Senin, 30 September 2013
Minggu, 29 September 2013
PAMERAN BONSAI BOJONEGORO 2013
The Best Ten Madya |
Dalam rangka hari ulang tahun kota Bojonegoro ke 336 tahun, Persatuan Pengemar Bonsai Indonesia (PPBI) cabang Bojonegoro Jatim yang diketahui oleh Abdul Manan Yakub, menggelar pameran dan lomba bonsai tingkat nasional mulai tanggal 28 September 2013 sampai dengan tanggal 3 Oktober 2013.
Tema dalam pameran kali ini adalah "Kontes Bonsai Bumi Kayangan Api" dan dibuka langsung oleh kepala pimpinan daerah Bupati Bojonegoro Bapak Suyoto.
Pameran ini
diselenggarakan di bekas terminal bus lama dan diikuti 119 bonsai dari berbagai daerah antara
lain Tuban, Lamongan, Surabaya, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, Ngawi, Jombang,
Mojokerto dan Bojonegoro sendiri sebagai tuan rumah.
Kelas yang dilombakan
adalah Madya, Regional dan Prospek. Kelas ini dicoba untuk membangkitkan para
pebonsai sekitar Bojoneogro. Tim juri diketuai oleh Bapak Wahyudi dengan anggota tim H. Supandi dari Jember, Wawang Sawala dari Banjarnegara, Catur Budi dari Surabaya, Saiful Hadi dari Bondowoso, Syamsul Hadi dari Banyuwangi.
Yang paling menarik dalam pertemuan ini para Dewan Juri mengadakan diskusi dengan para peserta dan semua diterangkan dengan jelas atas bonsai yang dipamerkan. Jika di Pameran Bonsai di Bogor dan Cirebon dikuasai oleh tanaman Bonsai jenis Anting Putri sedangkan di Bojonegoro dikuasai oleh Tanaman Bonsai jenis Jeruk Kingkit.
Yang paling menarik dalam pertemuan ini para Dewan Juri mengadakan diskusi dengan para peserta dan semua diterangkan dengan jelas atas bonsai yang dipamerkan. Jika di Pameran Bonsai di Bogor dan Cirebon dikuasai oleh tanaman Bonsai jenis Anting Putri sedangkan di Bojonegoro dikuasai oleh Tanaman Bonsai jenis Jeruk Kingkit.
Tanaman Bonsai yang
mempunyai penampilan terbaik kategori madya yaitu pohon Jeruk Kingkit milik
Bapak Tan Wie Fuk yang berasal dari Surabaya dan kategori regional penampilan
terbaik pada tanaman bonsai Jeruk Kingkit milik dari Honggo dari Ponorogo, sedangkan kategori
prospek belum ada sebagai berpenampilan menrik.
Ada pendapat untuk para panitia dari beberapa pengunjung dari luar Bojonegoro bahwa pameran tersebut tidak seperti biasanya atau kurang pesertanya, seolah-olah kurang berhasil, sehingga perlu pembenahan yang banyak tentang pameran tersebut. Dan kekurangan tersebut diduga karena ada kesimpangsiuran informasi para penggemar bonsai yang ada diluar kota jadi tidaknya pameran tersebut. Monggo rekan-rekan dari Bojonegoro bisa membenahi untuk yang akan datang.
Pameran ini diharapkan bisa memberi semangat kembali pada warga Bojonegoro yang baik pecinta atau para pemula penggemar bonsai. Dengan adanya pameran referensi tanaman bonsai dan perkembangan tanaman bisa dilihat dan dinikmati.
Selamat kepada PPBI Bojonegoro
Sabtu, 28 September 2013
BONSAI PILIHAN
Anting Putri Primadona Baru Pebonsai
Anting putri alias Wrightia religiosa mempunyai
keunikan tidak berhenti memamerkan keindahan bunganya, baik pada musim
penghujan maupun kemarau. Ia cocok sekali sebagai tanaman lansekap di halaman
rumah dan tanaman pot ketika masih kecil.
Warna bunganya putih dan peach, tapi yang
paling banyak ditemukan di Indonesia adalah yang berwarna putih. Kemampuan
tumbuhnya sangat kuat. Di mana saja anting putri ditempatkan, ia bisa
tumbuh. “Saking mudahnya tumbuh, potong dan tancapkan batangnya pada media
tanah akan tumbuh, bahkan di air sekalipun,” kata Ricky Hadimulya, pemilik Hara
Nursery di bilangan Parung, Bogor.
Tanaman asli Sri Lanka ini cocok sekali dengan kondisi
panas. Karena itu bila ia ditanam di dataran tinggi dan berhawa dingin,
pertumbuhannya tidak akan sebaik di daerah panas. Yang unik, daun dan bunganya
semakin terlihat indah saat dijadikan bonsai.
Dipilih Jadi Bonsai
Akhir-akhir ini mulai banyak permintaan terhadap
tanaman bonsai anting putri. Pecintanya mulai menobatkan anting putri sebagai
primadona baru bonsai. Memang belum banyak yang mengenal tanaman ini terutama
di kalangan pecinta tanaman hias pemula. Sebaliknya para kolektor tanaman
bonsai sudah berlomba untuk memilikinya.
Beberapa kolektor tanaman hias di luar kota Jakarta
dan sekitarnya sudah banyak yang mencari anting putri berbentuk bonsai. Mereka
memilih yang berbunga dan daun kecil supaya kalau dibonsai bisa menghasilkan
tanaman dengan bentuk seimbang. “Bunga kecil dan daun kecil memberikan
keseimbangan dalam bentuk bonsai. Bunganya terlihat cantik dan berwarna putih
menggantung. Bunga inilah yang bisa memberikan daya tarik bagi yang
melihatnya,” jelas Ricky.
Menurut Andi Eko S., manajer kebun di Hara Nursery,
meskipun bisa tumbuh di mana saja tapi untuk memelihara anting putri sebagai
bonsai perlu ketelatenan terutama dalam pertumbuhan batang dan daunnya. “Bentuk
tanaman yang dikerdilkan ini akan butuh ketelitian dalam pemangkasan tidak
boleh dilakukan secara sembarangan, sebab bisa merusak bentuk tajuknya dan
tidak sesuai dengan keinginan,” paparnya. Andi menyarankan, pilih anting putri
dengan batang yang kuat dan bentuknya unik. Alasannya, agar saat batangnya
dibentuk menggunakan lilitan kawat, tanaman masih bisa tumbuh dengan baik.
Sementara itu, Asep pedagang tanaman hias di kawasan Parung, membeberkan, permintaan terhadap anting putri bukan cuma sebatas yang bentuk bonsai saja tapi juga yang sudah disambung. Ini terutama terjadi di daerah Yogyakarta, Solo, dan Karanganyar. Namun ia sendiri hanya menyediakan bonsai sesuai pesanan saja, sementara yang berbentuk sambungan cukup banyak.
Asep mematok harga anting putri per pot antara Rp15.000—Rp25.000. Sedangkan yang disambung tergantung tinggi tanamannya, yang termahal Rp600 ribu. Sementara yang sudah berbentuk bakalan bonsai dijualnya Rp1 juta—Rp2 juta per pot.
Perawatannya Lebih Mudah
Anting putri sangat mudah dirawat. Selain suka air, tanaman ini pun relatif tahan terhadap hama penyakit. “Meski disiram berkali-kali dalam satu hari tidak ada pengaruh apapun terhadap akarnya,” kata Andi.
Selain itu batang tanaman akan cepat membesar bila ditanam di halaman. Perawatannya pun tidak serewel bonsai. Kendati demikian kalau memajangnya sebagai penghias rumah tetap harus diupayakan agar tumbuh dengan baik. Bila ditanam sebagai tanaman pot, yang perlu diperhatikan adalah media tanamnya harus sarang (porous). “Campuran pasir, tanah, dan humus juga bisa campuran akar sekam bakar, dan kokopit serta sedikit tanah,” saran Andi.
Andi membagi tipsnya sebagai berikut. Saat awal penanaman sebaiknya diberi kawat pengikat agar tumbuhan tetap tegak, sebab akar pada media tanam yang baru cenderung masih kurang kuat menahan tanaman. Kemudian diamkan tanaman di tempat yang teduh, kurang lebih dua minggu dan siram sekali sehari pada pagi hari atau sore hari. Setelah dua minggu, letakkan tanaman di halaman yang terkena matahari penuh.
Sedangkan kalau ditanam di halaman, media tanam yang cocok adalah tanah gembur dicampur pupuk kandang yang sudah lapuk ditambah tanah liat secukupnya. Tanah liat atau tanah lempung berguna agar media tetap lembap dan mengurangi penguapan.
SUMBER : AGRINA
Jumat, 27 September 2013
BUNGA TERMAHAL DI DUNIA
Bagi kebanyakan pria, bunga menjadi cara ampuh meluluhkan hati para perempuan. Tak hanya itu, bunga juga seringkali dijadikan sebagai salah satu cara terbaik untuk mengungkapkan perasaan pada orang lain.
Seperti dilansir dari magforwomen, Jumat (21/6/2013), bunga memiliki bahasa sendiri dan mampu membawa senyum bagi siapapun yang memegangnya. Memperoleh bunga juga bukan hal yang sulit di beberapa daerah.
Tapi harga beberapa bunga, ternyata bisa sangat mahal bahkan lebih dari yang Anda pikirkan. Berikut lima deretan bunga paling mahal di dunia:
1. Juliet Rose
Penanam Juliet Rose, David Austin berinvestasi selama 15 tahun demi menciptakan bunga cantik ini. Bunga tersebut memiliki bentuk roset yang luar biasa dan warna yang indah. Peluncuran pertamanya dilakukan pada 2006 di ajang Chelsea Flower Show. Juliet Rose sering disebut sebagai `US$ 3 million rose` karena dijual seharga US$ 3 juta atau setara Rp 29,9 miliar.
2. Shenzen Nongke OrchidsButuh sekelompok ilmuwan untuk menumbuhkan bunga ini dan menelan waktu sekitar 8 tahun. Ini adalah bunga yang sepenuhnya buatan tangan manusia dan pernah dijual seharga US$ 200 ribu (Rp 1,9 miliar) pada lelang di China tahun 2005. Bunga ini memiliki bentuk yang sangat elegan dan butuh waktu 8 tahun untuk melihatnya mekar.
3. Anggrek Emas Kinabalu (Gold of Kinabalu Orchid)
Bunga ini hanya bisa ditemukan di Kinabalu Nationaal Park yang berlokasi di Malaysia. Spesies ini terhitung langka. Anggrek ini hanya mekar antara bulan April dan Mei. Butuh waktu 15 tahun untuk melihatnya mekar lagi. Harga Anggrek emas ini bisa mencapai US$ 6.000 (Rp 59,5 juta)
4. Lily of the Valley
Bunga jenis ini hanya bisa dipanen sekali dalam setahun dan hanya berlangsung beberapa minggu saja. Lily of the Valley banyak ditemukan di beberapa bagian Amerka Serikat, Eropa, dan Asia dan merupakan jenis bunga yang sangat halus.
Selain itu, kelopaknya juga sangat harum. Lily of the Valley juga sangat berharga di beberapa agama. Bagi umat kristen, bunga ini dipercaya tumbuh dari air mata bunda Maria.
5. Kadupul Flower
Bunga ini sangat berharga hanya karena memang tak bisa dibeli. Hidupnya sangat singkat dan Anda harus menunggu seumur hidup untuk menikmati keindahannya. Tumbuh di Sri Langka, bunga ini sangat halus. Bunga ini sering disebut dengan `aroma malam` karena Kadupul Flower mekar di malam hari dan layu sebelum subuh. Karena sangat lemah dan halus, tap seorang pun mampu memetiknya. (Ndw)
Sumber : Liputan6.com
Kamis, 26 September 2013
Cara Merawat Bonsai dengan Baik
Tips Perawatan Bonsai
Agar bonsai yang Anda miliki dapat tumbuh dengan baik, silahkan menyimak bebrapa poin penting perawatan bonsai berikut ini:
- Bersihkan bonsai dari sisa daun yang gugur secara rutin dengan menggunakan sikat kecil.
- Perhatikan pencahayaan dengan menempatkannya pada posisi yang sesuai dengan model yang diinginkan.
- Berikanlah pupuk cair agar bonsai lebih mudah menyerapnya. Untuk bonsai berusia di bawah enam bulan setelah penanaman, Anda tidak perlu terlalu sering memupuknya.
- Berikanlah kawat untuk membentuk model bonsai yang diinginkan setelah bonsai berusia enam bulan sejak penanaman.
- Lakukan penggantian pot bonsai setidaknya setahun sekali untuk memacu pertumbuhan akar baru.
- Siram bonsai secara rutin, jangan terlalu basah karena akan memicu tumbuhnya jamur.
- Gunakan alat khusus untuk memotong dahan bonsai, hindari untuk menggunakan gunting. Kerapian dalam perawatan ini akan menjadikan bonsai Anda semakin menawan.
by : PratiwiNews
Rabu, 25 September 2013
BONSAI ART SERI 15
MENGENAL JENIS TANAMAN
Tahap awal dalam mempelajari seni bonsai dari pengenalan jenis tanaman. Hal ini penting untuk mengetahui nama dan sifat dari beragam jenis yang ada serta dapat menambah kemantapan pemilihan jenis tanaman yang dapat dijadikan bahan bonsai. Begitu juga dari tanaman bahan bonsai tersebut, dapat dipilih jenis tanaman yang ideal maupun yang kurang ideal agar tidak menimbulkan kesulitan dan rasa kecewa nantinya.
Kekayaan alam Indonesia yang beriklim tropis ini sungguh potensial. Banyak jenis dari ragam flora yang dapat dijadikan sebagai bahan bonsai. Dalam pemilihan tanaman untuk bahan bonsai, ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan atau tidak banyak menemui kesulitan dalam penataan seni dan perawatannya.
Ciri-ciri tanaman yang dijadikan untuk bahan bonsai yaitu :
1. Berakar tunggang
2. berbatang keras
3. berumur panjang dan
4. Berdaun kecil (diutamakan)
Tanaman berakar tunggang mempunyai batang yang berkambium dan umumnya bercabang sehingga sesuai bila dibonsai. Namun, tanaman yang berakar serabut tidak memungkinkan untuk dijadikan bahan bonsai karena batangnya tidak berkambium sehingga tidak lentur. Disamping itu, jarang sekali tanaman berakar serabut yang bercabang sehingga menyulitkan dalam penataan garis seninya dan hanya dapat dikerdilkan saja. Misalnya, kelapa dan palem.
Apabila dilihat dari penyebaran habitat tumbuhnya, tanaman dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanaman dataran tinggi dan tanaman dataran rendah.
Tanaman dataran tinggi merupakan tanaman yang habitat tumbuhnya diatas 600 meter dari permukaan air laut. Tanaman dataran rendah merupakan tanaman yang mempunyai habitat tumbuh di bawah 600 meter dari permukaan air laut.
Tanaman berakar tunggang mempunyai batang yang berkambium dan umumnya bercabang sehingga sesuai bila dibonsai. Namun, tanaman yang berakar serabut tidak memungkinkan untuk dijadikan bahan bonsai karena batangnya tidak berkambium sehingga tidak lentur. Disamping itu, jarang sekali tanaman berakar serabut yang bercabang sehingga menyulitkan dalam penataan garis seninya dan hanya dapat dikerdilkan saja. Misalnya, kelapa dan palem.
Apabila dilihat dari penyebaran habitat tumbuhnya, tanaman dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanaman dataran tinggi dan tanaman dataran rendah.
Tanaman dataran tinggi merupakan tanaman yang habitat tumbuhnya diatas 600 meter dari permukaan air laut. Tanaman dataran rendah merupakan tanaman yang mempunyai habitat tumbuh di bawah 600 meter dari permukaan air laut.
Selasa, 24 September 2013
BONSAI DAN GAYA HIDUP
Dalam kekayaan flora,
Indonesia menduduki urutan ke 3 di dunia. Dengan posisi itu salayaknya
Indonesia menjadi barometer perkembangan seni bonsai di dunia. Mengingat budaya
bonsai di Indonesia jelas lebih berkembang disbanding Brasil dan Kongo urutan 1
dan 2 dalam kekayaan flora.
Sampai saat ini Jepang masih menjadi
barometer perkembangan seni bonsai. Benar Jepang memang lebih dulu mengenal dan
mengembangkan seni bonsai dibanding kita. Tetapi, bukankah seni bonsai asalnya
bukan dari Jepang? (konon dari Tiongkok) Bukankah dalam kekayaan flora Jepang
tidak ada apa apanya dibanding Indonesia? Mengapa lama (dan sampai saat ini)
Jepang bisa jadi barometer seni bonsai ?
Di Jepang (juga
Tiongkok dan Taiwan) bonsai sudah jadi gaya hidup. Tidaklah lengkap hidup ini
jika tidak memiliki dan menggeluti bonsai. Bahkan bonsai sudah menjadi simbol
status. Seberapa harta pun yang dimiliki, jika belum punya bonsai, masih
dianggap belum kaya.
Di Jepang, seni bonsai
menduduki posisi sangat terhormat. Bahkan mengalahkan olah raga legendaris
Jepang, Sumo. Jika ada pertandingan Sumo, penonton selalu penuh, tetapi
penontonnya memakai pakaian biasa, sehari-hari. Berbeda dengan pameran bonsai.
Banyak pengujung pameran bonsai memakai pakaain resmi seperti mau kondangan,
pakai jas lengkap.
Tidak jarang keluarga
kaisar Jepang pun menyempatkan diri ke tempat pameran dengan seksama mengamati
satu demi satu bonsai yang dipamerkan. Jangan tanya jumlah pengunjungnya,
selalu penuh.
Pameran bonsai di
Jepang adalah ajang yang sangat bergengsi. Masyarakat Jepang sangat mengapresiasi
karya-karya seni bonsai yang ditampilkan dalam pameran. Apalagi melihat
bonsai-bonsai yang dinyatakan sebagai pemenang mereka sangat mengaguminya.
Maklum, juri-jurinya memang sudah dikenal punya reputasi sebagai seniman bonsai
piawai.
Karya-karya bonsai
mereka sangat diakui komunitas bonsai Jepang dan mancanegara. Karena
karya-karya mereka hebat, ketika jadi juri, pilihan mereka tidak pernah
diragukan. Komunitas bonsai di sana tahu persis, juri-juri itu sudah sangat
paham tentang seni bonsai, sangat terampil dalam membuat bonsai, sangat cermat
ketika menilai dan integritasnya sangat teruji.
Keprofesionalan juri
bonsai Jepang, Taiwan dan juri – juri dari Amerika dan Eropa sangat tampak
ketika memberi penjelasan. Ketika ditanya mengapa bonsai yang ini dan bonsai
yang itu menang. Mereka akan mengurai secara rinci detail kekurangan
masing-masing bonsai. Penjelasan kekurangan bonsai yang satu dengan bonsai yang
lain berbeda tergantung kekurangannya masing-masing. Penjelasan yang diberikan
selalu berkisar pada masalah – masalah seni dan estetika.
Dengan kondisi
perbonsaian seperti itu, tidaklah mengherankan jika banyak penggemar bonsai di
sana yang terus berusaha memperluas wawasannya dibidang seni bonsai dan terus
berusaha meningkatkan ketrampilannya dalam berkarya membuat bonsai. Kegairahan
memperluas wawasan dan berkarya membuat bonsai ini bukan hanya terjadi di
Jepang saja.
Negara-negara lain
misal, Taiwaan dan beberapa negara di belahan bumi Eropa juga menunjukkan
kecenderungan yang sama. Mereka semua berusaha mengusai ilmu pengetahuan
tentang seni bonsai baik teoritis maupun praktis. Terbukti dari hasil karya
seniman-seniman mereka yang akhir-akhir ini seperti mengalami lompatan besar.
Komunitas bonsai
Taiwan bahkan sudah melakukan penelitian tentang alur distribusi sari-sari
makanan pada jenis pohon Juniperus dan beberapa pohon lainnya.
Bagaimana dengan komunitas bonsai
Indonesai?
Sudah saatnya kita bekerja,
Bukan hanya bicara . . .
Sudah saatnya kita berkarya,
Bukan hanya bergaya . . .
Bukan hanya bergaya . . .
Sudah saatnya kita beraksi,
Bukan hanya pasang aksi . . .
Sudah saatnya kita buat prestasi,
Bukan hanya basa-basi . . .
(Inspirasi : Sulistyanto Soejoso, 2006)
Bonsai di Indonesia
baru sampai pada tingkatan hobi, belum merupakan gaya hidup. Saya yakin, di
Indonesia, bonsai sangat potensial untuk diangkat sampai pada tingkatan gaya
hidup. Hanya, untuk bisa sampai ke tingkatan itu, perlu ada pembenahan pada
beberapa hal.
Pertama,
pameran-pameran bonsai di Indonesia harus dikemas lebih professional.
Kreatifitas dalam karya seni bonsai dan teknik display harus terpancar jelas
dalam pameran-pameran (baca : Mc donalisasi pameran bonsai, Majalah Kembang
Edisi 8). Agenda pameran sepanjang tahun 2010 misalnya, harus sudah
terpublikasikan (bukan hanya di Indonesia) ke mancanegara (via internet) sejak
awal tahun 2009. Tujuan akhir dari publikasi ini adalah, pameran bonsai menjadi
salah satu tujuan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kedua, komunitas
bonsai Indonesia harus meningkatkan kesadarannya untuk menguasai dan kemudian
mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang seni bonsai, baik dari sisi teoritis
maupun praktis (bukan hanya pandai bicara, tapi juga mampu berkarya). Dalam hal
ini, peran organisasi sangat penting. Contohlah PPBI Sidoarjo – Jawa Timur.
Pengurus PPBI Sidoarjo tiap bulan punya agenda rutin, diskusi dan demo soal
seni bonsai, dengan mendatangkan narasumber dari berbagai kota dan dari
berbagai disiplin estetik.
Ketiga, dalam pameran
bonsai, kapabilitas, kredibilitas, dan integritas juri sangat menentukan. Jika
juri yang ditugaskan itu sudah menghasilkan karya-karya bonsai yang dikagumi
banyak orang, maka ketika dia ditugaskan menjadi juri, komunitas bonsai yakin
bahwa juri itu pasti mampu memilih bonsai yang indah.
Jika juri mampu
menjaga dirinya dan bisa menolak rayuan-rayuan, baik berupa kata-kata, materi
berupa uang atau barang, atau pun tawaran jasa yang kelihatannya baik yang
datangnya dari peserta pameran, maka komunitas bonsai pasti percaya penuh,
bahwa juri itu mampu membuat penilaian secara obyektif.
Sekali saja, juri mau
menerima rayuan-rayuan seperti itu, pada saat itulah kepercayaan dari komunitas
langsung hilang, dan itu untuk selamanya. Tidak peduli, apakah
pemberian-pemberian itu diserah-terimakan sebelum atau sesudah pameran, di
dalam atau di luar arena pameran. Paling parah, juri seperti itu tidak akan
dihormati lagi dan disepelekan oleh komunitas, sampai kapan pun.
Juri harus berusaha
memiliki penguasaan ilmu pengetahuan seni bonsai, baik dari sisi teoritis
maupun praktis, melebihi wawasan yang dimiliki komunitas bonsai yang tidak jadi
juri. Untuk apa? Supaya, ketika ada yang meminta penjelasan juri bisa
memberikan jawaban secara detail dari aspek-aspek seni dan estetika. Jangan
sampai, ketika ditanya peserta (dimana pun pameran itu dilaksanakan), mengapa
bonsai ini dan bonsai itu tidak menang, jawabannya selalu seragam “Bonsai
ini/itu tidak menang, karena belum matang”.
Sekali lagi, saya
sangat yakin, seni bonsai bisa menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat
Indonesia. Hal ini bisa terwujud, jika semua pihak mau bekerja dan berusaha.
Jangan hanya menunggu dan berharap mukjizat dari langit. Selamat bekerja dan
berkarya. Sulistyanto Soejoso
By :
Ogix69press
Senin, 23 September 2013
PEBONSAI PEMULA
TIP MUDAH MENANAM DAN MERAWAT BONSAI
Seperti menanam pohon pada umumnya, faktor penting saat menanam bonsai adalah tanah yang tepat, jumlah cahaya matahari cukup, serta penyiraman yang benar.
Jika hanya diletakkan di dalam ruangan tanpa sinar matahari, sebagai gantinya bonsai harus mendapatkan cahaya dari lampu neon selama 12-16 jam sehari.
Namun demikian, beberapa tanaman bonsai tidak membutuhkan banyak cahaya.
Jadi, ini sangat ideal jika Anda ingin meletakkan bonsai di dalam ruangan.
Elemen penting lain dari perawatan bonsai adalah memilih tanah yang tepat. Di alam, pohon dapat tumbuh besar karena akar dapat tumbuh optimal dan menembus dalam ke tanah.
Sebaliknya, bonsai tumbuh dalam pot sehingga ruang gerak akar pun akan terbatas. Pertumbuhan akar yang terbatas membuat pohon tidak dapat tumbuh besar.
Agar bonsai tumbuh baik, diperlukan campuran tanah khusus yang berbeda dengan tanah yang biasa Anda pakai untuk menanam pohon lainnya.
Tanah khusus untuk bonsai merupakan campuran lempung, pasir, dan bahan organik, seperti kompos.
Selesai dengan urusan tanah, berikutnya, kapan bonsai harus disiram?
Jawabannya tergantung pada jenis bonsai, kondisi iklim (basah atau kering), umur bonsai, dan beberapa variabel lainnya.
Idealnya, bonsai harus disiram dalam takaran sedang, tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit.
Pastikan air untuk menyiram berada pada suhu kamar, air yang terlalu dingin atau panas dapat merusak bonsai.
Jika hendak menyiram menggunakan air keran, biarkan dulu air semalaman untuk mengendapkan klorin dan bahan kimia lain.
Saat menyiram, siram bonsai dengan sedikit air terlebih dahulu. Setelah tanah menjadi basah, siram lagi dengan air lebih banyak.
Penyiraman paling baik dilakukan setiap hari di pagi hari, sebelum bonsai memulai siklus fotosintesis hariannya.
Untuk pupuk, gunakan pupuk dengan kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium dengan komposisi seimbang.
Jangan beri pupuk saat bonsai kering, jadi pastikan untuk menyiramnya terlebih dahulu. Jangan beri pupuk saat bonsai terkena penyakit. Pupuk bukanlah obat.
Meski butuh ketelatenan, perawatan bonsai tidaklah sulit. Selama kebutuhan dasarnya terpenuhi, Anda akan mendapatkan bonsai yang eksotis.
BY : Amazine
Minggu, 22 September 2013
BONSAI NAKAL
BONSAI PERLU DISAKITI
Setelah diadakan pruning akan terjadi tumbuh yang tidak dikehendaki. Itulah yang namanya bonsai nakal. Semua yang tumbuh diluar apa yang digaris, dipotong atau diprogram kembali untuk untuk dibuat pola baru.
Mempertahankan ke posisi semula pada sebuah bonsai sulitnya bukan main. Perlu ngepaskan antara tanaman yang tumbuh dengan nutrisi yang ada di dalam tanah. Sehingga tetap hidup dan pertumbuhan yang lambat sekali. Sehingga perlu pemupukan 3 bulan sekali dan memotong seringkali, atau seminggu sekali. Proses inilah terasa nikmat, karena kita bisa menyatu dengan tanaman.
Ada pertumbuhan yang tidak dikehendaki maka kita akan menyatkiti tanaman tersebut, dengan cara memotong dahan yang ada. Pertumbuhan akan tetap rimbun dengan memperhatikan nutrisi yang ada didalam tanah.
Semoga bisa dibuat referensi
By : Bonkei Siwalan Club
Sabtu, 21 September 2013
INTERNATIONAL BONSAI ART & CULTURE BIENNALE
Yogjakarta 18 - 21 September 2014
Atas kerja-sama antara Forum Hobby Indonesia (FHI) dan Asosiasi Klub Seni Bonsai Indonesia (Aksisain), didukung oleh Keraton Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg, Dinas Pariwisata DIY dan Himpunan Pramuwisata DIY; kami akan menyelenggarakan pameran akbar Biennale seni bonsai pertama yang pernah diadakan di dunia dalam skala kolosal dan internasional !“International Bonsai Art & Culture Biennale” ( Tema : When Art and Culture Meet Through Bonsai ) akan diadakan di Yogyakarta, pada tanggal18 – 21 Oktober 2013. Pameran ini akan menggabungkan seni, budaya dan pariwisata secara internasional; yang akan dipartisipasi oleh delegasi berbagai negara dari seluruh benua dunia.Pameran akan diadakan di Museum Benteng Vredeburg, dan acara “International Culture Night” akan diadakan di Keraton dengan berbagai acara seni dan budaya tradisionil dari berbagai negara tamu yang akan hadir. Semua tamu dianjurkan hadir dengan pakaian tradisionil daerah masing-masing. Kita juga akan makan malam bersama (Gala Dinner) sambil menonton pertunjukan sendratari Ramayana di Candi Prambanan dan merayakan HUT Yogyakarta dengan “258 Lanterns Night for Yogyakarta”.Dalam acara tersebut tidak ada kontes, hanya pameran dengan berbagai piagam dari beberapa organisasi bonsai dunia, termasuk “Piala Raja” dariSultan Hamengku Buwono X, “Ismail Saleh Trophy”, “Saburo Kato Trophy”, “Iwasaki Trophy”, “Amy Liang Trophy”, ”WBFF Trophy”, “China Trophy” dari Chinese Penjing Artist Association, “Ryuga Dragon Trophy”, “The Best Bonsai Display Trophy” dll. Bonsai yang dipamerkan harus melalui tahap seleksi yang ketat dengan kriteria yang akan ditentukan, sehingga bonsai yang terpilih akan memiliki nilai kebanggaan sebagai karya seni tinggi yang akan ditampilkan melalui buku ekslusif yang akan diterbitkan dan diedarkan ke seluruh dunia.Selain acara bonsai, juga akan diadakan berbagai kegiatan seni budaya dan pariwisata menarik antara lain demo membuat batik, melukis, pameran patung dan lain-lain; termasuk acara menanam pohon bersama pada acara “Friendship Tree-Planting Picnic” sebagai wujud dari kepedulian kita terhadap gerakan penghijauan dan pelestarian lingkungan; parade andong & becak keliling kota untuk menikmati display bonsai di sepanjang Jl. Malioboro dan sebagainya.Maka, marilah mulai persiapkan karya bonsai anda yang terbaik untuk ditampilkan melalui moment yang langka dan bergengsi ini; jadikan pameran ini sebagai etalase perbonsaian Indonesia yang membanggakan, sekaligus jadikan kiblat dan barometer perbonsaian dunia !Informasi yang lebih lengkap akan segera menyusul…
Wisnu Jakas Robert Steven
Wisnu Jakas Robert Steven
Ketua Panitia Sekretaris Umum
Jumat, 20 September 2013
PAMERAN BONSAI DI MADIUN 2013
Sebanyak 170 tanaman bonsai dari berbagai jenis tanaman mulai dari beringin hingga tanaman serut dipamerkan di halaman komplek gedung Pemkab Madiun di alun-alun Utara Madiun, Sabtu (24/8/2013), pameran ini diadakan dalam rangka ulang tahun Kabupaten Madiun yang ke 465.
Ratusan tanaman bonsai yang berusia belasan hingga puluhan tahun itu, dibandrol dengan harga yang tak tanggung-tanggung. Yakni untuk sebuah bonsari dihargai termurah Rp 5 juta dan yang termahal mencapai Rp 350 juta per pohon.
Sedangkan bonsai-bonsai itu, merupakan koleksi milik para kolektor bonsari asal Kabupaten dan Kota Madiun, Ponorogo, Magetan, Ngawi, Nganjuk serta Yogyakarta, Jawa Tengah Dari ratusan bonsai itu, yang termahal merupakan bonsai milik kolektor asal Yogyakarta dan Ponorogo. Pasalnya, dari ratusan bonsai itu sekitar 44 pohon merupakan miliki kolektor asal Ponorogo disusul Madiun dan Yogyakarta.
Penasehat Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Madiun, Muhammad Amin yang juga sekaligus sebagai panitia pameran bonsai ini mengatakan jika selama pameran bonsai sejak tanggal 20 sampai 25 Agustus 2013 ini baru ada satu tanaman bonsai yang ditawar penggemarnya. Namun hingga kini belum ada kesepakatan mengenai harga antara kolektor bonsai dan calon pembelinya itu.
"Biasanya pembelian akan mencapai kata sepakat di akhir masa pameran besok sore," terangnya kepada Surya (Tribunnews.com, Network), Sabtu (24/8/2013). Selain itu, Amin mengungkapkan para kolektor bonsai yang tergabung dalam PPBI cabang Madiun baru melaksanakan pameran bonsai sebanyak 2 kali sejak berdiri Tahun 2009 lalu.
Yakni pertama kali di gedung Bakorwil Madiun Tahun 2010 dan di halaman Pemkab Madiun Tahun 2013 ini bersamaan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Pemkab Madiun ke 445.
"Tetapi kami sudah sering mengikuti acara pameran bonsai di Yogyakarta, Ponorogo dan sejumlah kota besar lainnya. Makanya, saat kami mengundang kolektor Yogyakarta mereka mau datang dan memamerkan tanaman di Madiun ini," ungkapnya.
Sementara, selama ini daftar kunjung dalam pameran bonsai itu, kata Amin jumlah pengunjungnya sudah mencapai ratusan orang dalam sehari.
Selain sebagai sosialisasi juga untuk bahan pembelajaran karena pengunjung sebagian dari kalangan pelajar.
Padahal, dalam pameran itu juga dipamerkan bonsai juara kontes tingkat nasional milik penggemar asal Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo dalam pameran tingkat nasional yang dilaksanakan di alun-alun Ponorogo 3 bulan lalu.
"Makanya harganya ada yang murah Rp 5 juta sampai Rp 350 juta yakni milik para kontestan dan penggemar yang sudah menjadi juara nasional itu," paparnya.
Sedangkan ukuran berbagai jenis bonsai itu mulai dari yang terkecil yakni berukuran 17 sentimeter hingga 120 sentimeter juga dipajang di stand pameran bonsai itu. dengan usai tanaman mulai belasan hingga puluhan tahun.
By : TRIBUNNEWS.COM,MADIUN-
Kamis, 19 September 2013
PUISI : EPISODE GAIRAH BONSAI
"Liukan Rantingku"
By: Mama-e Bintang
aku meninggi mengiringi sinar mentari..
aku meliuk memperindah diri..
aku rimbun bukan karena takut panas siang hari..
Pagi ini .. Tuanku menyentuhku..
mulai menggunting dan memangkasku..
Siang ini .. Tuanku merabaku..
mulai memperpendek ranting dan batangku..
Sore ini .. Tuanku menggunduliku ..
mulai mem"pruning" rimbunan dahanku..
Esok hari hangat mentari lekat di tubuhku..
embun pun menetes melewati lekukan rantingku ..
aku tersadar .. sentuhan pagi itu, rabaan siang itu..
membuatku kecil.. membuatku pendek .. namun membuatku segar..
Aku pun semakin meliuk .. memamerkan indah nya tubuhku ..
Tuhan.. terimakasih, terima sujudku ..
dari setiap ranting dan dahanku yang tidak indah..
tlah menjadi kesejukan bagi mata yang memandangiku..
Aku menjadi kecil dan meliuk dengan lebih bergairah..
tuk' menjadi bagian indah dari kebesaran MU..
Rabu, 18 September 2013
PENGHARGAAN ROBERT STEVEN
Tanaman Awal |
Melakukan Perubahan |
Robert telah membuat prestasi yang telah diakui warga Australia khusus di daerah Sydney. Hal ini bisa dibuktikan di salah satu demo beliau telah membikin event organizer disana sangat terkesan, dengan perubahan sebuah tanaman bonsai yang semula kurang berharga setelah dirubah menjadi laku AUD 600.
"Semakin sulit tantangan, semakin banyak pengalaman dan pelajaran yg dipetik...dan semakin yakin, semua bahan dapat dijadikan bonsai yg bagus...."kata Robert Steven
Hasil Perubahan |
Selamat Untuk Master Bonsai Indonesia, bapak Robert Steven.
Selasa, 17 September 2013
PRODAK KARYA SENI BONSAI SAMANDIMAN
Sebuah club bonsai dari Kota Reog Ponorogo yang bernama Samandiman telah memperkenalkan produk-produk bonsai yang cukup berkualitas. Produk-produk ini merupakan "PECUT" bagi club untuk terus memajukan seni bonsai dalam kemasan
budaya Indonesia. Produk ini telah dipamerkan pada tanggal 6 Sepetember 2013 sampai dengan 11 September 2013.
Selamat Samandiman
Senin, 16 September 2013
PAMERAN BONSAI DI VIETNAM
SUASANA PAMERAN DI VIETNAM
Kita tahu Vietnam negara yang baru saja menikmati seni bonsai. Tapi bagaimana kiprah pameran di Vietnam sudah dengan tata ruang yang bagus dan di dalam gedung. Pameran di dalam gedung akan mempunyai daya tarik tersendiri bagi orang yang belum tahu tentang seni bonsai dan para pemula. Hal ini akan memperkaya atau memperbanyak pemain seni bonsai.
Perlu di coba di Indonesia. Beberapa waktu tahun yang lalu pernah ada event dari Baru Malang yang membikin pameran didalam gedung. Nikmat juga.
Salam Bonsai Indonesia.
By : Bonkei Siwalan Club
Perlu di coba di Indonesia. Beberapa waktu tahun yang lalu pernah ada event dari Baru Malang yang membikin pameran didalam gedung. Nikmat juga.
Salam Bonsai Indonesia.
By : Bonkei Siwalan Club
Minggu, 15 September 2013
PAMERAN BONSAI CIREBON 2013
HIJAUKAN KOTA DAN BUMIKU
Acara ini telah diadakan sudah yang ketiga kali, dibuka dan diresmikan oleh Bapak Walikota Cirebon. Dengan diikuti oleh peserta dari daerah Medan, Bandung, Garut, Bali, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Kuningan, Subang, Majalengka, Brebes, Jepara, Jogyakarta, Semarang dan Cirebon sendiri sebagai tuan rumah. Sedangkan kelas dipertandingkan adalah kelas utama sebanyak 27 pohon, kelas madya sebanyak 30 pohon, kelas regional sebanyak 65 pohon dan kelas prospek sebanyak 87 pohon.
Dewan juri yang menilai adalah S. Wahyudi dari Sidoarjo sebagai Ketua Tim Juri, dengan anggota Rudy Nayon dari Jakarta, Andre dari Malang, Wahyudi Sambas dari Bandung, Weni Andry dari Tuban dan A. Haryo Karjono dari Malang.
Bonsai Anting Putri masih mendominasi dalam pameran tersebut seperti yang terjadi di pameran Bogor.
Sepuluh Besar Kelas Utama
1. Anting Putri milik Bapak Farid dari Jakarta
(Best in Show)
2. Cemara Udang milik Bapak Anton dari Jakarta
3. Serut milik Bapak Iman Harisman dari Kuningan
4. Elegant milik Bapak Teddy BHC dari Bandung
5. Anting Putri milik Bapak Deddy Sudarmanto dari Cirebon
6. Anting Putri milik Bapak Akai dari Medan
7. Sakura milik Bapak Purwa dari Cirebon
8. Serut milik Teddy BHC dari Bandung
9. Santigi milik Adi Bima dari Cirebon
10. Ulmus milik Teddy BHC dari Bandung
Sepuluh Besar Kelas Madya
1. Kupalandak milik Bapak Teddy dar Bandung
(Best in Show)
2. Anting Putri milik Bapak Wijaya dari Tangerang
3. Mirten milik Bapak Haris dar Cirebon
4. Cemara Duri milik Bapak Teddy dari Bandung
5. Lohansung milik Bapak Vincent dari Medan
6. Ampelas milik Bapak Anggoro dari Semarang
7. Loa milik Bapak Prof. Zudan dari Bekasi
8. Kingkit milik Bapak Wijaya dari Tengerang
9. Fusu milik Bapak Teddy dari Bandung
10. Ulmus milik Bapak Billy dari Medan
Sepuluh Besar Kelas Regional
10. Chinensis milik Bapak Sarno Kosasih dari Semarang
Selamat PPBI Cabang Cirebon
By : Bonkei Siwalan Club
Bapak Walikota Cirebon sedang menyematkan bendera |
Tema diatas cukup bagus sebagai dasar secara umum sebuah pecinta lingkungan hidup dengan diwujudkan dalam apresiasi Kontes dan Pameran Bonsai Nasional tingkat Regional, Madya dan Utama.
Pameran telah diadakan pada tanggal 11 September 2013 sampai dengan tanggal 22 September 2013, dengan acara sebagai berikut pada tanggal tanggal 11 September 2013 sampai dengan 12 September 2013 diadakan pedaftaran peserta. Tanggal 13 September 2013 sampai dengan tanggal 14 September 2013 diadakan penjurian sedangkan pembukaan diadakan pada tanggal 15 September 2013 dan penutupan tanggal 22 September 2013.
Acara ini cukup bagus karena diadakan di salah satu plaza yang besar di kota Cirebon yaitu di Carrefour Jl. Cipto Mangun Kusumo No 234 Cirebon. Diharapkan diadakan di plaza tersebut akan menarik para penggemar bonsai dan para bukan penggemar bonsai. Sehingga promosi terhadap tanaman itu sendiri bisa tercipta. Terutama kalangan para seniman.
Acara ini telah diadakan sudah yang ketiga kali, dibuka dan diresmikan oleh Bapak Walikota Cirebon. Dengan diikuti oleh peserta dari daerah Medan, Bandung, Garut, Bali, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Kuningan, Subang, Majalengka, Brebes, Jepara, Jogyakarta, Semarang dan Cirebon sendiri sebagai tuan rumah. Sedangkan kelas dipertandingkan adalah kelas utama sebanyak 27 pohon, kelas madya sebanyak 30 pohon, kelas regional sebanyak 65 pohon dan kelas prospek sebanyak 87 pohon.
Dewan juri yang menilai adalah S. Wahyudi dari Sidoarjo sebagai Ketua Tim Juri, dengan anggota Rudy Nayon dari Jakarta, Andre dari Malang, Wahyudi Sambas dari Bandung, Weni Andry dari Tuban dan A. Haryo Karjono dari Malang.
Bonsai Anting Putri masih mendominasi dalam pameran tersebut seperti yang terjadi di pameran Bogor.
Sepuluh Besar Kelas Utama
1. Anting Putri milik Bapak Farid dari Jakarta
(Best in Show)
2. Cemara Udang milik Bapak Anton dari Jakarta
3. Serut milik Bapak Iman Harisman dari Kuningan
4. Elegant milik Bapak Teddy BHC dari Bandung
5. Anting Putri milik Bapak Deddy Sudarmanto dari Cirebon
6. Anting Putri milik Bapak Akai dari Medan
7. Sakura milik Bapak Purwa dari Cirebon
8. Serut milik Teddy BHC dari Bandung
9. Santigi milik Adi Bima dari Cirebon
10. Ulmus milik Teddy BHC dari Bandung
Sepuluh Besar Kelas Madya
1. Kupalandak milik Bapak Teddy dar Bandung
(Best in Show)
2. Anting Putri milik Bapak Wijaya dari Tangerang
3. Mirten milik Bapak Haris dar Cirebon
4. Cemara Duri milik Bapak Teddy dari Bandung
5. Lohansung milik Bapak Vincent dari Medan
6. Ampelas milik Bapak Anggoro dari Semarang
7. Loa milik Bapak Prof. Zudan dari Bekasi
8. Kingkit milik Bapak Wijaya dari Tengerang
9. Fusu milik Bapak Teddy dari Bandung
10. Ulmus milik Bapak Billy dari Medan
Anting Putri - The Best Show |
Sepuluh Besar Kelas Regional
1.Cemara Udang milik Bapak Henky Wahyu dari Jakarta
(Best in Show)
2. Cemara Udang milik Bapak Henky Wahyu dari Jakarta
3. Serut milik Bapak Gunawan Wibisono dari Semarang
4. Arabika milik Bapak Iman Harisman dari Kuningan
5. Serut milik Bapak Teddy BHC dari Bandung
6. Lada-lada milik Bapak Teddy BHC dari Bandung
7. Hokiantea milik Bapak Teddy BHC dari Bandung
8. Sancang milik Bapak Teddy BHC dari Bandung
9. Bougenville milik Bapak Dwi Wahyu dari Yogyakarta
10. Chinensis milik Bapak Sarno Kosasih dari Semarang
Selamat PPBI Cabang Cirebon
By : Bonkei Siwalan Club
Langganan:
Postingan (Atom)