiritualitas hidup.




Sumber : maindakon.bloqspot.com



Rabu, 27 November 2013

FANTASTIK : SENIMAN PEMAHAT PENSIL


Seniman Hungaria, dikenal denganjulukan cerkahegyzo, berhasil memproduksi patung sangat rinci dengan ukiran pada pensil. Menggunakan alat sederhana seperti pisau cukur dan jarum, ia dengan susah payah mengukir hal mustahil seperti rantai yang saling terkait.


Selain itu ia jiga menggunkan alat lain seperti amplas dan batu polishing untuk membentuk desain yang begitu rumit. Cerkahegyzo mengatakan karyanya terinspirasi oleh Dalton Ghetti, seorang ahli pemahat pensil.
















































Hebat - hebat - hebat


Selasa, 26 November 2013

ENDAM DAN IMPIAN 1000 SKETSA BONSAI


1_adam_front1

ADAM BONSAI :: Sekitar 15 tahun yang lalu, hari-hari lelaki yang satu ini habis di pusat-pusat seni paling bergengsi di Jakarta, seperti Bentara Budaya, Taman Ismail Marzuki dan Pasar Seni Ancol. Tetapi ketika bisnis restorannya mulai menyita perhatiannya, kini –sekali waktu– dia hanya bisa bangun subuh hari kemudian berkeliling Jakarta hanya untuk memandangi patung-patung yang tersebar di mana-mana.
by Adam Bonsai
by Adam Bonsai
Itulah salah satu cara Endam Hamdani (Adam Bonsai) mengobati rasa rindunya pada dunia seni yang pernah ditekuninya. Dulu, dia memang seorang seniman pembuat patung dan relief (sculpture and relief), juga landscape taman, disamping dikenal sebagai pelukis sket yang sangat produktif. Jejak-jejak karyanya masih bisa didapati sampai sekarang, diantaranya di situs sejarah Bukit Siguntang (1992) Palembang dan karya relief di Sasana Seni Langgeng Budaya Stasiun TVRI Palembang.
“Kemudian suatu saat ketika saya bekerja di salah satu produsen otomotif terbesar di Indonesia, saya tanggalkan betul-betul atribut ‘Seniman’ itu,” kata Endam pada BursaBonsai.com. Ia semakin menjauh dari masala lalunya, ketika kemudian tenggelam dalam organisasi kemasyarakatan dan bisnis yang diterjuninya. “Saya ini boleh disebut seniman pasif,” sambarnya.
ENDAM [Adam Bonsai]
ENDAM [Adam Bonsai]
Endam lahir dari keluarga sederhana di Subang, Jawa Barat, 6 juni 1973. Ayahnya seorang guru yang dikenal luas sebagai ahli membuat patung wayang golek (Singa Depa) dan gamelan alat musik Sunda. Dari ayahnya inilah Endam secara otodidak menerjuni profesi seniman.
“Yang saya ingat betul waktu itu, dalam menggambar ayah saya memperkenalkan teori skala. Ini agar supaya gambar yang saya buat hasilnya mendekati keaslian obyek,” kenang Endam yang haus membaca untuk mematangkan kesenimanannya.
Lantas, bagaimana ceritanya Endam bisa terdampar di hiruk-pikuk dunia bonsai dan bahkan kemudian berganti nama jadi Adam?
“Jujur, tiga tahun saya mempelajari pakem-pakem bonsai secara teori, melalui buku maupun internet. Setelah faham teori secara ilmiah, saya mulai berani tampil di publik lewat sketsa Bonsai. Kalau nama Adam, itu cuma agar mudah diingat saja he-he-he-he,” cerita ayah dari tiga orang anak, satu putra dan tiga putri ini.
Endam orangnya rendah hati, suka membaca berbagai literatur tentang seni, oleh karenanya Ia juga suka sesuatu yang sistemik dan ilmiah dalam segala hal. Ia juga suka berbagi pengetahuan dan skill, tak segan-segan melayani konsultasi dan permintaan membuat sketsa bonsai dari para newbie (pemula) bonsai secara gratis.
by Adam Bonsai
by Adam Bonsai
“Sudah sekitar 200 sketsa bonsai saya buat untuk mereka para newbie. Mudah-mudahan saya diberi umur panjang dan mampu membuat 1000 sketsa bonsai berdasar request,” ujarnya.
Ia memilih sketsa karena mampu membuat pekerjaan lebih efisien dalam proses berkarya seni bonsai. Sketsa gampang dicerna. Karena gambar adalah bahasa universal. Ia menghindari proses enlightenment (pencerahan) pada paranewbie dalam bentuk verbal karena jauh lebih berpeluang menimbulkan multi-tafsir. Namun sketsa juga bukan sesuatu yang harus. Banyak seniman bonsai yang berkarya seni langsung tanpa sketsa, semuanya kembali kepda selera masing-masing.
Menurutnya, seni bonsai menarik karena obyek materialnya selalu berbeda. Ini yang membuat para seniman bonsai tertantang menyelesaikan setiap obyek yang di garapnya. Sebuah obyek bisa diterjemahkan dalam ribuan tampilan, tergantung seberapa besar kemampuan seorang seniman. Dalam Bonsai, ada sisi lebih karena kita dituntut mengeskpreikan karya dalam bentuk yang impresif dan mengacu kepada kewajaran dan estetika pohon hidup di alam. Kita juga dituntut piawai memahami disiplin biologi (botani) untuk mempertahankan kelangsungan hidup pada karya Bonsai selama mungkin yang tidak ada pada seni patung dan relief atau seni lainya.
“Saya Sangat menggemari semua seni, dari teater, bermusik, melukis… tapi saya lebih nyaman dengan pensil saya … he-he-he-he. Saya yakin sketsa saya akan sangat berguna buat mereka-mereka yang jauh dari keramaian pusat kota. Saya berkomitmen akan terus melayani publik selama sehat dikandung badan,” ujar Endam Hamdani alias Adam Bonsai, mengunci pembicaraan. Semoga ……


Sumber : bursabonsai.com

Senin, 25 November 2013

SARASEHAN PPBI KUNINGAN


Sarasehan PPBI Cabang Kuningan, yang diadakan pada tanggal 24 Nopember 2013. Sarasehan ini di hadiri oleh tokoh bonsai yaitu Bapak Wawang Sawala dan Bapak Asep dari Garut.










Selamat PPBI Cabang Kuningan

Minggu, 24 November 2013

MODEL POT BONSAI

Dalam menanam bonsai tentunya haruslah jeli melihat model-model pot dan menggunakannya. Satiap gaya bonsai tentu memerlukan pot yang berbeda-beda pula. Cara meletakkan tanaman pun juga berbeda-beda setiap modelnya. Pot bonsai sendiri ada beberapa macam, yaitu tipis, sedang, dan tinggi, dari segi bentuk ada yang bulat, ada yang oval, ada yang lebar, dan ada yang kotak.
Untuk pot yang tipis bulat biasanya digunakan untuk menanam bonsai model tegak lurus. Bonsai diletakkan di tengah-tengah pot.
Pot bonsai ukuran sedang biasanya untuk model bonsai yang tegak tapi tidak lurus, atau bisa juga untuk bonsai yang semi menggantung. Bonsai biasanya diletakkan tidak di tengah pot, bila batang meliuk ke kanan maka bonsai diletakkan agak kiri atau sebaliknya.
Pot yang tinggi biasanya digunakan untuk bonsai yang bergaya menggantung atau air terjun. Penggunaan pot ini bertujuan mengimbangi panjangnya bonsai yang bergaya air terjun.
Pot yang tipis oval atau lebar biasanya untuk menanam bonsai bergaya tegak tdak lirus atau meliuk liuk, atu bisa juga untuk tipe bonsai lebih dari satu batang. Penanaman bonsai tidak diletakkan di tengah, melainkan di atur sesuai arah kecondongan pohon, inio dikakukan untuk keseimbangan pandangan.
Pot kotak persegipanjang untuk menanam bonsai yang bergaya condong atau melingkar, atau model group, penanaman bonsai harus di sesuaikan dengan arah condongnya batang bonsai.









Sumber : bonsaibiker.com