Dalam rangka ulang tahun kota Bangkalan yang ke 464, untuk meramaikan ulang tahun tersebut, Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Bangkalan mengadakan pameran dan kontes bonsai. Diadakan mulai tanggal 6 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 13 Oktober 2013.Untuk memudahkan orang berkunjung maka pameran dan kontes bonsai diadakan di Alun-alun kota di sebelah selatan. Pembukaan dilakukan oleh Bupati Bangkalan Bapak RK Muhammad makmum Ibnu Fuad
.
Kontes yang diikuti penggemar bonsai lebih dari 7 kabupaten di Jawa Timur, hari ini memasuki babak penilaian untuk penentuan juara, setelah kemarin dilakukan penilaian awal terhadap 170 Bonsai yang terbagi dalam kelas, Prospek, Regional, dan Madya oleh 5 orang Juri berkelas Nasional dan Internasional
Kontes tersebut di ikuti oleh para penggemar bonsai dari bebera kabupaten/kota di Jawa Timur diantaranya Pamekasan, Probolinggo, Sidoarjo, Sumenep, Pandaan, Pasuruan, Surabaya. Penyerahan bahan diadakan pada tanggal 6 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 7 Oktober 2013 sedangkan penilaian diadakan pada tanggal 8 Oktober 2013.
Kelas yang akan dipamerkan adalah Madya, Regional dan Prospek dan diadakan pada tanggal 9 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 13 Oktober 2013 di Alon-alon Kota Bangkalan.
Acara penerimaan tanaman bonsai pada tanggal 6 Oktober 2013 sampai tanggal 7 Oktober 2013, sedangkan pembukaan dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2013.
Sementara itu, ketua PPBI Cabang Bangkalan, Amin Mansur, mengatakan Kontes atau Pemeran Bonsai ini adalah swadaya murni dan merupakan kontes yang pertama dan termuda di Madura. Dalam acara ini selain mengundang SKPD, pihkanya juga mengundang sesepuh dan pecinta Bonsai se Jatim, dan budayawan se-Madura.
Selamat Untuk PPBI Cabang Bangkalan
SURYA Online, BANGKALAN - Kontes bonsai tingkat Madya yang digelar di Alun-alun Kota Bangkalan, Selasa (8/10/2013) hingga Sabtu (15/10/2013) mendapat respon positif dari kalangan pecinta pohon mini itu. Termasuk juri kelas Madya, Karyono Gembyak.
Menurut pria asal Malang ini, Bangkalan sudah lama menjadi daerah terkenal di dunia perbonsaian dengan mutu yang sangat bagus.
"Di sini (Bangkalan) merupakan tempat alami bonsai. Lahan tandus dan pegunungan, sudah pasti banyak ditumbuhi pohon kerdil," ungkap Karyono Gembyak di sela-sela penilaian terhadap 170 bonsai yang dikonteskan.
Ia mengatakan, kualitas bonsai di Kabupaten Bangkalan mampu bersaing dengan bonsai-bonsai yang ada di Jawa Timur. Tak heran, jika tanaman bonsai yang dikonteskan itu dikelompokkan kelas menengah ke bawah.
"Sebetulnya mereka (pencinta bonsai) sudah lama 'tidur'. Akhirnya mereka kembali dalam sebuah pameran," katanya.
Ia menambahkan, penilaian kontes bonsai ini tidak didasarkan pada proses pembuatan melainkan pada hasil akhir.
"Kelas bonsai yang dipamerkan sekarang kelas menengah ke bawah, madya, regional, dan prospek (kelas terbawah)," tandas juri yang pernah ikut penataran bonsai di Bali pada tahun 2005 itu.
Ketua Pelaksana Kontes Bonsai Mohammad Efendi menyatakan, peserta kontes berasal dari hampir seluruh kota yang ada di Jawa Timur. Termasuk dari empat kabupaten di Madura.
"Kontes ini diadakan untuk mengenalkan kembali bonsai yang sempat menghilang dalam beberapa tahun terakhir. Kami sebagai komunitas pecinta seni bonsai harus berani menunjukkan hasil karya seni," katanya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) itu berpendapat, kondisi dan pemanfaatan lingkungan belakangan ini telah mengesampingkan habitat pohon kerdil yang dianggap sebagai benalu atau pun pengganggu tanaman lain.
"Padahal bisa dimanfaatkan sebagai karya seni yang mempunyai daya tarik tinggi. Termasuk mampu membuka lapangan kerja baru," tutur pria yang akrab disapa Pepeng ini kepada Surya Online.
Pepeng yang sudah menggeluti dunia bonsai sejak tahun 1990 itu mempunyai kurang lebih 150 bonsai di rumahnya. Tidak cukup hanya dengan merawat tapi juga harus bisa menimbulkan rasa sayang terhadap pohon.
"Kecukupan air harus terjaga. Terpenting selalu mengontrol media tanam (tanah). Ada yang harus diganti tiga bulan sekali, ada juga tanahnya yang diganti tiga tahun sekali," pungkas Pepeng yang pernah menjual bonsai seharga Rp 150 juta itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat