Rabu, 29 Mei 2013

SENI TARI

STREAMS OF INDONESIA
TRADITIONAL DANCE

"Karya seni -termasuk tari- selalu merupakan cerminan pengamatan, perasaan, serta aspirasi budaya suatu masyarakat"

Dengan lebih dari tiga ratus kelompok etnis yang memiliki keanekaragaman budaya dan tradisi, Indonesia mempunyai sekitar 3000 tarian asli yang tak hanya indah, tapi juga memiliki filosofi mendalam. Keberagaman pun telah diakui dunia internasional. 


Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh serta diperluas melalui kreasi olah seni tinggi. Sebagai alat ekspresi manusia, seni tari memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Tak hanya memancarkan keindahan gerak semata, tapi juga menjadi cerminan filosofi, inovasi, serta kreativitas suatu masyarakat atau bangsa.

Perjalanan Seni Tari Indonesia
Sejarah seni tari Indonesia bermula dari zaman Prasejarah (Masa Neolitikum) sekitar 4000 tahun silam. Saat itu nenek moyang bangsa Indonesia (Austronesia) yang berasal dari Yunnan daerah China Selatan melakukan migrasi dengan perahu bercadik melalui India, Semenanjung Malaya, hingga akhirnya tiba di Kepulauan Indonesia. Bangsa Austronesia yang datang ke Indonesia itu berada dalam kebudayaan Neolitikum dengan ciri kepandaian telah bertempat  tinggal tetap, bersawah, berternak dan bermasyarakat. Dengan kedudukan sebagai petani dan peternak mereka pun memiliki waktu luang untuk berkarya menciptakan kreativitas dalam kehidupan seni - termasuk seni budaya tari.
Namun konsep seni tari mereka jauh berbeda dengan pandangan modern yang kita hayati. Bagi mereka seni gerak tari sebagai bagian upacara ritual dan gerak keagamanaan untuk persembahan, pemujaan, serta meminta perlindungan pada roh-roh suci yang berkuasa. Dari sinilah kita mengenal tari-tarian seperti Tari Perang di Papua oleh suku Dani dan Asmat, Tari Kuda Lumping, Tari Keris, Reog Ponorogo di Pulau Jawa dan Tari Sanghyang Dedari dari Pulau Bali, yang umumnya semua dilakukan dalam kondisi mengalami trance (hilang kesadaran).


Memasuki abad ke-4 masehi sejarah seni tari Indonesia dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Kisal terkenal umat Hindu seperti Ramayana dan Mahabarata menjadi ilham ditanmpilkan dalam pentas seni trai-drama yang disebut Sendratari. Pagelaran Sendratari Jawa Ramayana dipentaskan secara rutin di Candi Prambanan Yogjakarta, sementara sendratari yang bertema sama dalam versi Bali dipentaskan diberbagai Pura di seluruh pulai Bali. Selanjutnya tarian Jawa Wayang Orang mengambil cuplikan pula dari episode Ramayana atau Mahabarata. Begitu pula tari ritual suci Jawa Bedhaya dipercaya berasal dari masa kerajaan Majapahit. Tari ini berasal dari ritual yang dilakukan seorang gadis untuk memuja Dewa-Dewa Hindu seperti Shiwa, Brahma dan Wishnu.


Pengaruh Islam
Seiring masuknya agama Islam ke tanah air, seni tari Indonesia pun kian berkembang luas. Seniman dan penari terus berkreasi dalam filosofi ajaran Islam serta busana yang lebih tertutup sesuai tuntunan Islam. Pergantian ini sangat jelas dalam Tari Persembahan dari Jambi. Penari masih dihiasi perhiasan emas seperti pada masa Hindu-Budha, tetapi pakaiannya lebih tertutup sesuai etika kesopanan berbusana ajaran Islam. Era baru ini membawa gaya baru dalam seni tari. Tari Zapin Melayu dan Tari Saman Aceh menerapkan gaya tari dan musik bernuansa Timur Tengah, dipadukan dengan gaya lokal yang menampilkan generasi baru tarian era Islam. Digunakan pula alat musik khas Ar ab dan Persia, seperti rebana, tambur, dan gendang yang menjadi alat musik utama dalam tarian bernuansa Islam, begitu pula senandung nyanyian pengiring tarian yang mengutip doa-doa Islam.

Tari Rakyat
Diluar sentuhan pengaruh agama Hindu-Budha dan Islam, tarian tradisional Indonesia pun menjadi dinamis sering perkembangan dinamika kehidupan masyarakat. Dari sinilah lahir Tari Rakyat, Tarian yang dikembangkan dan didukung rakyat kebanyakan, baik dipedesaaan maupun diperkotaan. Tari Rakyat Indonesia lebih dinamis, enerjik, dan relatif  lebih bebas dari aturan yang ketat dan disiplin tertentu. Di sisi lain tarian rakyat lebih memperhatikan fungsi hiburan dan fungsi sosial pergaulan dari pada fungsi ritual. Beberapa yang populer yaitu Tari Ronggeng dan Tari Jaipongan Suku Sunda. Keduanya adalah tari pergaulan yang bersifat hiburan. Beberapa tari rakyat tradisional telah dikembangkan menjadi trian masal dengan gerakan sederhana yang tersusun rapi, seperti tari Poco-poco dari Minahasa, Sulawesi Utara dan Sajojo dari Papua.
Perjalanan seni tari tradisional Indonesia terus berkembang dan dilestarikan. Ekpresi gerak dan jiwa yang lahir dari perjalnan sejarah yang panjang, pengalaman serta seni budaya bangsa Indonesia yang luhur terus terpencar dan dikagumi keindahannya tak hanya didalam negeri, tapi juga di luar negeri (mancanegara).


Sumber : TERRASSE ( PERSEMBAHAN EKLUSIF BANK BRI )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat