Senin, 14 Oktober 2013

GILA BONSAI MENJELAJAH NUSANTARA CARI YANG EKSOTIS


TUMBUHAN MAHAL : Para penggemar bonsai membongkar dan menanam kembali bonsai sehingga tumbuh lebih indah.
Bonsai, berasal dari tanaman keras tumbuh di alam liar menjulang tinggi, dibuat minim dalam sebuah pot mungil. Bentunya yang eksotik, semakin tua, bahkan pohonnya semakin keropos, semakin mahal harganya. Bonsai sendiri asalnya dari Jepang, berasal dari kata penzai, tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas.


BELASAN orang penggila bonsai berkumpul di Gang Sahabat RT 03 Kelurahan Gunung Samarinda Baru (GSB) Balikpapan Utara. Mereka tampak serius mengamati belasan bonsai yang dipajang di rumah sang tuan rumah, Drs Agus Santoso Map. Belasan bonsai tersebut diamati kesuburan dan bentuknya. Sekiranya bentuknya kurang menarik, dibongkar lagi untuk dibentuk menjadi lebih cantik.

“Kami penggemar bonsai yang bernaung dalam Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI). Beginilah kalau ngumpul, kami membicarakan masalah bonsai. Kebetulan bulan depan mau ada Munas PPBI di Jawa,” ujar Agus Santoso selaku Ketua PPBI Balikpapan, kemarin. Banyak jenis bonsai yang sudah terbentuk eksotis di rumah anggota DPRD Kaltim ini.

Bahkan ada tumbuhan langka, yakni anting putri, jeruk kingkit, siansi, serut, asem, beringin Philipina, sidoburi, sakura dan kembang kertas. Menurut Agus Santoso, berbagai jenis bonsai tersebut hasil dari berburu dengan menjelajah beberapa pulau di nusantara. “Saya pernah bawa dongkelan asam segede pinggang orang dari Jawa. Saya masukin karung, saya bawa pulang,” ujarnya.

Para penggila bonsai selalu tergoda untuk mencari tumbuhan menarik dan langka untuk dijadikan bonsai. “Masuk hutan-hutan sudah biasa dilakukan untuk mencari bonsai yang bagus,” imbuhnya. Nah, dongkelan asam tersebut diperkirakan berusia sekitar 100 tahun. Ditanya mengenai harganya, dia menolak memberikan angka. “Apakah harganya ratusan juta rupiah,” tanya Balikpapan Pos. “Ya jelas ratusan juta.

Tapi ya harganya tak ternilai lah,” ujarnya. Dia menjelaskan, teknik menanam bonsai ada beberapa cara yakni teknik biji, setek, cangkok dan dongkel (mengambil bagian bawah hingga akar). Mengenai tanah dan pemeliharaan? “Tanah biasa saja, yang penting subur. Pupuknya hanya pupuk kotoran kambing,” ungkapnya. Dia mengakui, pohon pinus dan cemara sangat bagus untuk dijadikan bonsai.

Seperti di Jepang, bonsai banyak dari pinus dan cemara yang berusia ratusan tahun. Namun, untuk di Indonesia, khususnya Balikpapan, tidak cocok. Sebab, pinus dan cemara tidak tahan panas, hidupnya di daerah dingin. Ditegaskan lagi oleh Agus, bonsai juga mengandung Yoni seperti benda-benda pusaka keris. Yakni mengandung nilai pesan keluhuran dan budi pekerti dalam hidup ini.

Yakni keserasian, keindahan dan keseimbangan alam semesta. “Jadi cara menanam tidak sembarangan asal tanam. Ada triknya supaya terlihat indah dan berwibawa sehingga tidak bosan dilihat. Kalau dilihat rasanya adem, menimbulkan inspirasi,” pungkasnya.(*)




Sumber  : Balikpapanpos.co.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat