Senin, 29 Juli 2013

PENILAIAN PPBI

PEDOMAN PENILAIAN VERSI PPBI


Apa boleh buat, bahwa standar penilaian yang sering berlaku adalah versi Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia ( PPBI ). Hal ini karena memang PPBI yang rajin menyelenggarakan pameran di berbagai tempat, lengkap dengan juri-jurinya yang sudah mendapatkan penataran bagaimana menilai bonsai.



Sesekali memang ada pameran bonsai tanpa menggunakan parameter PPBI, tetapi itu frekuensinya sangat jarang. Sebagaimana dituturkan Wawang Sawala, dalam penilaian bonsai yang diberlakukan oleh PPBI sampai dengan terakhir ini, terdapat 4 (empat) kolom yaitu penampilan, gerak dasar, keserasian dan kematangan. Parameter gerak dasar dan kematangan dapat disebut parameter yang obyektif. Artinya bagaimana cara menilainya dapat dilakukan berdasarkan pedoman yang dapat ditentukan dan disepakati bersama-sama secara teknis.

Sedangkan aspek penampilan dan keserasian dapat disebut parameter subyektif, dimana masing-masing juri atau dewan juri tentu memiliki kemampuan dan wawasan yang berbeda dalam melakukan penilaian. Penilaian berdasarkan aspek subyektif inilah yang menuntut juri atau dewan juri  untuk terus menerus belajar dan mengikuti perkembangan seni rupa. Contohnya, dalam seni rupa sekarang ini sudah tidak relevan lagi mempersoalkan adanya aliran-aliran realis, impresionis, surealis dan sebagainya. Jadi kalau dalam menilai bonsai juri atau dewan juri masih mengikuti adanya aliran-aliran tersebut, tentu sudah ketinggalan zaman. 

Konsekuensi berikutnya, pemahaman terhadap seni bonsai terus berkembang, sehingga juga menuntut juri atau dewan juri atau dewan juri melakukan updating wawasannya itu sendiri. Perlu dipikirkan dan sudah saatnya dilaksanakan penyegaran wacana mengenai bonsai terhadap para juri atau dewan juri itu secara teratur. Sudah saatnya para juri atau dewan juri dan juga kalangan penggemar bonsai pada umumnya, tidak alergi dengan pandangan dari narasumber bidang lain, khususnya seni rupa dan disiplin ilmu lainnya.



Wawang juga menegaskan perlu dilakukan semacam diskusi ilmiah yang intensif dan dilakukan secara berkala mengenai bonsai oleh kalangan juri dan dewan juri atau PPBI sebagai organisasi penggemar bonsai, agar pemahaman mengenai seni bonsai semakin meningkat. Sementara di luar PPBI, belakangan ini justru banyak forum yang melakukan kajian serius dan ilmiah mengenai bonsai, seperti Forum Komunikasi Bonsai, Forum Diskusi Seni Bonsai, Lembaga Kajian Bonsai dan lainnya. PPBI sudah saatnya merespon kesemuanya ini dengan dada lapang dan berprasangka baik, karena kesemuanya itu juga demi kemajuan seni bonsai itu sendiri.

Yang terakhir, pengetahuan teknis saja belum cukup. Diperlukan sikap mental yang baik sebagai seorang juri atau dewan juri untuk mau dan bersikap lapang dada menerima banyak masukan dari berbagai pihak. Juri atau dewan juri tidak dapat mengklaim sebagai pihak yang paling tahu mengenai seni bonsai dan kemudian menutup diri terhadap kritik. Bagaimanapun kritik harus dipahami sebagai bentuk sikap kepedulian terhadap bonsai. Apalagi kalau kemudian juri atau dewan juri langsung merasa alergi menerima masukan dari pihak-pihak lain  hanya semata-mata alasan persoalan belaka. Tentu hal ini tidak sepatutnya dilakukan. Pepatah China mengatakan diatas langit masih ada langit. Mungkin pepatah ini tidak salah manakala kita renungkan sebagai juri atau dewan juri.




Sumber : Agrobis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat