Senin, 03 Februari 2014

BIARLAH BONSAIKU DICURI

"Tanaman bonsai saya hilang" kata pak Musono dalam hati, ketika bonsai itu ditaruh di depan rumah. Beberapa waktu kemudian sudah hilang dari ingatan dan pikiran tentang bonsai yang hilang. Di sebuah kota, tepatnya di Kota Trenggalek ada sebuah pameran bonsai, Pak Musono ikut dalam pameran tersebut. Berjalanlah keliling untuk melihat semua tanaman yang sedang dipamerkan. Mata Pak Musono tertuju pada sebuah tanaman bonsai yang tidak asing baginya. Kemudian didekati tanaman itu. Dalam hati, ini tanaman bonsai saya yang hilang beberapa waktu yang lalu. 

Mencoba bertanya pada panitia, katanya punya orang Trenggalek, dengan semangat Pak Musono karena tidak puas maka mengejar siapa pemilik sebenarnya. Tanaman Bonsai itu merupakan ciri pak Musono, hanya sudut pandang saja yang dirubah. Akhirnya panitia mengaku kalau itu milik orang Kediri, orang bertempat tinggal satu Kota dengan Pak Musono. 

Temen pak Musono yang bernama Pak Budi yang merupakan tokoh Bonsai dari Kediri untuk melaporkan ke pihak kepolisian. Tapi Pak Musono cukup berkata "Biarlah pak, tidak usah dilaporkan, cukup saya tahu siapa yang mencuri hasil karya saya" 


Salah Satu Display Tanaman Bonsai di depan Rumah

Itu tadi sekilas kenangan Pak Musono atau biasa dipanggil Pak No.
Pak No bertempat tinggal di Desa Ngronggo Kediri, sudah sekitar 20 tahun lebih menekuni tanaman bonsai. Mulai seneng dengan tanaman bonsai karena pada dasarnya sudah senang terhadap tanaman, suatu waktu diajak temen untuk mencari bakalan bonsai di daerah Jepara, akhirnya disana tidak boleh tanaman Santigi diambil. Tidak ada rotan, akarpun jadi kata pepatah gitu, daripada pulang dengan tangan hampa, tanaman bakalan bonsai yang kecil-kecil dibeli dari temen-temen Jepara. Tanaman itu dipelihara dan dirawat dengan penuh perhatian. Beberapa waktu kemudian ada yang menawar dengan harga yang cukup tinggi, Pak No kaget dan sejak itu konsentrasi terhadap tanaman bonsai. Sebagai penggemar sekaligus sebagai penjual jika harga cocok.

Pak No adalah pensiunan sebuah perusahaan rokok ternama di kota Kediri. Sekarang konsentrasinya cukup pada tanaman bonsai, sekaligus hobi dan biaya kehidupan sehari-hari.

Dulu, rumah pak No sering sekali untuk kumpul-kumpul para penggemar bonsai yang ada di kota Kediri, sebelum ada PPBI. Mereka berjumlah 60 orang. Sering melakukan komunikasi. Ada sedikit iuran untuk membiayai kegiatan tersebut. Sekarang tinggal kenangan, karena bendahara yang pegang duit telah menyalahgunakan.

Ilmu bonsai  pak No, didapat dari jasa Pak Budi, penggemar bonsai dari Kediri, sering pak Budi membiaya pak No untuk ikut seminar atau semacam workshop di kota-kota antara lain Ponorogo dan Malang. Kadang kala waktu ikut acara tersebut, sampai mengkorbankan kerja di perusahaan, yaitu mengambil cutinya. Atas jas pak Budi, pak No sampai sekarang masih merawat tanaman pak Budi.

Itulah kisah pak Musono, sebagai penggemar dan penjual bonsai yang berasal dari Kota Tahu Kuning Kediri. Orangnya enak diajak diskusi. Monggo jika ada yang di Kediri mampir ke tempat beliau.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat