Sabtu, 25 Januari 2014

Budidaya Tanaman Bonsai Buah dan Bonsai Bunga

Ayu Pemilik Bisnis Bonsai Buah dan Bunga
Pada dasarnya, tanaman bonsai bukan budaya Indonesia. Asal usulnya memang dari China, kemudian dikembangkan di Jepang. Tapi ternyata di Indonesia, khususnya di Jambi banyak masyarakat yang menggemari tanaman ini. Bahkan, saat ini banyak warga Kota Jambi yang menggeluti bisnis bonsai, dengan memperoleh omzet yang besar.
Dengan adanya peminat dari masyarakat itulah Ayu (32) bersama dengan suaminya Iskandar membuka usaha bonsai. Ayu memulai usaha ini sejak tahun 2007. Ayu menceritakan bahwa awal mula membuka usaha ini adalah di mana kegiatan suaminya adalah guru, kemudian usaha bonsai ini hanya sekedar sampingan.
“Tapi sebenarnya dulu belum ada niat untuk membuka usaha bonsai ini, karena dulu suami saya selain menjadi guru juga menjadi penjual gorengan, kemudian setelah mendapatkan modal, saya dan suami membuka bonsai ini,” ungkap Ayu kepada Harian Jambi tadi pagi.
Ayu menambahkan bahwa suaminya memang sudah mempunyai bakat di bidang tanaman. Karena suaminya dulu kuliah di Medan, dan di Medan itu merupakan salah satu lokasi pembuatan Bonsai yang bagus. Jadi karena hal itulah Ayu dan Iskandar akhirnya menggeluti usaha bonsai.
Ketika pertama kali usaha bonsai ini dibuka, yang disediakan hanya tanaman buah. Buah yang disediakan juga bermacam-macam. Bahkan dulu ada beberapa masyarakat Jambi yang meyakini bahwa tanaman buah seperti kelengkeng tidak dapat dikembangkan di daerah Jambi, setelah dicoba oleh Iskandar, ternyata tanaman kelengkeng bisa hidup dan berbuah juga di Jambi. Setelah usaha bonsai buah tersebut berkembang, ternyata banyak juga permintaan dari pelanggan untuk membuat taman, mulai dari situlah di sediakan juga bonsai bunga.
“Alhamdulillah saat ini bonsai saya menjadi langganan di rumah sakit Baiturrahim selain itu juga mendapatkan pesanan dari bupati Bangko, kemudian juga pesanan dari gubernur Jambi untuk salah satu rumahnya,” ujar Ayu.
Selain juga dari berbagai daerah, seperti dari Kuala Tungkal, Kerinci, kemudian juga di kator Dinas Sosial, pesanan untuk acara mtq, dan juga pernah dari Palembang. Dalam hal ini, tanaman bonsai yang bisa dikembangkan di Jambi, maka Ayu kembangkan sendiri tapi jika memang tidak bisa maka untuk pengambilan tanamannya Ayu order dari Medan dan Badung. Untuk harganya di mulai dari harga Rp 5.000 sampai dengan Rp 3.5 juta. Harga yang berkisar jutaan tersebut adalah tanaman bonsai jambu Jamaica dan kelengkeng. Untuk perbulannya omzet Ayu bisa mencapai Rp 50 juta.
Selain itu, Ayu juga menjelaskan tata cara penanaman, perawatan dan juga pemilihan tanaman untuk di tempat teduh dan panas. Untuk tanaman tempat teduh, Ayu memberikan atap jaring di atasnya, jadi walaupun teduh tapi masih terkena cahaya matahari, bukan terkena panas. Dalam jangka pertiga bulan, tanaman tersebut harus dipupuk dengan menggunakan kompos.
Menurut Ayu, setelah penanaman, tanaman bonsai harus terlindung dari sinar matahari, hujan dan angin. Kemudia kelembapan tanah dalam pot juga perlu dijaga jangan sampai tanah dalam pot kering. Pemberian sinar matahari dilakukan setelah dua minggu tanaman tersebut ditanam. Pada tahap pertama pemberian sinar matahari cukup 1-2 jam saja. Kemudian secara tahap dapat diperpanjang. Jenis pemeliharaan yang lain adalah membentuk tanaman agar lebih indah, artistik dan alamiah.
Kemudia kalau untuk tanaman baru, juga disarankan agar melakukan pengurangan daun untuk mencegah penguapan. Peletakan batang sedemikian rupa, yang kokoh, agar tidak goyang. Penyiraman tidak usah dilakukan selama medianya sudah lembab, cukup dikerudungi saja. Kalau sudah tidak ada pengembunan, baru disiram. Tapi kalau untuk soal penyiraman, bisa dilakukan pagi dengan sore. Tergantung cuaca, udara dan sebagainya.
“Untuk menjadi pengusaha seperti ini memang harus bisa teliti dan telaten, karena perwatannya memang membutuhkan waktu yang ekstra. Apalagi seperti punya saya ini, karena banyaknya tanaman, terkadang sampai dak terpegang,” ujar ibu satu anak ini.
Meskipun begitu, Ayu tetap ingin mengembangkan bahkan juga membuka cabang yang baru, tapi bukan untuk saat ini, karena saat ini Ayu baru saja melahirkan, sedangkan suaminya sibuk dengan kegiatannya sebagai guru di SLTP 22 Kota Jambi.


Sumber : HARIANJAMBI.COM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Jika Anda memberikan saran dan pendapat