Minggu, 17 November 2013

PENGGALI BAHAN BONSAI BANGILAN TUBAN

Rumah cukup sederhana. Ketika akan kesana menuju saja pasar Bangilan, sebelum ada pertigaan dan dipertigaan ada petunjuk Dsn Karang Tengah. Disitulah rumah sederhana Mas Budi Handoko sebagai penggali bahan bonsai. Banyak tanaman bakalan dihalaman rumah. Kayaknya Mas Budi barusan pindah rumah. Karena rumah lama adalah kontrakan dan sekarang rumah sendiri, ini hasil dari hutan untuk mencari bakalan bonsai.

Mas Budi Handoko lagi sibuk dengan dongkelan.

Bangilan memang sebuah kecamatan yang ditempuh perjalanan dari kota Tuban sekitar 40 Km atau sekitar 1 jam perjalanan. Jika lewat nglirip air terjun yang ada di Tuban, asyik sekali. Melawati hutan yang cukup rimbun. Banyak pohon jati jalan ke arah sana. Dan agak berkelok-kelok.

Mas Budi sebetulnya sudah seneng bonsai ketika masih di sekolah dasar dan waktu itu mengembala sapi, tertarik dengan tanaman. Pada tahun 2000 diajak temen  melihat tanaman bonsai kok bagus sekali. Sehingga Mas Budi tertarik tanaman itu, dan banyak bertanya tentang tanaman bonsai. Mulai dari awal bagaimana sampai akhirnya. Pria kelahiran Rengel Tuban 33 Tahun lalu. Yang sekarang menjadi seorang Guru di Aliyah Bangilan. Sedangkan waktu disela-sela dia mesti ke hutan untuk mencari bahan bonsai.

Pada tahun 2007 Mas Budi berhenti menjadi pencari bahan bonsai. Mulai lagi pada tahun 2012, karena diajak temen dekat. Dan sampai sekarang masih menekuni profesi itu. Awal tahun 2012 mulai menggali mencari bahan lagi. Ternyata pasar kurang bisa menyerap. Sehingga mulai sedikit keputusasaan. Dengan semangat yang ada dan akhirnya kenal dunia maya, sehingga dunia maya inilah yang membantu terjualnya bahan bonsai dia. Pesanan awal datang dari kota Makasar dan Medan. Pesanan dari Medan adalah tanaman pohon Klampis atau Arabica sedangkan dari Makasar tanaman pohon Kawista. Mas Budi juga sempat bingung "bagaimana mengirim tanaman itu kedua daerah tersebut"  padahal uang transfer dari pembeli sudah diterima. Kemudian ada saudara yang kasih tahu, sehingga dia pergi ke daerah Bandara Juanda  untuk memaketkan tanaman tersebut. Denga naik motor dari Bangilan Tuban ke Bandara Juanda Surabaya. Dikira persoalan sudah selesai. Ditengah jalan nomor paket salah, sehingga perlu tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan sekarang semua lancar-lancar saja.

Tanaman yang ada sekarang antara lain Gulogumantung dan Serut. karena hutan masih menyimpan tanaman seperti itu. Sulit cari bahan yang bagus. Karena pembeli menuntut bahan yang bagus dan harga agak miring.
Inilah tantangan Mas Budi ke depan. Dan pasaing juga banyak.

Semoga bisnis Mas Budi berjalan lancar. Aamiin.



Budi Handoko
No HP : +6281949788321

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat