Jumat, 29 November 2013

BONSAI & PALU KHUSUS BUAT KORUPTOR

1_HAMAM_FRONT
HAMMAM HARIS cidera berat! Sontak puluhan orang yang tengah menggembleng diri dalam Pelatda cabang olahraga beladiri “A” Jawa Timur untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) itu menangis terisak-isak. Kabar buruk ini sama artinya dengan hilangnya satu keeping medali emas dari kontingen PON Jatim.
“Tetapi sudah ah, tidak usah diingat lagi. Malu …,” sambar Hamamam Haris dalam chit-chat denganBursaBonsai.com. Sekadar tambahan –ini anehnya– dia cedera kaki justru saat bertanding dalam sebuah kejuaraan cabang beldiri “B”. Dulu memang masih memungkinkan seorang –misalnya– jagoan kungfu nyamar ikut kejuaraan silat, karate, kempo, tae kwondo atau sebaliknya.
Pemphis Acidula by Hammam Haris
Pemphis Acidula by Hammam Haris
Bagaimanapun, beladiri dan bonsai memang tidak bisa lepas dari biografi hidup Hammam Haris. Lelaki kelahiran Madura ini mulai menekuni bonsai pada 1981, atas pengaruh bapaknya yang juga penggemar berat bonsai di Pamekasan. Setahun kemudian (1982) para kolektor memberinya modal plus meminjami mobil untuk berburu yamadori Santigi (Pemphis Acidula) dan Cemara Udang (Casuarina Equisetifolia).
“Saya masih ingat, waktu itu pak Ismail Saleh sering datang ke rumah mengambil Cemara Udang,” kenang Hammam sambil menambahkan, pada awal tahun 1990-an ketika menjalani masa-masa kuliah, ia berhenti total dari hiruk-pikuk perbonsaian.
Bendahara PPBI (Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia) cabang Yogya ini kemudian memulai lagi hobi bonsainya pada 1994, saat masuk Yogya. Sampai sekarang sudah puluhan bendera (merah/hijau/biru) pernah direbutnya, gelar-gelar bergengsi macam Best Ten, Best in Show, Best in Size juga sudah pernah di raihnya, dari berbagai arena dan level kontes bonsai di tanah air. Tetapi sebagai seniman bonsai, ia merasa berkembang tidak sepesat teman-teman seangkatannya seperti AH Lutfi dll.

Karena orang tua hobi bonsai dan Ismail Saleh (ketika itu Menteri Kehakiman sekaligus tokoh besar bonsai Indonesia) sering datang ke rumah, terus anda bergabung ke Mahkamah Agung (MA)? “Wuakakakakakkk … Ora! Ora! (Bukan bukan!) Saya masuk ke MA justru salah satunya karena beladiri itu,” tangkis Hammam Haris yang kini dinas di Pengadilan Negeri (PN) Bantul, Yogyakarta.
Pemphis Acidula by Hammam Haris
Pemphis Acidula by Hammam Haris
“Selain terikat disiplin dan tugas kantor, saya menggarap bonsai sendiri dengan semau saya sendiri. Hehehehe..,” ujar Hammam Haris yang dalam dua tahun belakangan sibuk mengurangi koleksi bonsainya secara signifikan. Beberapa waktu lalu ia melego 35 yamadori Cemara Udang dan 35 yahadori Santigi-nya di Madura secara borongan, sementara bonsai-bonsai siap kontestnya di Yogya juga menyusut drastis.
Dari ‘bersih-bersih’ koleksi itu, ada yang satu pohon (Cemara Udang) terjual Rp 35 juta, dibeli kolektor asal Yogya. Ada pula satu pohon Santigi terjual Rp 65 juta, dibeli oleh seorang kolektor asal Surabaya.
Itu semua Hammam Haris lakukan karena tengah sibuk berusaha menaikkan jenjang pendidikannya dengan mengikuti studi khusus, yang berkaitan dengan masa depan karirnya di MA, berkaitan pula dengan obsesinya ‘merebut palu’ khusus untuk memvonis para koruptor.
“Koleksi saya di Yogya sekarang tinggal sedikit dan jelek-jelek. Di Madura saya mulai budidaya Cemara Udang, tiga tahun lagi setelah cita-cita saya menjadi ….. (ia minta dirahasiakan) tercapai, mungkin baru bisa dinikmati,” tegas Hammam mengunci pembicaraan.



Sumber : bursabonsai.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat