Minggu, 28 Juli 2013

WAWANG SAWALA

PENILAIAN BONSAI HARUS DINAMIS


Bagaimanakah melakukan penilaian terhadap bonsai ?
Para juri yang selama ini berpengalaman  dalam menilai kontes bonsai sudah punya pedoman sendiri. Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa parameter penilaian itu berkembang dinamis, seiring dengan perkembangan bonsai itu sendiri sebagai karya seni. Untuk itu perlu dipahami lebih dulu bagaimana perkembangan pemahaman mengenai bonsai itu sendiri.



Salah satu juri bonsai yang berpengalaman, Wawang Sawala memberikan penjelasan mendasar, bahwa dalam perjalanan panjangnya selama ini pemahaman mengenai bonsai mengalami banyak perubahan sering dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan seni. 
Ketika masa awal bonsai diperkenalkan di Indonesia, waktu itu ada semacam pedoman untuk membuat bonsai yang baik, yaitu harus memiliki susunan cabang sedemikian rupa, arah cabang, besar kecilnya cabang dan ranting serta jaraknya. Aturan ini kemudian dikenal sebagai "pakem bonsai" sehingga bonsai-bonsai yang dibuat berdasarkan pakem tersebut dinyatakan sebagai Bonsai Konvensional.
Terkait dengan aturan iutlah maka yang kemudian berkembang adalah bonsai-bonsai formal. dengan gaya Chokkan, semata-mata agar dapat memenuhi persyaratan sebagaimana yang sudah ditentukan dalam membuat aturan bonsai yang baik tersaebut. Padahal, secara garis besar bonsai memiliki 5 (lima) gaya dasar yaitu Chokkan, Informal, Slanting, Cascade, dan Semi Cascade. Apa yang disebut "pakem bonsai" itu terasa sulit untuk diterapkan dalam gaya selain Chokkan atau Formal. Apalagi, kemudian muncul gaya yang tidak termasuk dalam lima gaya dasar itu, sehingga orang menyebutkan gaya bebas ( free styles ).


Dalam perkembangnnya, kata Wawang, kalangan penggemar bonsai mulai melakukan penggemar bonsai mulai melakukan eksplorasi terkait dengan gaya-gaya bonsai. Mereka ingin keluar dari aturan-aturan yang dianggap membelenggu kreativitas sebagai pebonsai. Mereka menganggap bahwa bonsai adalah juga sebuah karya seni, khususnya seni rupa, sehingga memiliki hak untuk mengekploitasi kreativitas terhadap bonsai sebagai sebuah karya seni.
Kemudian muncullah apa yang disebut-sebut sebagai bonsai Kontemporer, yaitu gaya bonsai yang tidak harus merupakan miniatur pohon besar, bonsai yang sengaja dibuat sedemikian rupa agar nampak indah. Meskipun, penggunaan istilah "kontemporer" itu sendiri masih debatable, karena sulit mencari rumusan kata yang tepat. 



Sumber : Agrobis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat