Rabu, 04 September 2013

PIKIRAN HERMANTO LBC CLUB MAGETAN

MENANCAPKAN SANG SAKA MERAH PUTIH

PADA KARYA SENI BONSAI INDONESIA




'The five basic styles of bonsai' adalah sebuah keilmuan tentang seni bonsai yang diinfentarisasi dari perjalanan sejarah dan perkembangannya berdasarkan berbagai kecenderungan dan penggayaan dari seni menanam pohon di atas pot tersebut di negara yang membesarkan namanya, yaitu Jepang. Penggayaan itu telah menjadi 'trade mark' bagi negara matahari terbit itu. Performa bonsai di negara manapun, yang memiliki keserupaan atau dapat diidentifikasi dengan lima gaya dasar itu, tidak salah bila dikaitkan dengan nama Jepang. Begitu pula, segala performa bonsai yang dikaitkan dengan miniatur panorama alam, tidak salah bila tetap dikaitkan dengan 'penjing' yang membawa nama besar Cina.
Keilmuan tentang segala sesuatu, bukanlah hal yang sekonyong-konyong jadi. Dia bukan hasil dari sebuah kalimat 'sim salabim abra kadabra', atau sebuah kemampuan linuwih bernama 'sabda dadi'. Sesungguhnya, dia adalah kesimpulan dari sebuah perjalanan sejarah yang panjang.

Oleh karena itu, mengibarkan bendera merah putih pada sebuah karya seni bonsai, bukanlah sekedar mengolah kata. Menerjemahkan berbagai gaya yang teridentifikasi sebagai gaya yang sudah ada dengan bahasa Inggris, Spanyol, Jawa ataupun Madura. Atau menambahkan pernak-pernik khas Indonesia pada karya seni bonsai kita. Tentu tidak sesederhana itu. Menancapkan sang saka Merah Putih adalah suatu upaya untuk menyatakan sebuah perkembangan baru yang sangat bermakna dari sebuah sejarah perkembangan seni bonsai yang selama berabad-abad di dominasi oleh Jepang. Perkembangan seni bonsai yang sangat bermakna itu, kini terjadi di Indonesia, melampaui jangkauan perkembangan negara-negara lain di dunia.

Sang saka Merah Putih itu, dengan sendirinya akan tertancap dan berkibar pada KARAKTERISTIK dan CITARASA SPECIFIC pada performa seni bonsai Indonesia. Karakteristik dan citarasa spesifik itu, terbangun dari karakteristik dan kapasitas bahan yang hebat dan beragam serta citarasa seni personal dalam penggayaan yang mengisyaratkan kekayaan khasanah budaya dan kejiwaan para senimannya. Dengan demikian, bukan masalah apabila bonsai kita teridentifikasi oleh lima gaya dasar itu. Karakteristik dan citarasa spesifik akan mengantarkan orang di negara manapun akan langsung melihat bendera merah putih berkibar di atasnya bila melihat performa karya seni bonsai Indonesia. Sebab, performa bonsai seperti itu hanya mungkin terlahir dari bahan, citarasa seni, dan tangan-tangan terampil para pebonsai Indonesia. Inilah yang nantinya akan dipelajari oleh para pebonsai lain di seantero dunia.

Ini sekaligus mengisyaratkan bahwa bendera-bendera itu akan berkibar melalui personal image dari para seniman bonsai yang telah berhasil mengekplorasi potensi dirinya secara maksimal untuk menghasilkan karya-karya seni bonsai yang mampu mempertontonkan 'individual style' yang sangat kuat. Di Indonesia, beberapa orang seniman bonsai telah berhasil mencapai tataran itu. Dengan semangat mereka untuk menularkan kemampuan pada pebonsai yang lain, saya yakin keilmuan tentang seni bonsai akan melanjutkan terkembangannya dinegeri ini, dan dengan memohon pertolongan Tuhan, keinginan untuk mengarahkan pandang mata para pebonsai dunia ke Indonesia, benar-benar akan tercapai. Semoga event internasional tahun depan menjadi tonggak sejarah proklamasi seni bonsai Indonesia dan bendera merah putih akan berkibar pada karya seni bonsai di berbagai negara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat