Minggu, 15 April 2012

DONGKELAN



MENGENALKAN SENI BONSAI PADA ANAK


Setelah runtuhnya kerajaan anthurium maka sebagian penggemar bonsai seperti disadarkan dari hipnotis, mereka mencari kembali sisa-sisa koleksi bonsainya yang telah rusak karena sekian lama dicampakkan dan dilupakan begitu saja. Beruntung bagi penggemar yang masih menemukan koleksi bonsainya masih hidup. Cinta lama bersemi kembali.

Itulah bukti nyata kepalsuan cinta para penggemar bonsai yang dimabuk asmara pada daun muda yang terkesan dapat membuat kaya raya mendadak. Itulah bukti nyata bahwa mayoritas penggemar bonsai Indonesia masih berorientasi pada pundi-pundi rupiah dalam berbonsai. Bonsai mayoritas bukanlah berakar pada hobby tetapi berawal dari harapan mereguk untung financial yang besar dengan memilikinya. Sungguh sangat menyedihkan, keluhuran filosofi yang terkandung dalam hobby seni bonsai hanya digantikan dengan lembaran-lembaran uang saja.

Fenomena social ekonomi di atas sungguh membuat penulis malu hati. Menurut pendapat penulis fenomena tersebut disebabkan karena kondisi social ekonomi Indonesia yang kurang makmur dan berkeadilan social yang merata di samping factor konsep pola pikir para penggemar bonsai yang kurang memahami hakikat hobby seni bonsai. Penulis berpendapat bahwa salah satu alternative untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menanamkan pengetahuan, hobby dan kecintaan terhadap seni bonsai pada anak-anak sejak dini dan pada lingkungan keluarga kita.

Mayoritas penggemar bonsai Indonesia saat ini mulai menggeluti dunia seni bonsai paling dini sejak berusia remaja atau bahkan setelah dewasa. Rasa-rasanya penulis belum pernah mengetahui bahwa tokoh bonsai Indonesia saat ini mulai menggelutinya sejak masih anak-anak. Penulis membuat suatu hipotesa bahwa jika dunia seni bonsai dikenalkan dan diajarkan kepada anak-anak sejak dini maka kelak ketika dewasa maka si anak akan menjadi seniman atau orang yang mampu membuat bonsai yang berkualitas tinggi atau setidak-tidaknya menjadi penggemar bonsai yang bonafide.

Hipotesa di atas didasarkan pada sejumlah fakta yang telah kita ketahui bersama bahwa anak-anak merupakan subjek yang paling mudah untuk menerima pengaruh/stimulus tertentu seperti pengetahuan tentang seni bonsai, dengan metode yang benar dan dilakukan secara berkesinambungan maka akan terjadi proses internalisasi terhadap seni bonsai secara optimal. Kemampuan anak-anak untuk menyerap dan merekam ilmu pengetahuan relative lebih baik dari pada orang dewasa atau lanjut usia. Seiring dengan berjalannya waktu maka kemampuan si subjek anak ini akan semakin berkembang sehingga kapasitasnya akan semakin meningkat.

Hobby seni bonsai merupakan sebuah hobby yang hidup dan selalu berkembang. Dari hobby seni bonsai ini maka setiap penggemarnya akan memiliki kualitas kecerdasan emosional yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak mengenal hobby seni sama sekali. Dalam hobby seni bonsai, setiap penggemar akan dilatih untuk percaya kepada kemampuan dirinya sendiri, mau dan mampu menghargai hasil karya orang lain serta memuliakan nama Allah Swt yang telah menciptakan bahan-bahan bonsai secara indah dan menakjubkan. Hal ini juga memicu terjadinya peningkatan kecerdasan spiritual.

Beberapa fakta ilmiah yang diperoleh dari serangkaian penelitian menyatakan bahwa mayoritas orang besar dan sukses di dunia ini bukanlah orang-orang yang dominant memiliki kecerdasan intelektual saja. Akan tetapi mayoritas orang besar dan sukses adalah subjek/orang yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, kecerdasan social dan kecerdasan intelektual.

Upaya-upaya pengenalan hobby seni bonsai pada anak usia dini merupakan upaya proaktif dan investasi jangka panjang terhadap anak di masa yang akan datang. Upaya pengenalan hobby bonsai pada anak usia dini dapat ditempuh dengan beberapa cara seperti mengajak anak dan keluarga ke acara pameran, sarasehan maupun ketika merawat atau membuat bonsai. Pengenalan hobby seni bonsai secara bertahap dan sistematis juga akan membawa dampak yang positif.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa proses belajar yang paling efektif adalah dengan melihat suatu model keteladanan dan melakukan keteladanan itu ditambahi dengan kreativitas pribadi masing-masing. Anak-anak dan keluarga yang sering diajak pada kegiatan-kegiatan hobby seni bonsai dapat dipastikan mengalami proses belajar seni bonsai walaupun secara informal dan kurang termonitor dengan baik. Singkatnya adalah bahwa penulis berpendapat, dunia seni bonsai Indonesia akan maju dengan pesat jika proses belajar seni bonsai diajarkan pada anak dan keluarga sejak usia dini. Anda punya anak dan keluarga? Ayo kita ajak untuk terlibat dalam kegiatan seni bonsai!


Sumber : www.aksisain.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat