Senin, 16 Januari 2012

DONGKELAN

Pengalaman memelihara Santigi (Phempis Acidula)


Santigi banyak terdapat di nusantara ini yang tersebar di hampir seluruh Indonesia dan beberapa negara kepulauan tropis di dunia. Dengan habitat awal yang berada di wilayah pesisir, menjadikannya sebagai tanaman yang bisa tumbuh dimana saja, meski dengan perawatan dan perlakuan yang biasa. Kadang ada santigi juga berada di pegunungan yang mempunyai tumbuh berbeda.
Santigi adalah tanaman yang membutuhkan panas dan air serta hembusan angin yang kuat. Apalagi kalau siraman dipakai air laut untuk beberapa saat, tumbuhnya akan maksimal. Perlu diketahui untuk menyiram air laut menurut pengalaman antara 1 sampai dengan 2 kali seminguu.
Untuk media tanam yang digunakan cukup sederhana, yaitu dengan komposisi dominasi pasir Malang dicampur pasir pantai atau jika tidak ada dicampur pasir biasa serta pupuk  kandang terutama kotoran kambing lebih bagus dan juga media yang biasa kita temuin di orang jualan tanaman. Pemilihan media menggunakan pasir memang sengaja diambil, karena dilihat dari habitat asli tanaman ini yang berada di pesisir pantai, sehingga kandungan pasirnya cukup besar. Komposisi media antara pasir pantai atau pasir sungai dengan pasir malang serta media pupuk organik yang kita beli di tempat jualan tanaman sama. Sedangkan pupuk kandang secukupnya.
Secara rutin media tanam harus disiram dan dijaga agar tetap basah. Ini dilakukan untuk menghindari tanaman kekurangan air. Penyiraman yang baik pada pagi hari dan sore hari, kadang-kadang ada temen disiram pada waktu siang juga menghasilkan tanaman yang baik. Yang penting air harus betul-betul lewat dalam pot, tidak terendam disitu. Yang perlu diingat adalah sinar matahari mutlak diperlukan, sehingga disarankan untuk meletakkan tanaman ini di luar ruangan. Bisa dimasukan ke dalam rumah tapi jangan terlalu lama.
Penyakit jadi satu hal yang ditakutkan oleh penghobi bonsai santigi adalah kutu merah dan ulat yang bisa menghabiskan daun serta menyerang batang. Hal ini pada tingkat berat bisa saja mati. Langkah awal yang dilakukan antara lain memisahkan bonsai dengan koleksi lainnya. Ini dilakukan untuk menghindari penularan. Bila hanya satu atau dua tanaman yang terserang sebaiknya dilakukan pembersihan manual tanpa bahan kimia. Caranya harus melihat satu persatu bagian bonsai dan membuang kutu dan ulat. Namun bila serangan hama sudah parah dan menyebar pada koleksi bonsai lainnya, cara terakhir tentu dengan menggunkan pestisida. Jangan lupa untuk menggunakannya sesuai dosis, sebab bila berlebih bisa menyebabkan hama tersebut kebal dan lebih sulit untuk dibasmi.
Kadang santigi juga mengalami mati ranting, ini memang sulit. Sampai sekarang belum menemukan bagaimana caranya agar bonsai kita tetap bertahan. Yang bisa kita lakukan sesuai perawatan diatas tadi, sehingga terhindar dari mati ranting.
Itulah pengalaman saya selama memiliki dan merawat tanaman santigi, mungkin ada pengalaman lain monggo nambahi. (Adit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat