Rabu, 25 April 2012

PROSES PEMBUATAN ON THE ROCK

Tahap I



Tahap II



Tahap III




Tahap IV



Tahap V



Tahap VI



 Tahap VII



Tahap VIII



Tahap IX

Selasa, 24 April 2012

POT



Tip Memilih Pot Bonsai Terbaik



Agar tumbuh indah, bonsai membutuhkan pot yang tepat. Pot dan aksesoris lain semakin banyak tersedia seiring semakin populernya bonsai.
Pot bonsai tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran yang dapat disesuaikan dengan ukuran dan jenis bonsai.
Pot bonsai yang baik tidak perlu mahal, tetapi harus mampu mengakomodasi ukuran bonsai serta memiliki nilai estetika tinggi.
Pot terbaik umumnya terbuat dari tanah liat. Ukuran pot harus diperhatikan sehingga masih memberi ruang bonsai untuk tumbuh.
Pot harus berdiameter sama atau lebih besar dengan diameter batang bonsai. Sedang kedalaman pot setidaknya setara dengan setengah tinggi pohon.
Panduan ukuran di atas terutama ideal diterapkan pada bonsai yang telah berusia tua. Bonsai yang masih muda tidak perlu terlalu ketat mengikuti standar di atas.
Warna pot dengan warna tanah umumnya akan cocok untuk sebagian besar jenis bonsai. Sementara untuk pohon bonsai bunga, pot berglasir bisa menjadi pilihan tepat.
Pot tanah liat tanpa glasir cocok untuk pohon yang memilki daun warna hijau. Pot berwarna cerah sebaiknya dihindari. Jangan sampai wana pot yang ramai malah akan mengalihkan perhatian dari bonsai itu sendiri.
Bagaimana bentuk fisik bonsai juga dapat membantu dalam memilih pot bonsai yang sesuai.
Bonsai dengan batang ramping dan melengkung, atau dengan tekstur kayu dan daun yang lembut akan cocok ditempatkan dalam pot berbentuk bulat atau oval. Contoh bonsai jenis ini adalah maple Jepang.
Di sisi lain, pohon-pohon dengan batang besar serta ranting yang kuat serta lebat lebih cocok ditempatkan dalam pot bujur sangkar atau persegi panjang.
Sebelum memutuskan hendak membeli pot bonsai jenis apa, bertanya dengan seseorang yang telah ahli perihal bonsai akan mempertajam pilihan Anda.

Senin, 23 April 2012

DONGKELAN


Perbaiki Batang, Cabang Hingga Akar
Soelistio Sidhi berulangkali mengernyitkan dahi saat menggarap bonsai beringin miliknya. Sebab bentuk batang masih belum bisa sesuai dengan keinginan yaitu besar dan berkarakter. Setelah menimbang beberapa saat akhirnya pebonsai asal Sidoarjo ini mendapatkan ide untuk melakukan tempel batang untuk mendapatkan batang yang lebih berkarakter.
Keluhan tentang kondisi batang yang kurang berkarakter sering menjadi dilema bagi pebonsai. Sebab secara visual sudah terlihat janggal bila melihat bonsai namun batang yang dimiliki kurang kekar. Sebab bagaimana pun bonsai selalu mencerminkan pohon tua kokoh dan mampu membuat teduh siapapun menikmatinya.
Teknik tempel ini memang bisa menjadi satu alternatif pengembangan karya seni bonsai untuk memberikan sentuhan baru saat mendapatkan bakalan yang kurang sempurna. Atau bisa juga untuk mengembalikan struktur tanaman yang rusak atau mati. Jadi sebagai satu karya seni teknik ini tidak haram dilakukan dan berlaku untuk gaya apapun.
Sebenarnya teknik tempel sendiri sudah banyak diaplikasikan dalam dunia bonsai, bagian yang paling populer adalah pembentukan cabang baru dengan teknik tersebut. Disitu pebonsai bisa menentukan atau menciptakan batang baru di bagian tanaman yang diinginkan. Ini merupakan salah satu alternatif untuk menciptaka hasil yang maksimal.
Dalam pengembangannya teknik tempel ini juga bisa di jadikan satu cara untuk memperbesar atau mempergemuk salah satu bagian tanaman terutama untuk batang dan cabang. Disitu ukuran batang maupun cabang yang ingin diperbesar kita tempel dengan batang baru yang mengikuti alur batang lama.
Cara ini dinilai paling evektif karena tidak menghilangkan bakalan namun memberikan ornamen baru untuk gerak dasar yang lebih baik. Karena untuk menunggu tumbuh secara alami jelas tidak mungkin sebab waktunya bisa bertahun-tahun.

Posisi dan Sudut PandangMenentukan Hasil Jadi
Soelistio mengakui dari koleksinya banyak yang dikerjakan dengan tempel batang. Alasannya dengan tempel batang maka kreasi bonsai akan jauh lebih menarik. Karena aliran yang dianutnya universal. “Saya tidak fanatik dengan satu jenis tanaman dan satu aliran saja sebab seni punya penilaian yang universal,” imbuhnya menegaskan.
Memang dalam bonsai kreasi menentukan gaya tetap dari bakalan, nah dalam perjalanannya yang tentunya butuh waktu bertahun-tahun kadang dan cukup sering pebonsai menilai ada kekurangan dari karya yang dibuatnya. Bila dirasa terlalu besar akan lebih mudah yaitu dengan menguranginya namun bila kurang besar lain masalahnya. Karena sebagai mahluk hidup tentu perlu proses pertumbuhan untuk memperbesar.
“Memang dituntut kesabaran tapi bila bisa di lakukan dengan cepat dan bagus kenapa tidak,” tandas Soelistio. Pria murah senyum ini lantas menunjukkan beberapa koleksinya yang dilakukan tempel batang. Contohya pada jenis cemara udang, saat mendapatkan bakalan Soelistio mengaku masih kurang sreg pada bagian batang yang dinilai kurang bagus yang dinamainya seram.
Dari situ akhirnya dicarikan batang dengan jenis yang sama dan di tempatkan berdempetan pada bagian yang diinginkan. Memang prosesnya tidak semudah yang dibayangkan sebab saat penempelan batang besar dan baru harus berdempetan. Caranya beragam ada yang mengikat dengan tali/kawat atau ditekan pada penahan yang di paku langsung ke batang.
Tujuannya sama yaitu untuk menyatukan kambium agar bisa bergabung yang nantinya akan menjadi bagian dari batang besar. Batang sambungan ini diproyeksikan Soelistio untuk mengisi bagian yang kosong, sehingga tinggal menunggu sampai ukuran tepat sebelum digarap. Menunggu besarnya sambungan ini yang membutuhkan waktu cukup lama setidaknya 1 tahun.
Selain batang utama, teknik tempel juga bisa digunakan pada percabangan. “Dimanapun bisa dilakukan sebab teknik ini bisa mengisi bagian manapun,” imbuhnya. Disitu prosesnya memang cukup rumit karena bagian ini berada di atas sementara media tanam jauh dibawah. Jadi tempelan yang diinginkan harus panjang untuk bisa menjangkau media tanam.

Baik Untuk Akar
Selain memperkuat batang teknik ini juga bisa di lakukan untuk memberikan kekuatan baru diakar. Caranya hampir sama yaitu dengan menempelkan batang baru di batang lama. Hanya saja media tanam tidak satu pot dengan bonsainya. Lalu bagiamana batang baru ini bsia tumbuh?, “Buatkan lokasi media tanam baru,” terang Soelistio.
Disitu proses penyambungan batang bertujuan untuk menciptakan akar baru. Tujuannya jelas untuk memperkuat tampilan akar sehingga lebih kokoh. Bedanya dengan tempel batang untuk akar media tanam dipisah terutama pada batang besar.
Pola media tanam terpisah sengaja dilakukan pria yang menggarap bisnis advertaising ini. Sebab bila dimasukkan satu maka karakter tempelan tidak akan menonjol. Sehingga dipilih untuk mengeluarkan sambungan dan memberikan nutrisi ditempat lain.
Bila dilihat memang sedikit aneh dimana ada akar yang menjuntai keluar dari pot. “Bila ukuran sudah matang akar yang keluar kita potong dan dimasukkan ke media utama,” imbuhnya. Namun jangan dikira proses ini bisa cepat dilakukan sebab untuk mendapatkan hasil yang sesuai tetap butuh waktu yang tidak sebentar.

Munculkan Kontur Baru
Selain memperbesar batang proses penempelan ini juga akan memperbaiki kontur tanaman untuk menimbulkan kesan tua. Kesan ini akan muncul bila bakalan yang diambil mempunyai bentuk bulat dan halus. Penempalan batang selain mengisi bagian yang diinginkan juga membentuk motif bergelombang.
Kontur ini yang juga membuat batang yang ditempel akan lebih berkesan tua sebab terlihat seperti urat yang menonjol. “Banyak hal positif yang bisa diambil dari teknik ini,” ujar Soelistio. Apalagi caranya tidak terlalu sulit asalkan sudah mepunyai stok tempelan yang beragam. Karena setiap pohon punya kecocokan yang berbeda.

Tidak Semua Jenis Bisa
Meski menjadi satu teknik yang sangat membantu namun tidak semua jenis tanaman bisa dilakukan teknik tempel salah satunya untuk jenis santigi. “Santigi hampir dipastikan tidak bisa dilakukan penempelan,” imbuh Soelistio. Jadi bakalan yang kita dapat tidak bisa diperbesar kecuali menunggu secara alami dan sudah dipastikan waktunya akan jauh lebih lama.
Dari alasan ini yang membuatnya akhirnya mengkoleksi beragam jenis tanaman bonsai. Sebab setiap jenis akan memunculkan karakter yang berbeda. Memang diakui bahwa ada beberapa jenis bonsai yang mempunyak karakter lebih mudah untuk di lakukan kreasi. Contohnya untuk keluarga ficus, seperti beringin, hokian tea dan iprih sementara untuk jenis cemara ada cemara udang dan cemara angin. Untuk jenis ini hampir semuanya bisa dilakukan sambung batang. [wo2k]




Seni Tempel Batang Bonsai

Minggu, 22 April 2012

DONGKELAN

Seni Bonsai menurut Robert Steven


Pendapat Robert Steven (seniman bonsai internasional) bahwa keindahan sebuah bonsai dapat dilihat jika mengandung syarat-syarat:
  • indah secara estetika. Memang sangat relatif mengingat banyak teori yang menjelaskan keindahan sebuah bonsai. Jadi dapat pula menyangkut maknanya.
  • Bonsai mampu bercerita dimana habitat tumbuhnya. Pohon yang tumbuh ditebing batu beda dengan pohon yang tumbuh dipantai.
  • Bonsai harus memberi makna yang mewakili senimannya. Jadi apa yang akan disampaikan dapat terwakilkan melalui karyanya.


Sabtu, 21 April 2012

BSCFam

PROFIL ANGGOTA BONKEI SIWALAN CLUB

Nama     : Sunaryo, SPd
Alamat   : Jln Siwalan Permai IA No. 26 Tuban
Anggota BSC dan pendiri sekaligus penggagas


Bapak Sunaryo adalah salah satu penggagas berdirinya BSC yang sekarang club tersebut agak tersendat karena ada kesibukan di masing-masing tugas, club ini masih bekerja dalam takaran pameran bonsai yang digunakan untuk memeriahkan perbonsaian di tanah air khususnya daerah Tuban. Bapak Sunaryo masih exsis untuk tetap memajukan tanaman tersebut, meskipun harus dengan segala tenaga dicurahkan. Bapak Sunaryo mempunyai 1 istri dan 2 anak yaitu Bimo dan Shinta. Keharmonisan keluarga mencerminkan kesabaran belaiu untuk menata tanaman yang namanya Bonsai. Bahkan tidak ada lahan yang luaspun, lahan di lantai 2 cukup memberikan wadah untuk tanaman bonsainya. Beliau sekarang bekerja di pemda Kabupaten Tuban untuk urusan kepariwisataan. Diharapkan dengan melalui tanaman bonsai akan meningkatkan citra kota Tuban sebagai kota wisata dan kota wali.


Salah satu koleksi bonsai bapak Sunaryo yaitu kawista, dinamai "Bagong" karena bonggol bawah besar seperti bagong.

Jumat, 20 April 2012

BSCFam


PROFIL ANGGOTA BONKEI SIWALAN CLUB















Nama   : Adityo Sugeng Pramono ( Adit )
Alamat : Jalan Siwalan Permai VII / 1 Tuban
Sebagai Anggota BSC dan pendiri

Sudah menekuni tanaman bonsai sejak didirikan club tersebut, sekarang koleksinya sekitar 50 tanaman bonsai seperti kawista, santigi, ulmus, asem jawa, hokian tea, arabica, serut dan lain-lain. Bonsai merupakan hobi dikala waktu senggang. Adit beristri 1  dan punya putra semata wayang yang bernama Bintang Muhammad Agastya. Dari bonsai diharapkan akan menemukan sebuah keseimbangan hidup dan sekaligus sebagai hobby. Sekarang bekerja di perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang perkulian semen.



Inilah kebun Adit dikala mengembangkan hobinya, saat ini kebun berukuran sekitar 150 m2 yang diisi oleh beberapa tanaman. Meskipun sering kali banyak kegagalan dalam menanam bonsai, diharapkan dengan kegagalan itu akan mendapatkan sebuah hasil bonsai yang memuaskan.

Sekarang lagi mencari bagaimana tanaman bisa tumbuh dengan baik, sedangkan media cukup minim.

Rabu, 18 April 2012

DONGKELAN

Tips Merawat Bakalan Serut (streblus asper)

Sekitar tahun 90-an, tanaman serut pernah sangat populersebagai bahan bonsai di Indonesia. Namun sekarang ini masih jarang serut yang tampil di tingkat nasional. Mengapa? saya sendiri juga tidak begitu tahu. Sebenarnya tanaman serut sangat banyak dijumpai di Indonesia. Selain itu perawatanya juga mudah. Keunggulan lain, daun serut bisa tampil sangat kecil, perantingannya mudah serta mempunyai karakter kuat pada garis-garis ranting. Walaupun kata orang, untuk membesarkan cabang agar proporsi dibutuhkan waktu yang lama, namun pada bahan serut medium tidak membutuhkan waktu yang lama. Berdasarkan pengalaman saya. bonsai serut ukuran medium hanya dibutuhkan waktu 3 tahun untuk menjadi bonsai jadi. Perakaran yang bagus memang sulit dijumpai pada tanaman ini. Tapi kita dapat mensiasati perakaran tersebut dengan menambah aksesoris batu atau serut yang benar-benar diatas batu. Berikut ini saya tampilkan bonsai serut. Semoga menambah inspirasi anda
Serut adalah salah satu jenis tanaman liar yang biasa tumbuh di hutan-hutan atau tebing-tebing batu. Di alam serut bisa tumbuh mencapai ketinggian 6meter dengan diameter batang mencapai kurang dari satu meter.Sekitar tahun 90-an, tanaman serut pernah sangat populer sebagai bahan bonsai di Indonesia. Sebenarnya tanaman serut sangat banyak dijumpai di Indonesia. Selain itu perawatanya juga mudah. Keunggulan lain, daun serut bisa tampil sangat kecil, perantingannya mudah serta mempunyai karakter kuat pada garis-garis ranting. Walaupun kata orang, untuk membesarkan cabang agar proporsi dibutuhkan waktu yang lama, namun pada bahan serut medium tidak membutuhkan waktu yang lama. Berdasarkan pengalaman saya. bonsai serut ukuran medium hanya dibutuhkan waktu 3 tahun untuk menjadi bonsai jadi. Perakaran yang bagus memang sulit dijumpai pada tanaman ini. Tapi kita dapat mensiasati perakaran tersebut dengan menambah aksesoris batu atau serut yang benar-benar diatas batu.

Pohon itu memiliki beberapa manfaat. Bahan baku penting dalam pembuatan kertas di Thailand selama tujuh ratus tahun. Hampir semua dokumen Thailand kuno yang masih ada ditulis di atas kulit pohon ini. Teks-teks Buddhis dan catatan resmi dari sebelum abad kedua puluh di Thailand. Bahan ini tahan lama bahkan dalam iklim kelembaban tinggi, tidak mudah terbakar dan tidak mudah menguning dan kerusakan karena serangga.

Pada artikel kali ini saya akan memberikan tips dalam perawatan bakalan bonsai serut
  • Untuk bakalan bonsai serut yang baru saja di dongkel dari alam, ada beberapa tips yang akan saya berikan sesuai dengan pengalaman saya.
  1. Buang semua daun yang menempel pada bakalan serut.
  2. Potong batang dan akar yang kurang proporsional.
  3. Bersihkan dengan air sisa -sisa tanah yang menempel pada akar sampai bersih
  4. Sesudah itu olesi akar yang telah dibersihkan tadi dengan perangsang akar secara merata, saya biasa menggunakan ro*tone powder
  5. Siapkan media tanam yang steril dan porosus, saya biasa memakai pasir gunung yang telah saya cuci dicampur sedikit tanah lempung. Tujuan media yang porosus adalah supaya akar bisa leluasa tumbuh.(jangan mencampur pupuk dalam media , karena pupuk akan membuat media menjadi panas sehingga akar akan sulit tumbuh)
  6. Tanam bakalan serut tadi dalam media yang telah dipersiapkan.
  7. Setelah tanaman ditanam dalam media, sungkup tanaman dengan kantong plastik. tujuannya adalah menjaga kelembapan.
  8. Setelah tanaman disungkup taruh tanaman ditempat yang teduh.
  9. Buka sungkup plastik jika sudah keluar daun pada bakalan serut, berdasarkan pengalaman saya sungkup plastik dibuka setelah 2 sampai 3 mingguan.
  10. Tanaman tetap ditaruh di tempat teduh sampai daun sudah tumbuh banyak dan cukup kuat mendapat sinar matahari.
  • Untuk bakalan serut yang sudah hidup perawatannya sangatlah mudah.berikut tips dari saya
  1. Media tanam berupa campuran pupuk kandang, tanah merah, sekam bakar/pasir malang dengan perbandingan 1:1:1
  2. Lakukan penyiraman dengan teratur dan pastikan tanaman mendapat sinar matahari yang cukup
  3. Jika media tanam dirasa sudah mengeras, ganti dengan media tanam yang baru.

Cukup sekian tips dari saya, selamat mencoba dan terima kasih
Sumber : Bonsai Yunior & bonsaiponorogo.blogspot.com

Selasa, 17 April 2012

BONKEIPER


Yukihiko Konishi
( Konishi Shorakuen Bonsai Garden )


Yukihiko Konishi adalah pemilik taman bonsai Konishi Shorakuen, menjabat sebagai Kepala Cabang Kinashi Nippon Bonsai Association. Konishi adalah salah satu pelopor di daerah Takamatsu Kinashi, terkenal sebagai pusat produksi bonsai terbesar di Jepang dan telah mengembangkan untuk  membuka pasar baru melalui export bonsai ke luar negeri dan Internet.





Konishi telah mengekspor bonsai terutama ke Eropa selama lebih dari 20 tahun. Dia meluncurkan website kebunnya pada tahun 2002 dan mulai menjual produknya melalui Internet. Pengalaman yang sudah bertahun tahun membawa Konishi untuk mengetahui bagaimana mengexpor bonsai dengan baik, Koshini sendiri untuk memenuhi kebutuhan export keluar negeri dibutuhkan penanganan yang cukup cepat. Konishi selalu cepat untuk merespon kebutuhan tanaman bonsai di luar maupun dalam negeri.

Kebutuhan tanaman bonsai yang paling disukai masyarakat di Eropa adalah model taman landscape. Sedangkan di daerah Cina yang lagi booming adalah pohon bonsai yang besar untuk kalangan menengah. Kita bisa mendapatkan informasi tersebut melalui pendapat para pelanggan dan hubungan langsung. "Kami ingin mengutamakan untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan kami,'' kata Konishi,  yang dilakukan dengan cara sering kontak dengan pengunjung di berbagai penjuru Jepang dan juga dari luar Jepang.


Konishi sejak kecil telah membantu untuk menjalankan bisnis keluarga yaitu tanaman bonsai dan bergabung dengan klub bonsai di SMP serta belajar tehnik perantingan. Karirnya sebagai seniman bonsai telah mencapai 50 tahun. Konishi percaya penjualan produk bonsai akan mengalami kesulitan di masa sekarang. Untuk alasan ini, pengumpulan informasi sangat penting. Kita perlu mencari tahu apa jenis produk bonsai yang lagi ngetren sekarang. Konishi mempunyai ambisi untuk memajukan bonsai dan mengatakan,'' Saya ingin menjaga mata saya di masa depan, terus berolahraga kecerdikan saya sendiri, dan membuat usaha saya sendiri.''


 

BONKIES

TAKANORI AIBA seorang ilustrator Jepang

.

Salah satu karya Aiba :




Takanori Aiba lahir pada tahun 1953 di Yokohama, Jepang. Dia bekerja sebagai pengawas tekstil tradisional Jepang dan pakaian dicelup di Tokyo Zokei University. Karir pertamanya sebagai ilustrator freelance labirin sejak 1978. Karya labirinya serial di "POPYE", majalah mode Jepang selama 10 tahun. Mendirikan perusahaan sendiri, "Grafis dan Desain Inc", pada tahun 1981. Dia berusaha untuk memperluas pengalaman dalam pembuat konsep dan art director untuk bidang arsitektur. Total hasil yang diproduksi antara lain  "Shin Yokohama Cina Mie Museum", "Muse Du Petit Prince De Saint Exupery Sebuah Hakone", "NINJA Akasaka" semua merupakan hasil karyanya. Sejak tahun 2003, dia mencoba untuk membuat seni dengan menggabungkan dua kerajinan-desain ruang fisik dan gambar labirin ke dalam dunia kecil yang sangat rinci. Menggunakan kertas kerajinan, plastik, plester, resin akrilik, cat dan bahan lainnya,  Aiba membangun masyarakat miniatur secara keseluruhan dengan  membungkus pohon bonsai, mercusuar, dan di antara tebing-tebing pulau hampir vertikal. Dia menempatkan pikiran untuk membuat tiga dimensi karya seni yang menggabungkan antara pengetahuan dan pengalaman dari kedua ilustrator labirin dan arsitek. Pada September 2010, Dia memiliki pameran tunggal, "Petualangan Mata" di Kakiden Galeri, Tokyo Jepang dengan karya-karyanya

Minggu, 15 April 2012

WORO WORO

DONGKELAN



MENGENALKAN SENI BONSAI PADA ANAK


Setelah runtuhnya kerajaan anthurium maka sebagian penggemar bonsai seperti disadarkan dari hipnotis, mereka mencari kembali sisa-sisa koleksi bonsainya yang telah rusak karena sekian lama dicampakkan dan dilupakan begitu saja. Beruntung bagi penggemar yang masih menemukan koleksi bonsainya masih hidup. Cinta lama bersemi kembali.

Itulah bukti nyata kepalsuan cinta para penggemar bonsai yang dimabuk asmara pada daun muda yang terkesan dapat membuat kaya raya mendadak. Itulah bukti nyata bahwa mayoritas penggemar bonsai Indonesia masih berorientasi pada pundi-pundi rupiah dalam berbonsai. Bonsai mayoritas bukanlah berakar pada hobby tetapi berawal dari harapan mereguk untung financial yang besar dengan memilikinya. Sungguh sangat menyedihkan, keluhuran filosofi yang terkandung dalam hobby seni bonsai hanya digantikan dengan lembaran-lembaran uang saja.

Fenomena social ekonomi di atas sungguh membuat penulis malu hati. Menurut pendapat penulis fenomena tersebut disebabkan karena kondisi social ekonomi Indonesia yang kurang makmur dan berkeadilan social yang merata di samping factor konsep pola pikir para penggemar bonsai yang kurang memahami hakikat hobby seni bonsai. Penulis berpendapat bahwa salah satu alternative untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menanamkan pengetahuan, hobby dan kecintaan terhadap seni bonsai pada anak-anak sejak dini dan pada lingkungan keluarga kita.

Mayoritas penggemar bonsai Indonesia saat ini mulai menggeluti dunia seni bonsai paling dini sejak berusia remaja atau bahkan setelah dewasa. Rasa-rasanya penulis belum pernah mengetahui bahwa tokoh bonsai Indonesia saat ini mulai menggelutinya sejak masih anak-anak. Penulis membuat suatu hipotesa bahwa jika dunia seni bonsai dikenalkan dan diajarkan kepada anak-anak sejak dini maka kelak ketika dewasa maka si anak akan menjadi seniman atau orang yang mampu membuat bonsai yang berkualitas tinggi atau setidak-tidaknya menjadi penggemar bonsai yang bonafide.

Hipotesa di atas didasarkan pada sejumlah fakta yang telah kita ketahui bersama bahwa anak-anak merupakan subjek yang paling mudah untuk menerima pengaruh/stimulus tertentu seperti pengetahuan tentang seni bonsai, dengan metode yang benar dan dilakukan secara berkesinambungan maka akan terjadi proses internalisasi terhadap seni bonsai secara optimal. Kemampuan anak-anak untuk menyerap dan merekam ilmu pengetahuan relative lebih baik dari pada orang dewasa atau lanjut usia. Seiring dengan berjalannya waktu maka kemampuan si subjek anak ini akan semakin berkembang sehingga kapasitasnya akan semakin meningkat.

Hobby seni bonsai merupakan sebuah hobby yang hidup dan selalu berkembang. Dari hobby seni bonsai ini maka setiap penggemarnya akan memiliki kualitas kecerdasan emosional yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak mengenal hobby seni sama sekali. Dalam hobby seni bonsai, setiap penggemar akan dilatih untuk percaya kepada kemampuan dirinya sendiri, mau dan mampu menghargai hasil karya orang lain serta memuliakan nama Allah Swt yang telah menciptakan bahan-bahan bonsai secara indah dan menakjubkan. Hal ini juga memicu terjadinya peningkatan kecerdasan spiritual.

Beberapa fakta ilmiah yang diperoleh dari serangkaian penelitian menyatakan bahwa mayoritas orang besar dan sukses di dunia ini bukanlah orang-orang yang dominant memiliki kecerdasan intelektual saja. Akan tetapi mayoritas orang besar dan sukses adalah subjek/orang yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, kecerdasan social dan kecerdasan intelektual.

Upaya-upaya pengenalan hobby seni bonsai pada anak usia dini merupakan upaya proaktif dan investasi jangka panjang terhadap anak di masa yang akan datang. Upaya pengenalan hobby bonsai pada anak usia dini dapat ditempuh dengan beberapa cara seperti mengajak anak dan keluarga ke acara pameran, sarasehan maupun ketika merawat atau membuat bonsai. Pengenalan hobby seni bonsai secara bertahap dan sistematis juga akan membawa dampak yang positif.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa proses belajar yang paling efektif adalah dengan melihat suatu model keteladanan dan melakukan keteladanan itu ditambahi dengan kreativitas pribadi masing-masing. Anak-anak dan keluarga yang sering diajak pada kegiatan-kegiatan hobby seni bonsai dapat dipastikan mengalami proses belajar seni bonsai walaupun secara informal dan kurang termonitor dengan baik. Singkatnya adalah bahwa penulis berpendapat, dunia seni bonsai Indonesia akan maju dengan pesat jika proses belajar seni bonsai diajarkan pada anak dan keluarga sejak usia dini. Anda punya anak dan keluarga? Ayo kita ajak untuk terlibat dalam kegiatan seni bonsai!


Sumber : www.aksisain.org

Sabtu, 14 April 2012

WORO WORO

Seniman Jepang Ubah Bonsai Bak Miniatur Kehidupan

Nisa Zakiati Umami
Senin, 20 Februari 2012 14:02 wib
Bonsai karya Aiba (Foto: Takanori Aiba)
Bonsai karya Aiba (Foto: Takanori Aiba)
TOKYO - Merawat pohon bonsai adalah proses yang memakan waktu. Tapi bayangkan, apabila tugas yang berat dan kompleks itu digabungkan dengan membangun model skala kincir angin, mercusuar dan bahkan boneka Michelin pada pohon bonsai itu.

Salah satu seniman Jepang telah melakukan hal itu dengan patung-patung miniatur aneh tapi menarik yang dibentuk disekitar pohon bonsai.

Bayangkan, seniman Jepang itu hanya menggunakan bahan seperti kertas, plastik, plester, resin akrilik dan cat dalam membuat karyanya. Mantan ilustrator labirin  Takanori Aiba, dengan sabar merubah bonsai itu menjadi kerajinan tangan yang mengagumkan.  

Seperti dilansir Daily Mail, Senin (20/2/2012), dalam sebuah karya Aiba menggunakan teknik tinggi dengan membangun miniatur kehidupan rakyat yang mengelilingi pohon-pohon kecil.

Aiba menggambarkan bentuk seni bonsai ini sebagai pendekatan eksperimental untuk merubah gaya bonsai modern yang menggambarkan keindahan. Karya-karyanya pun dianggap sesuai dengan sisi spiritual antara manusia dan alam dalam miniatur.

Dia menempatkan pikirannya untuk menciptakan karya seni tiga dimensi, menggabungkan pengetahuan dan pengalaman ilustrasi dan arsitektur labirin, yang telah dilatih sebelumnya.
(faj)

Selasa, 10 April 2012

BONKEIS

Kunihiro Kandaka

(Kandaka Fukushoen bonsai garden)


Kunihiro Kandaka is the second owner of Kandaka Fukushoen bonsai garden. He is widely respected for his gentle personality and high-level bonsai technique. He has served as head of Kagawa Prefecture's Kinashi Garden Planta and Bonsai Center, an agricultural union corporation, since 2004. Kandaka is known as a leader of the bonsai industry in Takamatsu's Kinashi area, a major bonsai production center.

A bonsai lover from his childhood, Kandaka helped his father in his bonsai work and joined a bonsai club in senior high school. He began serving as a corporate worker in Osaka at 18. But he returned home at 24 because of his love for bonsai work. A nationwide bonsai boom was raging at that time. A large number of bonsai fans rushed every day to the two bonsai production centers of Kinashi and Kokubunji in Takamatsu to hunt for bargains. Many buyers with truckloads of matsu pine bonsai trees could be seen at that time.

Kunihiro Kandaka smiles in front of bonsai shelves at his garden.
Kunihiro Kandaka smiles in front of bonsai shelves at his garden.

Kandaka, who trained himself amid the bonsai boom, currently produces a variety of products ranging from small shohin pieces to large ones, mainly of kuromatsu (Japanese black pine) trees. He is active in cultivating ''yumenishiki,'' a variety of nishikimatsu (Japanese brocade pine). ''I hope to produce more unique bonsai,'' a smiling Kandaka says. As a veteran bonsai artist, Kandaka exhibits an attention to minute details. For example, he uses the sashiki growing-from-cuttings technique to produce shohin small bonsai pieces in pursuit of their natural beauty. Bonsai trees in pots fully cared for by Kandaka with his superb techniques can be seen in reception rooms at local government offices.


A 200-year-old kuromatsu (Japanese black pine) tree in a pot. It measures about 125 centimeters in height and about 250 cm in width.
A 200-year-old kuromatsu (Japanese black pine) tree in a pot. It measures about 125 centimeters in height and about 250 cm in width.

''Kinashi and Kokubunji are bonsai production centers with a firm foundation and history,'' Kandaka says. ''It is our important duty to hand on the local traditional industry to the next generation.'' He has been giving bonsai lessons to children at a local elementary school for 10 years. Kandaka says, ''Now, mass-produced bonsai at low cost sell well. I feel it is difficult to convey the value and charm of time-consuming, handcrafted products. I would like to continue public relations and promotional activities to provide more understanding of the bonsai world that will calm people's minds.''

BAGI ORANG KITA

Kunihiro Kandaka adalah pemilik kedua Kandaka Taman Bonsai Fukushoen. Dia sangat  dihormati karena kepribadiannya sangat  lembut dan tingkat teknik bonsai sangat tinggi. Dia sekarang menjabat sebagai Kepala Kagawa Prefecture di  Kinashi Taman Planta dan Bonsai Center, sebuah serikat pertanian korporasi, sejak tahun 2004. Kandaka dikenal sebagai pemimpin industri bonsai di daerah Kinashi Takamatsu, sebuah pusat bonsai produksi utama.


Sejak kecil dia seorang pencinta bonsai, Kandaka membantu ayahnya dalam pekerjaan bonsai dan bergabung dengan klub bonsai di SMA. Dia bekerja di perusahaan di Osaka pada usia 18 tahun. Tapi ia kembali ke rumah pada usia 24 tahun karena cintanya untuk pekerjaan bonsai. Ledakan bonsai nasional sedang berkecamuk saat itu. Sebagian besar penggemar bonsai mulai mencari tanaman bonsai  setiap hari di daerah dua sentra produksi bonsai yaitu  Kinashi dan Kokubunji di Takamatsu untuk berburu barang murah. Banyak pembeli dengan truk Matsu bonsai pohon pinus bisa dilihat pada saat itu.

Kandaka, yang belajar membuat bonsai saat  bonsai sedang booming, pada saat ini mulai  memproduksi berbagai produk mulai dari potongan Shohin kecil untuk yang besar, terutama dari kuromatsu (black pine Jepang) pohon. Dia aktif dalam budidaya ''yumenishiki,'' berbagai nishikimatsu (Jepang brokat pinus). '' Saya berharap untuk menghasilkan bonsai lebih unik,'' kata Kandaka tersenyum. Sebagai seniman bonsai, Kandaka sangat perhatian secara detail. Misalnya, ia menggunakan sashiki tumbuh-dari-teknik stek untuk menghasilkan Shohin potongan-potongan kecil bonsai dalam mengejar kecantikan alami mereka. Pohon bonsai di pot sepenuhnya dipelihara oleh Kandaka dengan teknik yang luar biasa  dapat dilihat di ruang resepsi di kantor pemerintah daerah.

'' Kinashi dan Kokubunji adalah pusat produksi bonsai dengan dasar yang kuat dan sejarah,'' kata Kandaka. '' Ini adalah tugas penting bagi kami untuk melestarikan hasil lokal ini kepada generasi berikutnya'' Dia telah memberikan pelajaran bonsai kepada anak-anak di sebuah sekolah dasar setempat selama 10 tahun.. Kandaka mengatakan,'' Sekarang, diproduksi secara massal dengan biaya rendah bonsai laku. Saya merasa sulit untuk menyampaikan nilai dan pesona memakan waktu, produk buatan tangan. Saya ingin melanjutkan hubungan masyarakat dan kegiatan promosi untuk memberikan pemahaman yang lebih tentang dunia bonsai yang akan menenangkan pikiran orang.''
sumber : ARTISTS

Minggu, 08 April 2012

WORO WORO

Pameran Bonsai Di Sidoarjo

Kunjungan pameran di Sidoarjo yang diadakan tanggal 1 April sampai dengan 8 April 2012 di Alon-alon Kota cukup menyenangkan, karena menampilkan gaya bonsai baru, bonsai tidak harus sesuai dengan pakem dan gaya formal yang selama ini ada. Hal diharapkan para penggemar bonsai dan calon penggemar bonsai mengenal bahwa bonsai itu mudah. Tampilan tidak diadakan sketnya karena biar menyatu dengan alam yang ada di alun2 bonsai, tetapi para pengemar bonsai kesulitan untuk mengambil gambarnya, karena latar belakang alam sehingga gambar yang dihasilkan menyatu dengan alam.  Pameran diadakan oleh club-club yang ada di Sidoarjo dan bekerja sama dengan Asisain.


Dibawah salah satu peserta pameran Bonsai yang sempat dibidik :